10 | Same

8.2K 491 60
                                        

"Bae Irene? Ada apa?"

Bae Irene mencengkram kuat tangan Jisoo dan kelihatannya dilanda rasa takut yang amat sangat.

"Jisoo kau teman Suho bukan?" Irene bertanya dengan tertahi berharap dia tidak salah bertanya sedangkan yang ditanya malah tertohok dan jantungnya mendadak bergerak cepat saat nama Suho di sebutkan.

Jisoo lantas mengangguk dan Irene pun menerbitkan sebuah senyuman manis yang mematikan. Jika saja Jisoo adalah laki-laki sudah pasti dia akan mimisan melihat Irene tersenyum begitu tapi sayangnya bukannya mimisan Jisoo malah iri dengan senyuman manis bak gula milik Irene.

"Begini, belakang ini Suho selalu mendekatiku." Oke Jisoo tahu jika Suho memang seagresif  itu saat mendekati seorang yang dia sukai.

"Dan aku jadinya sangat malu." Tunggu!  Jisoo memagut jempolnya sendiri merasakan ada perasaan Irene yang aneh di sini.

"Karena  aku yang terlalu malu-malu dan tidak kuat  meladeni tingkah manisnya sekarang dia menjauh dariku." Curhatnya lagi. Sekarang Jisoo menemukan  titik terangnya, tinggal dia saja yang bertanya.

"Kau suka Suho?" Dan jantung Jisoo rasanya jatuh ke lambung saat Irene  malah menganggukan kepala bahkan Daniel dan Jihyo saja tidak bisa berkata-kata lagi di belakang sana.

"Aku suka dia, tapi saat dia mendekatiku entah kenapa aku seperti batu dan tidak bisa berbuat apa-apa. Wajahku jadi merah saat berhadapan dengannya dan aku jadinya seperti batu yang di cat jadi merah." Jisoo lantas terkekeh pelan. Wah ternyata walau hatinya begitu sakit mendengar cerita dari Irene dia tetap bisa tertawa saat mendengar cerita sudut padang Irenenya sendiri.

Bagaimana tidak?  Kisah cinta mereka melebihi kisah cinta Naruto dan Hinata dimana Naruto yang tidak peka-peka sedangkan Hinata yang malu-malu. Tapi ini beda, Suho di sini sudah suka dengan Irene namun perlakuannya terbilang berlebihan sehingga menimbulkan gejolak di diri Irene dan rasa gugup yang amat sangat.

"Aku beri kau satu saran Irene-ah, jika laki-laki seperti itu berperilaku padamu jangan kau jauhi tapi bersikaplah percaya diri, aku yakin Suho juga suka padamu tapin sekarang malah memilih jual mahal." Jisoo lantas meneguh salivanya. Apa yang dia lakukan? Ingin menyatukan Suho dan Irene? Apakah hatinya sudah siap untuk melepaskan Suho?

"Tapi aku gugup. Aku suka Suho, aku mohon bantu aku." Jelasnya lagi sambil meremas tangannya sendiri.

Saat Irene meremas tangannya saat itu pula Jisoo melihat Suho yang berjalan bersama temannya Kyungsoo. Jisoo lantas memanggil lantang nama Suho.

"Suho-ya! Kemarilah." Panggil Jisoo keras.

Suho pun mendongak dan berjalan ke arah Jisoo setelah berpamitan dengan Kyungsoo.

Suho lantas  memicingkan matanya, merasa tak asing dengan perempuan yang membelakanginya, terlihat seperti perempuan yang dia suka.

"Oh kebetulan sekali Suho ada di sini. Irene ingin mencari buku untuk tugas mata kuliahnya, kalian satu jurusan bukan? Jurusan bisnis, bantu dia mencari buku itu Suho." Jisoo jelas mendukung dan mencoba menyatukan Irene dan Suho, entahlah tapi kelihatannya dia sudah tak waras.

Samar-sama dari belakang Jihyo menarik kerah kemeja kotak-kotak Jisoo dan mendekatkan bibirnya pada telinga Jisoo, berbisik lirih. "Kau terbentur apa Jisoo-ya?" Jisoo lantas menggeleng dan memamerkan senyum pada Jihyo.

"Benarkah?" Suho lantas tersenyum kaku, berusaha menghapus rasa minat pada wajahnya. Sedangkan Irene kembali membatu dengan wajah kelewatan merah. Jisoo lantas mencoba tidak tertawa dan menyenggol lengan Irene sebagai kode.

"Iya, kau bisa temani kan? Aku tidak tahu banyak soal jurusan kalian." Jisoo lantas mengedipkan matanya juga sebagai bentuk kode pada Suho. Lelaki dengan kulit kelewatan putih itu sendiri memekik girang didalam hati.

THE SCENT (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang