"Ahhh faster--ngehh"
Malam pertama untuk seorang Kim Jisoo dan Kim Seokjin tentu saja bermain sepuasnya di atas ranjang.
Dari atas Seokjin nampak terus memompa dan menggerakan pinggulnya sehingga menimbulkan suara decitan ranjang serta suara tubuh yang saling berdecit. Di bawah sana Jisoo hanya mampu memejamkan matanya sambil mendesah berat dan meremas surai sang pria.
"Shhss kau menyiksaku brengsek! Kenapa pelan sekali?!" Jisoo hanya mampu mengerang tanda kesal saat Seokjin menggerakan pinggulnya teramat pelan saat Jisoo sudah akan sampai.
Lelaki itu lantas terkekeh dan lantas menggerakan pinggulnya makin serampang. Hal itu tentu membuat Jisoo ikut terhentak dan mendesah berat. "Kau ingin permainan kasar hmm? Baik mari kita lakukan."
Seokjin mengangkat sebelah kaki Jisoo dan masuk lebih dalam, Jisoo tentu mengejang tiba-tiba saat Seokjin memasukinya lebih dalam dan menghentakkan pinggulnya terlewat kasar
"Oowh lebih dalam aakhh ya di sit...ngehh--"
Bukannya kesakitan karena Seokjin masuk lebih dalam Jisoo malah mendesah berat dan menginginkan lebih apa lagi saat Seokjin sudah menemukan titik nyaman pada pusat tubuh Jisoo.
"Di sini hmm?" tanya Seokjin dengan tawa menggoda dan menumbu titik tubuh Jisoo berulang kali. Jisoo hanya mengangguk lemah sambil mendesah berat.
"Ahhh sedikit lagi! Tahan sebentar Soo!" teriak Seokjin memenuhi runggu namun sepertinya Jisoo tidak dapat menahannya dan melakukan pelepasan sebelum Seokjin.
"Sial." umpat Seokjin kesal. Lelaki itu lantas membalikan badan Jisoo dan berniat masuk dari belakang. Jisoo hanya memejamkan matanya sambil meringgis saat Seokjin mulai bertamu dengan cepatnya. Tangan mungilnya hanya mampu meremas bantal sambil menggigit bibir sendiri.
Seokjin akhirnya masuk sepenuhnya. Dia lantas kembali menghujami Jisoo dengan hentakan-hentakan kasar sambil mencium bahu sang gadis dan meremas dada Jisoo sambil memeluknya dari belakang.
"Ahh ahh ahh" Desahan Jisoo pun tidak dapat tertahankan saat Seokjin berhasil menemukan titik nikmatnya, titik tubuhnya.
"Ngeh hhhh kau masih saja sempit sayang." Seokjin berbisik seduktif sambil mencium punggung sang gadis sementara Jisoo hanya mampu mendesah nikmat. Matanya sudah sayu saat ini dan tubuhnya terasa sangat ringan, seolah titik nikmatnya sedang di manjakan saat ini.
"Seokk-hmm"
"Kau sudah mau sampai lagi hmm? Ahh hhhh."
Dan tadi adalah ledakan paling nikmat dari semua ledakan intim keduanya. Desahan mereka berdua lahir dan terdengar serak.
"Kau lelah? Aku mau lagi."
Jisoo sontak membulatkan matanya. Dia menggeleng, tentu Jisoo sudah sangat kelelahan.
Tapi setelah sekian lama ini merupakan aktifitas ranjang mereka untuk pertama kalinya setelah insiden kekuatan itu.
Saat Jisoo terbangun dari koma di rumah sakit tentu saja Seokjin belum bisa menyentuh gadisnya dan hal itu sangat menyiksa. Wajar saja jika lelaki itu bermain kasar saat ini, dia tengah melepas rindu.
"Ayolah ya? Aku mau lagi." Jisoo tidak menjawab. Dia terlalu kelelahan untuk membuka mulut.
Tanpa ancang-ancang apa pun Seokjin lantas mengangkat tubuh ringan Jisoo dan mendudukannya di atas pahanya.
"Kemari, berpangku saja di pahaku, kau cukup diam dan biarkan aku menggerakan pinggulmu." Jisoo kembali pasrah Saat Seokjin sudah mendudukannya pada paha lebar Seokjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
Hayran KurguSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...