Jangan Ganggu Dia Yang Sudah Menjadi Milik-Nya! -GamaAustin
Happy Reading...
"Halo!" Sheira yang sedang berada di markas mendengkus saat Elang meneleponnya.
"..." Sheira berdecak kesal kala mendengar apa yang diucapkan Elang.
"Lo udah pacaran sama si cewek loser itu belum sih?" tanyanya sebal. Di seberang sana Elang menggeram saat Fara direndahkan oleh Sheira.
"Lagian tuh cewek jalang banget. Udah tau punya pacar masih deket sama cowok lain."
"Shut up!" Elang membentak, membuat Sheira sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Stop! Kenapa sekarang lo ngebentak gue, nyalahin gue? Lo tuh gak becus jagain cewek lo sampai dia jelalatan ke cowok lain!"
Klik!
Sheira langsung memutus panggilannya tanpa mempedulikan Elang yang menyumpah serapah. 'Mengapa semua orang jadi peduli sama cewek jalang itu sih?' batin Sheira menggerutu.
"Girls! Ikut gue!" perintah Sheira kepada teman-temannya yang langsung dipatuhi.
***
Sheira dan ketiga temannya berjalan di tengah koridor yang sepi. Semua siswa sudah berada di dalam kelas siap menerima pelajaran untuk pagi ini. Berbeda dengan dirinya, yang masuk kelas saja bisa dihitung tangan.
Mereka berempat berjalan menuju kelas Fara. Saat sudah di depan kelas Sheira langsung membuka pintu dengan kasar hingga membuat suara yang berisik.
Tanpa memerlukan Pak Soni yang juga sedang berada di dalam kelas, Sheira mengedarkan pandangan mencari sosok yang di carinya.
Ia tersenyum miring saat melihat Fara yang sedang duduk di belakang menatapnya sambil ketakutan. 'Udah tahu takut sama gue, masih aja cari masalah,' batin Sheira.
Saat hendak menghampiri Fara, langkah Sheira terhenti karena pak Soni yang menghalanginya. "Sheira kamu mau ngapain ke sini? Jangan buat masalah ya!"
Sheira menghela napas jengah sambil memutar bola matanya dengan tidak sopan. "Pak saya gak ada urusan sama Bapak, saya ke sini mau ketemu sama cewek murahan itu," ucapnya sambil menunjuk Fara yang menunduk.
"Jaga ucapan kamu, ini di sekolah, Sheira!" peringat Pak Soni.
"Peduli banget?! Gini Pak ya, saya ke sini mau bawa Fara setelah itu saya bakal pergi dari kelas. Jadi mendingan bapak jangan halangan saya, lagian bapak gak dirugiin juga di keluar kelas. Udahlah Pak biar cepet saya keluar dari kelas bapak minggir aja."
"Girls bawa dia!" lanjutnya.
Fara memberontak saat kedua tangannya di tarik paksa oleh kedua antek-antek Sheira. Matanya menatap Pak Soni dengan raut memohon, berharap gurunya itu bisa membantunya.
"Sheira, kamu gak bisa bersikap kasar kayak gitu, Sheira! Sheira!" teriak Pak Soni saat melihat Sheira pergi saat sedang di nasehati diikuti dengan antek-anteknya.
"Bawa dia ke gudang, guys!"
***
"Akh!!" pekik saat rambutnya ditarik ke belakang dengan kasar setelah sebelumnya ia di tampar dengan kasar oleh Sheira.
"Niat lo sebenernya apasih, bitch?" tanya Sheira dengan nada rendah.
"Pertama lo deketin Elang, sekarang lo setelah dapetin Elang, lo deketin Gama, jalang banget lo!"
"Gue gak pernah deketin Elang. Dia duluan yang deketin gue."
Plak!
"Stop! Jangan pernah bantah gue! Hari ini cukup gue yang akan bicara ngerti lo!" ucap Sheira sembari mencengkeram rambut Fara lebih kuat.
"Jadi, lo bangga dideketin seorang Elang yang jelad dia pemimpin Pseudo gitu? Lo bangga di deketin dua cowok sekaligus! Berasa paling cantik lo?!"
"Tau gak sih? Pengen banget gue cabik-cabik muka lo, biar lo gak sok kecantikan lagi" ungkap Sheira yang tak henti berceloteh sejak tadi.
Fara yang mendengar sedikit merinding apalagi melihat tatapan Sheira yang terlihat serius.
"Lo gak bakal berani ngelakuin itu, Shei," ucapnya mencoba tak takut sekaligus meyakinkan dirinya bahwa Sheira tak mungkin melakukan hal yang lebih dari ini.
Sheira tersenyum, menunjukkan semiriknya. "Lo pikir gue gak bakal berani? Lo salah besar! Bunuh lo sekarang aja gue bisa. Kenapa cuma gitu doang gue gak bisa?" ucap Sheira santai. "Lagian kenapa lo masih hidup sih? Kenapa gak bunuh diri aja? Lo hidup juga gak ada gunanya."
Dalam hati Fara ingin sekali berteriak, 'kenapa gak lo aja yang mati, hidup lo jauh gak guna dari gue,' Ingin sekali Fara meneriakkan itu di depan wajah Sheira namun, apa daya dirinya yang sudah sangat lelah dengan siksaan yang diberikan Sheira sedari tadi.
"Owh, atau lo mau gue bantuin buat bunuh diri? Gak usah sungkan-sungkan gue dengan senang hati bakal bantuin lo," ucap Sheira dengan tertawa menyeramkan seperti seorang psikopat yang membuat tubuh Fara mundur dengan mengikuti.
"Girls, mana barang yang gue minta tadi?" Sheira menegadahkan tangannya, meminta barang yang dimintanya tadi.
Salah satu dari mereka memberikan sebuah pisau lipat kecil dengan ragu ke tangan Sheira. Mereka tahu Sheira tak pernah main-main dengan ucapannya. Dan mereka khawatir jika Sheira melewati batasnya.
Fara mulai terisak melihat Sheira dengan seringai iblisnya dan memainkan pisau lipat di tangannya.
"Sheira gue mohon jangan macem-macem!" mohon Fara lirih.
Sheira hanya tersenyum misterius.
***
Sedangkan di sisi lain, Gama setelah mendengar bel istirahat langsung pergi menuju ke kelas Fara. Entah kenapa sejak tadi perasaannya tidak tenang.
Dari kejauhan ia melihat Elang berjalan berlawanan dengannya, sepertinya Elang juga ingin menemui Fara. Gama semakin mempercepat langkahnya.
Mereka berdua sampai di depan pintu kelas Fara bersamaan, saling melempar tatapan tajam.
"Fara mana?" tanya mereka tanpa sengaja bersamaan di depan siswi kelas tersebut. Gama dan Elang kembali bertatapan tajam, namun terhenti saat mendengar jawaban dari siswi itu.
"Tadi Fara dibawa paksa sama Sheira."
"Sheira?" Mata keduanya membulat. Apalagi Elang, ia mengetahui bagaimana Sheira yang tak pernah bisa dicegah saat melakukan sesuatu, dan ia tahu Sheira adalah cewek psycho. Apalagi aksinya kali ini tak masuk dalam rencana mereka. Sedangkan Gama dalam hati berdoa agar Sheira tak menyakiti Fara.
*****
Fara diapain tuh sama Sheira?
Btw kalian ada di tim mana?•Elang&Fara
•Gama&FaraJangan lupa vote dan komentarnya....
Tunggu part selanjutnya ya...

KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo
Fiksyen RemajaDalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa berharap apa pun. Dalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa membuat semua menjadi nyata. Karena pertemuan ini, hanya sebuah angan dan semu.