Yang salah bukan cintanya, tetapi cara mencintai dan mendapatkannya -adeput
Happy Reading
Elang menepati omongannya, hidup Fara kali ini benar-benar tidak aman. Bahkan tidak ada yang berniat membantunya, selain Gama. Yang sepertinya akan memperumit keadaan. Gama diserang Elang dan Fara? Ia dikerjai oleh Sheira. Kadang juga Elang memaksanya.
Fara capek, apa salahnya? Ia bahkan sebelumnya tidak pernah mengenal mereka. Fara menangis, kali ini ia dikunci di WC oleh kawanan Sheira. Percuma kalau ingin berteriak minta tolong, pasti masih ada orang di luar yang mengawasinya.
Tiba-tiba ada yang melempar pintu WC dengan batu, "WOI! SIAPA YANG MAU JADI JAGOAN?" teriak orang yang mengawasinya. Dan dari suaranya, sudah jelas kalau itu Elang. Fara berdiri, khawatir kalau orang yang dimaksud mau jadi jagoan itu adalah Gama.
Ia memanjat sedikit di jendela kayu yang tertutup. Dari ventilasi terlihat ada cowok yang memakai seragam sepertinya sedang bersembunyi, sial. Itu benar Gama, ia melirik pada Elang, sepertinya pemuda itu tidak tahu jika Gama di sana. Tapi, malang, kawanan Elang yang berjalan dari arah Gama melihat.
Mereka langsung menerkam Gama bagaikan singa yang mendapat mangsa. Gama diseret ke arah Elang. Fara sudah menggeleng takut, "Jangann... jangan, gue mohonn," lirihnya. Tapi harapannya tidak terkabul.
Dari sini ia bisa melihat Gama ditarik sampai jatuh, lalu dihajar habis-habisan, Fara melompat dari jendela, ia harus membantu Gama. Selama ini Gama sudah banyak membantunya. Ia mencari sesuatu yang bisa mendobrak pintu ini. Dapat! Ia melihat ada besi bekas di dekat wastafel. Ia segera mengambilnya, lalu mencoba membuka pintu.
Terdengar erangan Gama dari luar. Fara sudah menangis, setelah beberapa menit berusaha barulah ia berhasil. Ia berlari keluar, "JANGAN!" refleksnya saat melihat Elang ingin melayangkan tinjuan. Elang berhenti lalu melepas Gama dari cengkeramannya. Pukulan itu diambil alih oleh kawanan Elang.
"Makin seru nih," ujarnya. Elang berjalan mendekati Fara, dan gadis yang keberaniannya memuncak tadi sudah mundur ketakutan. Elang meraih tangan Fara, "Sini!" tarik kasarnya ke arah Gama.
Elang mencengkeram dagu Fara dari belakang, lalu memandang Gama dengan tengil, "Lo suka dia?" tanya Elang. Gama diam, takut salah sebut malah menyakiti Fara, "JAWAB!" teriak Elang keras. Ia beralih melirik Fara, "lo dari tadi diam aja dan sekarang lo berani melawan hanya karena cowok bodoh itu!" Dengan nada tajamnya, Fara juga diam.
Elang muak! Ia memposisikan Fara dihadapannya. "Kenapa harus dia, Far?" erangnya, "Kenapa bukan gue?" Ia menggoyangkan bahu Fara. Sorot matanya tak dapat diartikan. Ia memeluk Fara, bukan dengan lembut tapi dengan kasar. Sampai Fara rasanya tak bernapas.
Ingin rasanya Gama melepaskan diri, membantu Fara agar gadis itu tak kesakitan. Tapi apa daya, ia sudah lemah. Sambil terisak, Fara masih mencoba melepaskan diri. Pelukan ini rasanya bukan pelukan sayang, tapi lebih ke melepaskan amarahnya.
"Lang, gue mohon, lepasin," lirihnya.
Elang menuruti Fara, ia melepaskan pelukannya tapi tidak dengan cengkeraman di bahu Fara. Senyum semiriknya keluar. Ia melirik Gama, "Lo tau? Gadis ini. Akan selamanya jadi punya gue!" katanya. Lalu mendekap pipi Fara, perlahan mendekatkan wajahnya.
Tau apa yang akan terjadi, Fara menggeleng. Dengan sorot memohon untuk tidak melakukannya. Elang makin menyeringai melihat ekspresi Fara, melirik Gama yang berusaha memberontak untuk menyelamatkan Fara.
Elang melakukannya, ia mencuri first kiss Fara, dan yang menyakitkan lagi bukan dengan kasih sayang. Elang makin buas, ia hampir tak membiarkan Fara bernapas. Tangannya liar melawan cengkraman Elang, makin Fara melawan makin gerakannya tak terhentikan.
Gama untuk terakhir kalinya mencoba melawan. Jangan menangis, Fara, hatinya sakit. Hampir sedikit lagi terlepas dari kawanan Elang, tapi Elang tiba-tiba melepas Fara. Membiarkan Fara terjatuh ke tanah.
Ia menarik kerah baju temannya, membuat Gama juga terjatuh. Lalu ia pergi meninggalkan mereka berdua. Fara sudah menangis, meraung-raung merasa dirinya tak berharga lagi. Gama perih, sakit melihat gadis ini hancur.
Dengan sisa kekuatannya, Gama berusaha menyeret dirinya mendekati Fara, ia menggapai tubuh Fara. Gadis itu awal memberontak. "Tenang, Far, gue di sini! Gue janji nggak bakal pergi. Nggak ada yang hilang dari lo, Far. Gue sayang lo, dan itu selamanya," ucap Gama meyakinkan Fara.
Gadis itu diam walaupun masih menangis tapi ia membiarkan Gama memeluknya. "Gu ... gue ... gue hancur, Gama ... gue hancur!" isaknya. Gama menggeleng, mengeratkan pelukan. Berharap dengan ini bisa menyalurkan kekuatan. Sakit fisiknya parah, bahkan wajahnya babak belur. Tapi, tak ada yang mengerti. Hatinya lebih hancur, hatinya lebih babak belur melihat gadis ini meratap pilu.
Sementara itu, beberapa meter dari sana ada gadis yang memandang tak suka pada tragedi itu. Ia meremas bajunya. "Dia udah hancur, Gama! Kenapa lo tetap pilih dia? Harusnya lo pergi dari sana, gue udah jemput lo!" lirihnya penuh penekanan. Ponselnya tiba-tiba berdering, melihatkan nama Elang sebagai peneleponnya.
"Gimana?"
Sheira menggeleng, "Sekali lagi, lo gagal, Lang!" jawabnya penuh dendam. Dari seberang terdengar tinjuan pada setir mobil jelas sekali Elang kesal.
"Shit!" umpatnya, lalu mematikan telepon.
*****
Jangan lupa vote dan komentarnya
Tunggu part selanjutnya..
Daaahhhh
![](https://img.wattpad.com/cover/213164276-288-k622366.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo
Dla nastolatkówDalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa berharap apa pun. Dalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa membuat semua menjadi nyata. Karena pertemuan ini, hanya sebuah angan dan semu.