05 | Regret

13.7K 539 20
                                        

"Ugghh." Jisoo mengernyitkan alisnya dan memejamkan mata mencoba untuk meredakan rasa sakit di sekitar pinggangnya.

Jisoo pun menatap ke sebelahnya dan dia melihat dosennya itu masih terlelap tidur dengan tubuh yang setengah tertutup selimut.

Sontak Jisoo pun melihat ke arah tubuhnya sendiri, tubuhnya polos tanpa sehelai benang, begitu juga Seokjin.

"Eottoke? Bagaimana jika aku hamil? Hiks hiks." Jisoo sontak menangis dan memeluk perutnya erat-erat.

Tangisan Jisoo itu cukup mengganggu untuk Seokjin, lelaki itu pun segera bangun dan mengusap pelan rambutnya yang kusut.

"Kenapa hmm? Kau menangis karena semalam belum cukup? Aku rasa olahraga sedikit di pagi hari bersamamu bukan ide yang buruk." Seokjin sontak menyeringai dan menarik Jisoo ke dalam dekapannya lalu mencium bahu belakang Jisoo.

"Hentikan aku mohon!" Jisoo mendorong tubuh Seokjin dan mencoba menjauhkan diri dari lelaki bengis itu.

"Saem bisakah kau membaca situasi? Kau mau menyentuhku lagi? Dimana akal sehatmu hah? Bagaimana jika aku hamil?!" teriak Jisoo lantang namun Seokjin hanya membalasnya dengan senyuman hangat.

"Kau kira aku bodoh? Aku menjadi seorang dosen dan guru biologi sekaligus itu karena aku pintar, kau kira aku menanam benih pada dirimu? Aku mengeluarkannya di luar nak, aku tidak sebodoh itu." Seokjin mencoba menghibur Jisoo lalu dia membawa Jisoo ke dalam dekapannya. "Kalau kau takut hamil aku akan pakai pengaman bagaimana?"

Jisoo kembali membelalak dan mendorong tubuh Seokjin. "Jangan gila!"

"Hari ini aku akan bolos mengajar begitu juga kau nak." Dan raut mesum pada wajah Seokjin kembali terbit.

Diangkatnya tubuh kecil gadisnya menuju kamar mandi. Jisoo memberontak bahkan menjambak rambut Seokjin habis-habisan.

"Akan aku laporkan perbuatanmu ini atas dasar pelecehan dan pemerkosaan Sir Jika kau tidak berhenti!" bentak Jisoo sembari memukul kepala Seokjin.

"Wah kau tidak memanggilku Saem lagi?" Seokjin malah mengalihkan pembicaraan dengan cara konyol dan santainya.

"Lepaskan aku!"

"Hmm? Mau rekaman tentang kekuatanmu itu tersebar di internet hmm?" Jisoo sukses meneteskan air matanya kembali. Sekali lagi dia hanya bisa pasrah saat dirinya di lecehkan.

Seokjin mendudukan Jisoo diatas toilet duduk sedangkan dia segera memakai kondom untuk mencegah kehamilan yang mungkin akan terjadi jika dia tidak menggunakan alat itu.

Seokjin pun berjalan ke arah Jisoo dan mendekap hangat pipinya dengan tangannya lalu mengecup pelan bibir mungil Jisoo.

"Saem ampuni aku hiks hiks." Jisoo seketika menangis.

"Hei aku belum menyentuhmu tapi kau sudah menangis duluan, ayolah kau tidak akan hamil."

"What?! Dia bilang tidak akan hamil? Setidaknya lihatlah kondisi diriku yang hancur. Aku bahkan tidak bisa berjalan tapi dia ingin membuat aku tidur sepanjang hari heh?!" Jisoo hanya mampu membatin frustasi.

Belum sempat Jisoo ingin protes Seokjin malah menyerangnya dan menyecap gundukan dadanya bahkan menggosokan jarinya di kewanitaan Jisoo.

"S--saemm ahh--" Jisoo menggeliat frustasi, sakit dan perih di area intimnya bahkan belum sembuh tapi Seokjin kembali menyentuhnya dengan bruntal.

THE SCENT (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang