Hatimu Mencintaiku,
Tetapi perbuatanmu melukaiku
-divaapHappy Reading
Semua aktivitas sudah dimulai, embusan napas lega dari murid-murid SMA Taruna Bangsa terdengar saat sudah terbebas dari masa-masa mengerikan, MPLS.
Ada satu hal yang berbeda di sini, Gama Austin. Murid kelas sepuluh yang menjadi pusat perhatian ini telah merebut perhatian banyak senior dan teman seangkatannya, dia sering dipanggil Gama.
Namun, mereka harus lebih dulu menelan kekecewaan, karena Gama adalah pria yang tidak mudah membiarkan seseorang masuk ke dalam kehidupannya yang cukup damai.
Bercerita tentang pusat perhatian, di dunia pendidikan kota Jakarta digegerkan dengan adanya Geng Psuedo. Sebuah persatuan anak-anak Troublemaker dan pembully berkumpul menjadi satu dalam Pseudo.
Selain Gama, ada Elang yang menjadi pusat perhatian murid Taruna Bangsa. Sosok pemimpin Geng Psuedo yang tengah menjadi perbincangan oleh seluruh Sekolah Menengah di Jakarta.
Semua orang tahu, Elang adalah orang yang harus mereka hormati, jika tidak ingin mencari masalah dengan cowok satu ini, tetapi tidak ada yang tahu Elang memendam sebuah rasa pada salah satu cewek se-angkatannya.
Fara Utami, gadis cantik, manis, anggun, dan sosok sederhana mampu membius Elang dengan satu tatapan. Dia gadis yang berhasil membuat Elang jatuh dalam kubangan cinta yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan sekalipun.
Namun, melihat peluang yang tidak bisa Elang dapatkan membuat dia gelap mata, hingga harus membuat perjanjian dengan G-Team, pasukan pseudo perempuan yang gemar membully orang-orang yang menurut mereka kedudukannya rendah.
"Lo bakal memulai hari yang sangat menyenangkan, Far!" ucap Elang dengan seringai yang menakutkan.
Tidak ada yang boleh menolak perintah Elang, karena semasa hidupnya dia selalu mendapatkan apa yang dia mau. Termasuk untuk mendapatkan Fara dalam hidupnya.
***
Byur!
Siraman air disertai dengan tawa yang berderai terdengar di taman belakang sekolah, kelima perempuan itu menatap tajam gadis nahas yang ada di depan mereka.
"Heh, jadi orang gak usah sok cantik! Inget lo gak punya apa-apa di sini!" teriak Sheira, ketua G-Team yang melaksanakan aksi bully pada Fara.
"Apa-apaan sih lo!" balas Fara dengan berteriak.
Plak!
"Jangan teriak didepan Sheira, dasar miskin!"
Napas Fara terengah, dia berusaha untuk tidak menangis didepan mereka semua, tidak akan membuat mereka puas dengan air matanya.
"Gue gak punya urusan sama kalian!" tekan Fara tajam, menaikkan dagu sambil menatap berani ke arah Sheira.
"Ada," jawab Sheira dengan datar, "lo udah berani mengusik ketenangan gue di sini dengan tingkah lo yang kayak jalang itu!"
"Gue gak pernah merasa ganggu lo!"
"Lo bilang apa?" Sheira mengangkat tangan untuk menampar pipi Fara, tetapi tangannya hanya melayang di udara.
"Lo apaan sih, Ra!"
"Lo yang apaan!" jerit Sheira sambil berusaha untuk melepaskan cekalan tangan Elang.
"Lo pikir lo keren, karena ngelakuin ini?" tanya Elang seraya menyembunyikan Fara yang sudah basah kuyup di belakang tubuhnya.
Sheira terkekeh sinis, "Ngaca! Lo juga sering lakuin ini ke anak-anak, sejak lo masih SMP."
"Bacot lo!" umpat Elang. Dia menarik Fara bersamanya untuk meninggalkan semua anggota G-Team di taman belakang sekolah.
"Lo gak papa?" tanya Elang sambil mengulurkan baju olahraga pada Fara yang diambilnya dari loker.
Fara menggeleng sambil tersenyum manis, "Gak papa kok. Makasih ya ...." matanya melirik ke arah dada Elang, "makasih ya, Lang."
Cowok itu hanya tersenyum tipis dan membiarkan Fara berjalan menjauh dengan mendekap baju olahraga miliknya, senyum tipisnya berubah menjadi sebuah seringai.
Tinggal tekanan sedikit, lalu semuanya berhasil, batin Elang tertawa saat memikirkan hal tersebut.
***
"Lo tadi jahat banget tau gak ke gue!" ucap Sheira ketus, "sakit tangan gue, gila!"
Elang malah terkekeh geli dan duduk dalam ruangan yang mereka sebut markas, "Biar lebih seru!"
Sheira berdecih sinis, dia ikut duduk di samping Elang dan melirik tajam cowok itu, "Lagian pengecut banget sih lo, segala deketin cewek tapi caranya antimainstream."
"Diem lo, gak usah bacot mulu! Tinggal lakuin tugas kecil gini doang."
Sheira mendengkus, dia memilih untuk membuka ponsel dan mengotak-atik benda pintar itu "Jangan lupa janji lo," ujar Shiera sambil memperlihatkan sebuah foto pada ponselnya pada Elang.
"Gampang," balas Elang dengan menyulutkan rokok dan bersandar pada sofa "Kalau, dipikir kita gila tau gak sih," lanjutnya dengan terkekeh.
"Lo yang gila," balas Sheira dengan tajam, "psikopat!"
"I'ts me!" Elang menyeringai sambil memandang foto Fara yang ada di ponselnya.
***
Jangan lupa vote dan komentarnya
Sampai jumpa di part selanjutnya..Dah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo
Teen FictionDalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa berharap apa pun. Dalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa membuat semua menjadi nyata. Karena pertemuan ini, hanya sebuah angan dan semu.