36 | Decision

4.6K 468 58
                                        

K-get

Gak enak nunggu kan? Makanya vote dan komen! (Mon maaf ngegas)

Aku akan usahakan up agar cerita ini cepat tamat. Akhir tahun nanti insya'allah tamat dan aku mau post cerita baru JinSoo berbau Mature

Target vote 200 dan komen 100 ya tembusin awas gak! Gogo

Followersku dah nyampe 950 nih, YANG BACA BELUM FOLLOW AKUN SEGERA FOLLOW YA! Karena jujur aku suka stalking kalian yang suka vote dan komen di lapak ini lalu ada yg beberapa belum follow akunku. SEGERA FOLLOW!

HAPPY READING ❤️💜

****

Pagi hari ini Jisoo terbangun dari tidur damainya dan segera meneguk air putih karena kerongkongannya yang kering.

Hari senin pagi akan menjadi hari yang sangat sibuk karena ini awal minggu di tambah lagi musim dingin sudah mulai menerpa di Korea.

Habis memimum seteguk air wanita itu langsung ke kamar mandi berniat untuk mencuci muka dan menggosok gigi, malam tadi Jisoo mandi cukup lama jadi sepertinya dia tidak perlu mandi lagi di tambah cuaca yang sangat dingin.

Dia mengambil jaket tebal miliknya dan lalu memakai sepatu serta kaos kaki lalu berjalan ke arah pintu keluar.

"Hai." lelaki yang merupakan pacar Jisoo beberapa bulan belakangan ini nampak tersenyum sambil menyapanya.

"Cepat sekali kau siap, biasanya saat aku datang kau masih berdandan atau pun baru selesai mandi." Jisoo berdecak saat mendengar penuturan dari Seokjin. Nada bicara lelaki itu nampak mengejek.

"Kalau begitu ya sudah kau tunggu lebih lama, aku masih mau luluran dulu." balas Jisoo sengit dan Seokjin hanya menampakan raut wajah lugu.

"Aku hanya bercanda saja sayang, kau ini emosional sekali." ucap Seokjin lagi.

Keduanya pun sampai pada mobil Seokjin. Jisoo masuk ke dalam mobil sambil membenarkan jaketnya dan memasang sabuk pemangan.

"Bagaimana kabar keluargamu di Eropa?" Seokjin mulai bertanya sebagai pembuka topik percakapa mereka sembari menjalankan mobilnya di jalan aspal.

"Mereka baik-baik saja, bisnis Appa makin sukses saja dan terkenal, cabang restauran sudah banyak di bangun bersama Eommma. Namjoon Oppa juga begitu, dia sudah membangun hotel dan menjadi juru masak hebat untuk hotelnya sendiri." raut wajah Jisoo nampak berubah, ada wajah bangga bercampur sedih di balik matanya.

"Hanya aku yang tidak berguna." perkataan gadis itu sontak membuat Seokjin menolehkan kepala padanya. Seokjin memelankan laju mobilnya, dia lantas mengelus pelan kepala Jisoo.

"Siapa bilang kau tidak berguna? Kau hebat sudah bisa menjadi selketarisku, walau bukan jurusanmu tapi kau sungguh hebat." Jisoo agak lega mendengar perkataan sang kekasih, dia melengkungkan bibirnya dan tersenyum hangat.

Sebenarnya banyak sekali lowongan pekerjaan untuk Jisoo dan Yesung beserta Yoona bisa saja mendidik putrinya di salah satu restoran keluarga hanya saja Jisoo yang tidak mau dan memilih tetap menetap di Korea dengan alasan sudah nyaman dengan suasana dan cuaca di sini, padahal dia hanya tidak mau berpisah dengan Seokjin.

THE SCENT (JinSoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang