Ketika dunia menolakku, yang kusadari satu hal, terlalu menghayati mimpi dan berimaji dengan intuisi! -mila
Happy Reading..
Selama perjalanan menuju ke rumahnya, Fara terus-menerus berdebat dengan isi pikirannya. Seandainya dia adalah cewek pyscho, mungkin sekarang dia akan mencari cara agar bisa membunuh Elang yang sangat berengsek itu.
Namun sayang, jangankan menjadi cewek pyscho. Ditatap dengan sorot tajam oleh Elang saja nyalinya sudah ciut.
Fara mencoba melirik ke arah Elang. Oksigen disekitarnya seolah hilang begitu saja saat menyadari, bahwa Elang sedang menatap ke arahnya.
Sorot mata yang sedari tadi terlihat mengerikan, sekarang tampak lebih tenang. Fara perlahan-lahan bisa menghirup oksigen agar dirinya tidak kehabisan napas. Fara mengatur napasnya dan menyadari satu hal.
Sejak kapan mobil Elang sudah berada di depan gerbang rumahnya? Oh, Fara pasti keasikan melamun sampai lupa dengan perjalanan yang mereka tempuh.
Fara meraih tasnya yang hampir saja jatuh ke bawah. Menunggu beberapa saat, namun Elang tak kunjung membuka suara. Dia terus menatap Fara tanpa mengalihkan pandangannya sedetikpun.
"Gue turun dulu," ucap Fara setelah mengumpulkan keberaniannya.
Ekspektasi Fara yang bisa langsung turun dari mobil Elang dalam waktu cepat, nyatanya tidak sesuai dengan prediksi, Elang menahan lengannya.
"Gue kan orang yang pertama kali cium lo. Kenapa lo gak jadi pacar gue aja? Gue rasa peristiwa yang terjadi barusan, besoknya bakalan viral. Kalau mereka tau kita pacaran, hal itu bisa dianggap biasa. Tapi kalau mereka tau kita gak pacaran, mereka bakalan anggap lo cewek murahan. Bisa jadi juga, lo bakalan mendapatkan banyak sindiran dari mereka yang menjadi fans gue."
Fara menggigit bibir bawahnya, jika ia menolak Elang, sebentar lagi cowok ini pasti langsung emosi. Tapi, jika Fara menerimanya sama aja dengan terjun ke kandang singa.
Fara tidak akan pernah mendapatkan perlakuan spesial dari Elang, meskipun mereka menjadi sepasang kekasih nantinya. Fara sudah sangat hafal dengan karakter seorang Elang yang pemaksa dan tidak suka dibantah.
"Kok diam? Lagi nyari cara buat nolak gue, iya?"
What the hell, sejak kapan seorang Elang bisa membaca pikiran? Fara berkeringat dingin, ia meremas-remas tangannya sendiri. Mencoba untuk tetap tenang, nyatanya tetap tidak bisa. Tubuh Fara perlahan-lahan mulai bergetar.
"Gue gak bisa, Lang!"
Prediksi Fara tentang Elang yang akan mengamuk ternyata salah besar. Cowok itu malah tersenyum dan menyisir rambut tebalnya ke belakang.
Ada apa dengan Elang? Apakah dia memiliki kepribadian ganda? Fara rasa sepertinya memang iya. Elang bisa berubah-ubah bag bunglon.
Elang yang melihat ekspresi Fara sekarang, berusaha menyembunyikan seringainya. Mungkin menjadi lembut bisa membuat Fara lebih bisa menerimanya.
Elang hanya harus bersabar untuk menjadi karakter seperti sekarang. Sebenarnya saat mendengar jawaban Fara tadi Elang hampir saja ingin memaki gadis ini. Namun, dia teringat dengan ide barunya. Menjadi baik adalah pilihan terbaik.
"Kenapa sih, Far? Gue kurang apa coba? Ganteng iya, kaya iya, populer iya, berkuasa iya, baik ya lumayan lah. Coba lo bilang yang kurang dari gue itu apa?"
Fara diam dan Elang kembali berkata, "Apa karena lo suka sama Gama?"
"Kita belum terlalu dekat untuk hubungan yang barusan lo maksud. Masih banyak yang belum gue tau tentang lo, begitu juga sebaliknya."
"Oh, jadi secara gak langsung lo mengatakan ingin mengenal gue lebih jauh, iya? Semacam PDKT gitu maksud lo, kan? Oke deh, mulai besok kita PDKT!"
Elang mengacak-acak rambut Fara, "Ya sudah, lo boleh turun sekarang. Ingat! Besok pagi gue jemput lo, kita bakalan PDKT mulai besok. Seperti mau lo!"
Fara langsung turun tanpa berniat menjawab perkataan Elang.
Sebelum menjalankan mobilnya, Elang tersenyum puas. Fara benar-benar terjebak oleh perkataannya sendiri sekarang. Well, Elang cukup puas hari ini, tidak sia-sia dia mengantarkan Fara pulang.
Biarkan Elang menahan tawanya sampai dia tiba ke markas nanti. Bagaimanapun teman-temannya harus mendengarkan cerita bahagia ini.
*****
Fara duduk di sofa ruang keluarga. Dia tidak henti-hentinya mendumel kesal.
Kenapa Elang harus menangkap maksud Fara seperti tadi? Jelas saja Fara tidak ingin melakukan pendekatan dengan lelaki berandalan seperti Elang.
Maksud Fara tadi sebenarnya dia tidak mau dengan Elang, karena Elang bukan tipe-tipe cowok yang bisa dijadikan pacar dan Fara jelas saja tidak bersedia jika harus mendapatkan kekerasan setiap harinya dari raja pembuli nomor satu di SMA se-Jakarta.
Fara memijit kepalanya, rencananya terhindar dari kandang singa ternyata malah terbalik. Fara sendiri yang masuk ke area itu, tanpa pemaksaan dari Elang.
Benar saja, sebuah omongan bisa berdampak pada hal yang tidak diinginkan.
Bagaimana dengan hari esok? Jika Elang benar-benar melakukan pendekatan.
Fara tidak bisa membayangkan jika Elang mendekati dirinya dengan cara memaksa. Tapi melihat sikap Elang tadi, Fara sedikit goyah.
Fara menyukai sifat Elang yang tadi. Tidak memaksa dan berbicara dengan nada yang santai.
Bodo amat apa yang terjadi dengan hari esok. Fara hanya perlu waspada, mungkin Elang sedang menyiapkan sebuah permainan besar untuknya.
Cowok itu sulit ditebak dan jangan sampai Fara terlibat di antara mereka.
Bagaimanapun Fara sepertinya mulai menyukai seseorang. Seseorang yang mampu memberikan dirinya ketenangan, sekaligus kekuatan untuk Fara.
***
Fara mulai suka sama cowok?😱
Siapa?😱
Elang Atau Gama?Jangan lupa vote dan komentarnya..
Tunggu part selanjutnya...
Daahhhhh

KAMU SEDANG MEMBACA
Pseudo
Dla nastolatkówDalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa berharap apa pun. Dalam pertemuan ini, tidak ada yang bisa membuat semua menjadi nyata. Karena pertemuan ini, hanya sebuah angan dan semu.