Gercep banget ya kelan kalau next chapter bakalan NC -,-
Tapi gue suka karena tiap up selalu bertarget kini jadi banyak yg vote wkwk :D
Jan lupa kalian yang baru vote di mohon vote chapter dari chapter awal sampe akhir titik!Oke target berikutnya 200 vote ya sama 150 komen! Ayo ayo ayo aku percaya sama kalian!
••••
"Ayo kita pindah ke kamar."
Tubuh Jisoo seakan membatu setelah mendengar penuturan Seokjin. Dia menatap Seokjin dan nampak mata lelaki itu yang memandangnya dengan tatapan teduh dan sayu seakan benar-benar rindu akan dirinya.
"Tapi pestanya?"
Pertanyaan yang Jisoo lontarkan tidak di gubris oleh Seokjin dan dengan kurang ajarnya bibir lelaki itu kembali membungkam bibir mungilnya.
Jisoo seakan ingin limbung, seolah paham Seokjin lantas menahan pundak Jisoo dan tangan gadis itu pun bertengker mesrah pada leher prianya. Jisoo sudah terhanyut akan ciuman itu.
Decapan terdengar mengudara dan untungnya balkon itu agak jauh dari area pesta sehingga tidak ada yang melihat dan mendengar aktifitas liar mereka.
Seokjin menjauhkan bibirnya namun tidak menjauhkan wajahnya dari wajah gadisnya bahkan hidung mancung kedua insan itu menyatu. Nafas Seokjin dan Jisoo bersahutan dan membuat keadaan makin panas, beberapa detik kemudian Seokjin menyatukan lagi bibirnya dengan ranum Jisoo. Mengecap, menggigit, dan lidahnya bermain manja di dalam sana sampai-sampai air liur kedua saling menetes menuruni mulut.
Jisoo kaget saat tangan kekar Seokjin sekarang menelusup ke bawah dress yang dia kenakan bahkan di bawah sana dapat Jisoo rasakan sesuatu yang menegang di balik celana Seokjin tengah menusuk perutnya.
Jisoo mendorong pundak Seokjin dan membuat pria itu terdorong. Matanya kembali menjadi meneduh seakan memelas, tapi itu sangat tidak cocok dengan image brengsek Seokjin
"Kalau kau memang tidak mau ya sudah aku tidak akan memaksa."
What?!
Jisoo mengumpat di dalam hatinya, pria ini sengaja ingin mempermainkannya ya?! Padahal kebiasaanya selalu saja seenaknya tapi kenapa sekarang harus meminta izin dulu.
Lupakan harga diri dan rasa gengsi, Jisoo sudah terlalu rindu juga dengan sisi bajingan pria ini. Jisoo pun menarik dasi yang Seokjin kenakan dan menciumnya duluan. Mata Seokjin membola saat mendapat serangan dari Jisoo apa lagi tangan gadis itu menuntun tangannya untuk mereka dadanya.
Dengan tenaga dominalnya Seokjin pun mendorong Jisoo dan menatapnya dengan seringai.
"Kau yang duluan menyerang, itu artinya kau yang meminta."
****
Sekarang kedua orang itu tengah berada di mobil Seokjin yang terparkir di belakang gedung. Parkiran nampak sepi dan tidak ada orang dan kedua orang itu nampak saling berdecapan dan mencium satu sama lain.
Jisoo sudah kelewatan terbawa suasana sampai kemeja Seokjin sudah terbuka seluruhnya dan bahu Seokjin sudah penuh akan tanda merah akibat gigitan Jisoo.
"Ahh kau sudah lihai rupanya." Seokjin mendesah samar sedangkan di bawah sana Jisoo tengah asik mengigit leher Seokjin.
"Bagaimana kalau kita ke rumahku saja? Nanti ada yang lihat, aku akan bawa mobilnya dengan cepat agar kita bisa selesaikan semuanya di ranjang."

KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
FanfictionSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...