Double up yee!
Hai vote keberapa kalian? Maaf kalau chapter sebelumnya pendek ya soalnya kalau panjang-panjang aku upnya takutnya cepet tamat huhu maaf ya.
Vote jangan tidak arra?! Vote 200, komen 120 dan followers wattpad tembus 900 aku up besok!
Go go go yg belum follow akun wattpadku harap di follow ya.
Happy reading ❤️💜
••••
"Kita langsung menikah saja."
Sumpah rasanya jantung Seokjin mau jatuh ke dasar lambung saking kagetnya dengan penuturan tiba-tiba dari gadis itu. Sungguh gadis gila!
"Benarkah!?"
"Iya."
"Kapan?"
"Beberapa tahun lagi."
Perasaan Yang semulanya senang seketika membuat Seokjin menjadi tidak bernafsu, gadis itu benar-benar keparat!
"Menyebalkan sekali sih kau ini!" Seokjin Yang nampak sudah sebal dengan ucapan Jisoo pun memilih bangkit dan masuk ke minimarket lagi. Kelihatannya dia mau membeli samyang atau ramyeon.
Tapi jujur saja Jisoo cukup terhibur akan keberadaan Seokjin di hidupnya, Seokjin kadang menyebalkan tapi dia juga cukup menolong Jisoo Yang hidup sendiri di Korea karena orang tuanya Yang pindah bekerja di Eropa.
"Ini aku bawa dua cup kalau kau mau menambah lagi jika tidak aku Yang habiskan." Jisoo menatap takjub ke arah lelaki di depannya ini, perutnya tidak melar apa?
"Apa kau tidak sakit perut? Itu sangat pedas." Komentar Jisoo cepat sambil memperlihatkan wajah takutnya, apa lagi saus pedas Yang membalut mie itu cukup merah dan sangat banyak, pasti rasanya sangat pedas.
"Lambungku sudah terbiasa, sudah kalau kau selesai makan sana cuci tangan agar kita bisa kembali ke kampus. Pekerjaanku masih banyak, Appa ku mau aku naik jabatan menjadi Ceo Kim group tahun ini agar dia bisa fokus menjalankan pekerjaannya sebagai rektor di kampus dan mengurus SMA milik keluarga." Mendengar perkataan Seokjin Jisoo sontak menatapnya heran.
"SMA Sofa tempat aku sekolah dulu milik keluargamu juga?" Seokjin lantas mengangguk. SMA Sofa merupakan SMA terpandang di Seoul dan banyak sekali anak-anak lulusan sana menjadi idol K-Pop mau pun pekerjaan keren lainnya seperti artis, dokter, pilot, guru dan masih banyak lagi. SMA itu dulunya milik kakeknya Seokjin dan sudah di urus oleh Daesung. Jadi sang ayah memiliki banyak tugas, selain jadi rektor kampus dia juga menjadi direktur sekolah.
Kalau bisnis keluarga Kim Group itu adalah kepunyaan keluarga ibunya Yang merupakan anak tunggal. Sepeninggalan sang istri, Daesung terpaksa mengurus bisnis istrinya dan mempertahankan saham agar tidak turun. Dan sebulan kemudian sepertinya Daesung bisa bernafas lega karena Seokjin akan naik ke posisi Ceo di perusahaan ibunya. Bebannya berkurang satu, syukurlah Seokjin mau mengganti posisinya.
"Jadi kau akan menjadi bapak Ceo?" Tanya Jisoo girang. Melihat perawakan badan Seokjin Yang keren membuat dia berpikir lelaki ini akan cocok menjadi Ceo.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
Fiksi PenggemarSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...