Happy Reading....
"Kenapa sih lo mau tau banget tentang Fara?!" bentak Elang.
"Gue cuman mau tau Fara, cewek yang bisa membuat dua orang lelaki berantem di pemakaman, sehebat itukah Fara?"
Elang terdiam sebentar, lalu ia menghela napas gusar. Elang pun berdiri dan beranjak pergi.
"Elang! Kasih tau gue, siapa Fara? Kenapa Gama selalu nyamain gue dengan Fara? Kenapa Sheira membunuh Fara? Gue cuma butuh jawaban dari kalian, apakah itu sulit?" tanya Fera secara beruntun.
Fera hanya ingin mengetahui sosok Fara, yang bisa membuat Gama dan Elang bertengkar di pemakaman. Tetapi, Elang tidak ingin memberi tahunya mengenai pertanyaan dia.
"Dan apakah betul Sheira membunuh Fara? Kenapa Sheira membunuh Fara?" Kali ini pertanyaan yang Fera lontarkan, sukses membuat Elang tambah pusing.
Belum saatnya Fera mengetahui tentang Fara. Elang tidak ingin Fera mengetahui kisah kelam Fara, dan membuat Fera takut maupun kecewa dengan dirinya.
"Belum saatnya lo tau," jawab Elang masih diam ditempatnya, tanpa berbalik ke arah Fera.
"Kenapa? Kenapa gue gak boleh tau mengenai Fara? Lo ada sangkut pautnya dengan Fara, kan?" tuding Fera.
Elang berbalik dan menatap Fera. "Lo gak perlu tau ada hubungan apa gue sama dia," tegas Elang, "dan lo gak perlu cari informasi apa pun mengenai Fara, karena memang belum saatnya lo harus tau," lanjutnya.
"Semakin lo menghindari tentang Fara, semakin gue semangat mencari taunya."
"Udah gue tegasin gak usah cari informasi tentang Fara, lo ngerti gak sih!"
"Enggak, karena semakin ke sini gue merasa bahwa Fara sangat penting bagi lo dan Gama, dan gue akan cari tau tentang Fara."
Fera pun beranjak pergi dari taman tersebut, ia meninggalkan Elang di sana. Elang semakin khawatir bahwa Fera semakin nekat mencari tahu tentang Fara.
***
Fera pun kembali bertanya dengan Marsha, namun bukannya menjawab ia malah terus menghindar. Fera yakin bahwa Marsha tahu sesuatu tentang Fara, tetapi mengapa ia menghindar terus?
Namun, hal itu tidak membuat Fera patah semangat. Ia terus mencari tahu, apa pun jalannya ia harus mengetahui sosok Fara.
Ternyata hal itu membuat Elang merasa kesal akan tingkah Fera. Hingga di suatu hari Elang meminta Fera bertemu di taman kemarin.
"Kenapa, Lang?" tanya Fera.
Elang pun menjambak rambutnya frustrasi. "Bisa gak sih lo itu berhenti cari tau tentang Fara? Lo gak capek?! Daripada lo mikirin dia, mending lo cari tau yang lain!"
Fera terdiam.
"Lo selalu bertanya akan Fara ke semua orang yang mengenal Fara, manfaatnya apa hal itu semua? Gak ada kan?!"
Fera melipat tangannya di depan dada, lalu menatap Elang yang sedang mengoceh. Semakin ke sini, Fera semakin ingin tahu sosok Fara.
Fara yang bisa membuat Gama selalu mengira dirinya Fara padahal tidak. Fara yang selalu membuat Elang marah jika Fera menanyakannya.
Fara adalah sosok istimewa bagi Gama dan Elang. Teapi, kenapa Sheira membunuh Fara? Ia tidak habis percaya bagaimana bisa Fara di bunuh Sheira. Sedangkan Gama dan Elang mempunyai suatu hubungan dengannya.
"Lo ngerti gak sih!" bentakan Elang menyadarkan Lamunan Fera.
Fera sedikit berdeham, lalu menatap Elang. "Fara istimewa ya?"
"Fera—"
"Gue mau ngomong bentar," potong Fera.
"Fara istimewa sampai-sampai Gama berpikir gue Fara, padahal gue ini Fera. Cewek yang suka membully orang. Elang yang selalu membentak gue, membuat moodnya buruk ketika gue mempertanyakan Fara.
"Dan gue denger-denger Sheira membunuh Fara? Tapi bagaimana bisa itu terjadi di saat lo dan Gama ada di dekatnya. Gue simpulin kalian dekat, sehingga kalian memberi tameng agar gue gak mengetahui apa pun tentang Fara, cara lo mengelak pertanyaan gue tentang Fara membuktikan bahwa lo deket banget sama Fara, betul kan?"
Elang terkejut.
Ia tidak menyangkan Fera bisa mendefinisikan hal tersebut. "Tau apa Lo tentang gue dan Fara?"
"Gue emang gak terlalu tau, tapi dari cara lo, udah kasih kode bahwa lo sama Fara dekat. Lo suka Fara?"
Elang terdiam membeku. Fera telah berhasil membuat Elang terdiam seribu bahasa.
Fera terkekeh. "Dan kenapa gue mau tau banget tentang Fara? Karena dia selalu membuat gue merasa kalau gue dan Fara sama."
Fera pun menatap langit sore yang sejuk. "Apa Fara itu gue? Dan gue itu Fara?"
Kini Fera menatap Elang tanpa ekspresi. Wajah yang tidak biasa ia tunjukan ke semua orang, kecuali orang yang membullynya dulu.
"Apa Fara dulu korban bully? Apa Sheira membunuhnya karena dia sama seperti Fara? Atau gak lo atau Gama penyebab kematian Fara?"
Sial! Kenapa Lo mengingatkan gue pada kejadian dulu sih! umpat Elang dalam hati.
Elang akui dulu caranya salah untuk mendapatkan Fara. Tetapi dia sudah menyesal, ia juga tidak akan menggulangi kesalahan tersebut.
Namun kenapa Fera mengingatkan kejadian Elang membully Fara? Sial! Fera telah membuat Elang kembali mengingat masa kelamnya.
"CUKUP!" teriak Elang.
"Gue akan jelasin tentang Fara."
Saat itulah senyuman licik Fera tercetak. Rencananya berhasil.
******
Gimana? Gimana?
Berikan Vote dan komentarnya+untuk 3k pembaca akan di up trailer Pseudo loh, keren kan?
Makanya baca-baca dan baca..
Dahhh
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo
Ficção AdolescenteDalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa berharap apa pun. Dalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa membuat semua menjadi nyata. Karena pertemuan ini, hanya sebuah angan dan semu.