Hallo buat yg baca ini semoga kalian mau follow akun aku ya. Kalau yg follow akun aku banyak aku bakalan lebih semangat nulisnya. Kalau nggak mungkin aja story ini cmn berakhir di chapter 30 tapi kalau followers aku udh banyak aku akan tamatin di chapter 50. Aku nggak main2 sama perkataan loh, kalau followersku bisa tembus 1000 aku bakalan rajin up dan tamatin di chapter 50. Jangan lupa akun instagram juga ya, linknya di bio.
○●○●
Semakin hari Jisoo semakin mahir mengendalikan kekuatannya dan Seokjin makin mahir bercinta, bukan maksudnya dia sudah mampu mengendalikan nafsunya. Setiap kali dia bersetubu bersama Jisoo dia sudah tidak di kendalikan kekuatannya lagi, Seokjin suka itu.
Tidak terasa sudah satu tahuh semenjak kedua orang tuanya pindah ke Eropa. Mereka tidak pernah pulang ke Korea karena sibuk akan bisnis di sana di tambah lagi Namjoon yang mendadak menjadi chef terbaik di Eropa, prestasi gemilang memang.
Jisoo memasuki semester delapan di dunia perkuliahan, dia dan teman-temannya sudah pusing sekali karena sedikit lagi mereka akan menjalani skripsi lalu tebak siapa yang menjadi dosen pembimbing Jisoo? Ya siapa lagi jika bukan Seokjin.
Lihatlah apa yang mereka lakukan sekarang, apa lagi jika bukan belajar. Mereka tidak sempat belajar untuk mengendalikan kekuatan lagi saking sibuknya akan skripsi Jisoo.
"Jisoo." Panggil Seokjin sambil menatap Jisoo.
"Hmm."
"Kalau sehabis wisudah kau akan pergi ke Eropa?" Tanya Seokjin dengan wajah terlewat memelas.
"Mungkin." Jawab Jisoo dingin. Kelihatannya judesnya Jisoo tidak akan pernah hilang.
"Kenapa mungkin?" Seokjin mengamati Jisoo teramat dalam untuk menyelidiki ucapan gadis ini tadi.
"Oke berhenti menggodaku." Jisoo yang malas di amati begitu lantas memalingkan wajahnya.
Pria itu mendekat dan membuat Jisoo tidak fokus mengetik namun dia mencoba untuk tenang.
"Hentikan, nanti materi skripsiku tidak selesai." Tangan Jisoo bergerak membuat Seokjin menjauh.
"Pertanyaannyaku belum kau jawab."
"Oke! Karena kau puas?" Jisoo lantas menutup laptopnya dan pergi keluar dari ruangan Seokjin, wajahnya terlalu merah di depan Seokjin. Jisoo tidak mau predikat judesnya menghilang begitu saja.
Tapi sebelum Jisoo menyentuh gagang pintu tangan kekar Seokjin mencegahnya terlebih dahulu dan menyudutkan Jisoo.
"Demi aku?" Tanya Seokjin untuk kesekian kalinya. Jisoo hanya menganggukan kepala sambil memalingkan wajahnya, dia sangat malu.
Kelihatannya Jisoo sudah luluh dan Seokjin sudah berada didalam hatinya saat ini menggantikan Suho di dalam sana.
Satu tahun ini pula di habiskan oleh pasangan ini dengan banyak kegiatan sex bahkan Jisoo merasa takut jika nanti orang tuanya tahu. Tapi walau mereka berdua sudah bercinta berkali-kali Jisoo sama sekali tidak hamil, tidak ada tanda kehamilan di sana bahkan kemarin adalah hari terakhirnya datang bulan. Seokjin benar-benar seorang yang brengsek tapi beruntung karena belum menghamili anak gadis orang. Walau sebenarnya Seokjin sudah dua kali bermain dengan tidak sengaja mengeluarkan spremanya di dalam tapi untungnya Jisoo tidak hamil.
Lambat laun juga perasaan cinta tumbuh di dalam diri Jisoo, dia sudah menaruh suka pada Seokjin sekarang. Mungkin.
Tapi dia merasa tidak suka saat ada si Sana dan Seulgi yang datang menggoda Seokjin atau saat mereka pergi berdua, Seokjin menjadi pusat perhatian dan banyak yang mencuri pandang padanya, Jisoo benci ini tapi dia mengakuinya, dia cemburu walau pun gengsi untuk mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
FanfictionSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...