Hai kaget gak nih? Haha mau cepet tamat makanya aku up lagi.
Vote dan komen ya. Jangan lupa follow akun wattpadku dikit lagi 1k followers hiyah makasih.
2000 work lebih awas muntah
Happy reading 💜❤️
****
"Hiks hiks"
Suara tangisan wanita terdengar menggema di kamar mandi, Jisoo menangis sesenggukan di dalam sana sambil melihat warna ungu yang mengelilingi tubuhnya.
"Seokjin, aku merindukanmu." katanya di sela tangisan.
Sana membawa Jinyoung di hadapannya dan bicara tentang hidup dan mati Seokjin. Apa lagi Jisoo sudah membaca buku penelitian Seokjin.
Tidak ada obat untuk kekuatannya ini, warna ungu ini akan menyerap energi kehidupan Seokjin dan dia jadi dari pada Seokjin juga meninggal karena kekuatannya yang tidak terkendali lebih baik dia sendiri saja yang pergi jauh dari kehidupan Seokjin.
Jisoo melirik ke arah test pack yang baru dia ujikan. Garis dua tertera di sana yang artinya Jisoo saat ini tengah hamil.
Beberapa hari ini Jisoo memang mengalami mual dan kepala pusing. Dia memeriksa ke dokter pagi tadi sebelum ke kantor mengunjungi Seokjin dan kata dokter Jisoo positif hamil dan usia kandungan sudah hampir satu bulan. Tentu saja hal itu membuat Jisoo syok bukan main, Jisoo ingat terakhir kali bermain bersama Seokjin saat mandi bersama di rumah Seokjin, Jisoo ingat sekali kalau lelaki itu tidak menggunakan pengaman dan bermain cukup bruntal.
"Maafkan Mama sayang Mama tidak bisa melindungimu karena umur Mama tidak akan panjang." Jisoo bicara dengan perut rasanya sembari menangis hebat.
Setelahnya Jisoo pun berjalan ke arah kamarnya dan mengambil koper serta mengemasi baju dan barang penting lainnya. Jisoo juga mengambil sercarcik kertas dan menuliskan sesuatu di sana
Untuk si brengsek Seokjin
Maafkan aku karena aku harus pergi dari kehidupanmu, aku tidak kuat melihat kau berciuman dengan perempuan lain dan aku mohon jangan cari aku Seokjin. Hubungan kita sudah selesai, aku akan pergi jauh dari kehidupanmu dan juga dari keluargaku. Terima kasih karena kau begitu amat mencintaiku dengan tulus. Aku sayang padamu.
Air mata Jisoo lantas kembali turun saat melipat kertas yang sudah dia tulis dan Jisoo pun meninggalkan surat itu di atas nakas tempat tidur.
Dengan cepatnya Jisoo memakai mantel tebalnya dan sepatu coklatnya lalu pergi begitu saja dari dalam rumah. Jisoo juga menelpon seseorang dan selang sepuluh menit kemudian mobil hitam mengkilap sudah sampai di depan pagar rumah Jisoo.
Jisoo lantas masuk ke dalam mobil dan duduk di kuris depan dekat si pengemudi, Jisoo melirik sekilas sang pengemudi yang mimik wajahnya sudah sangat khawatir.
"Jinyoung bawa aku pergi jauh dari sini."
****
Seokjin sedari tadi sangat kesal karena buku penelitiannya hilang begitu saja di tambah lagi nomor telpon Jisoo dari semalam tidak aktif. Lelaki itu pun berinisiatif untuk datang ke rumah Jisoo.
Kode pintu sudah di bobol dan Seokjin masuk begitu saja dengan tampilan kusutnya.
"Kim Jisoo kau dimana? Kenapa tidak menjawab panggilanku?" Seokjin meneriaki nama lengkap Jisoo sambil membuka pintu demi pintu di dalam rumah bahkan pintu kamar mandi pun dia buka namun tetap saja tidak ada siapa siapa di dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SCENT (JinSoo)
FanficSetiap hari kita tidak lepas dari aroma, aroma adonan kue yang baru keluar open, aroma rumput yang baru saja di potong, aroma buku baru yang ada di toko buku atau perpustakaan, bahkan aroma bau sampah yang baru dibuang. Jisoo, mahasiswa tataboga ata...