Bab 33

132 16 0
                                    

Happy Reading...

Semua siswa-siswi di sana hanya tercengang melihat bagaimana perubahan Gama dan lemahnya Elang ketika berhadapan dengan Gama.

Gama yang biasanya hanya diam dan tak banyak tinggah sekarang menjadi Gama yang menyeramkan. Cinta yang berubah menjadi obsesi memiliki Fera. Karena Gama tahu bahwa Fera adalah Fara yang sempat meninggalkannya.

Sekarang Fara ada di dekatnya namun tak bisa dia gapai karena dihalangi oleh Elang. Lagi-lagi Elang yang harus dia hadapi demi Fera.

"Lo bagus banget tadi pas main basket, gue suka cara lo, Gam," ucap Deka, diangguki juga oleh Asraf.

Setelah kejadian di lapangan, Gama dan teman-temannya memutuskan untuk pergi ke kantin sekalian membeli minum.

"Belum seberapa itu, gue masih belum puas, sebelum lihat Elang benar-benar nyerah sama gue!" cicit Gama.

****

Saat sampai rumah, Gama langsung masuk tanpa mengucapkan salam dan menutup pintu kamarnya dengan kasar.

Brak!

Ibu Gama yang ada di ruang tamu pun tersentak karena suara pintu yang begitu keras.

"Gam, ada apa?" tanya ibu Gama sambil mengetuk pintu, "kenapa harus marah-marah sih, Nak?"

Tok! Tok!

Tak ada jawaban apa pun dari Gama. Ibunya hanya bisa diam dan tak berani mengganggu Gama.
Semenjak keluar dari rumah sakit karena koma, Gama berubah, tidak seperti Gama yang sebelumnya lembut, tidak kasar, bahkan sangat menghormati ibunya.
Gama yang sekarang lebih banyak di dalam kamar dan tak pernah lagi menyapa bahkan mengajak ibunya berbicara.

Apa harus aku konsultasikan ini ke psikolog atau dokter, karena takutnya ada jaringan di otak Gama yang tergeser akibat kecelakaan, batin Ibu Gama

****

Fera yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap Gama, mencoba mencari Gama dan berbicara dengan Gama.
Ternyata Gama ada di belakang sekolah bersama dengan Deka dan Asraf.

"Gam, bisa bicara sebentar?" tanya Fera to the point.

"Ya udah gue sama Asraf tunggu di depan gerbang ya, Gam," ucap Deka, karena tahu mereka butuh bicara berdua.

"Ada apa?" tanya Gama, bahkan tak ada sikap lembut yang Gama tunjukan.

"Kenapa berubah? Kenapa lo jadi kasar? Ken-"

Ucapan Fera berhenti karena Gama tiba-tiba berdiri dan meninggalkannya begitu saja.

Menurut Gama dia hanya akan bertarung dengan Elang demi mendapatkan Fera, bukan ingin menjelaskan kenapa dia seperti ini kepada Fera.

Sheira yang diam-diam melihat percakapan Gama dan Fera pun hanya bisa bertanya-tanya dengan dirinya sendiri, kenapa Gama berubah?

****

Elang dan teman-temannya yang tergabung dalam Geng Pseudo sedang berkumpul di markas besar mereka untuk menyusun rencana berjaga-jaga jika Gama dan teman-temannya mencoba menyerang Elang bahkan anak buah Elang. Karena ancaman Gama ingin merebut Pseudo tidak bisa di anggap enteng, apa lagi sekarang Gama bergabung dengan Deka dan Asraf yang notabenenya adalah musuh besar Elang.

Di luar markas, Elang tidak mengetahui bahwa sudah ada Deka, Asraf dan teman geng mereka yang siap menyerang ke dalam markas.

Brak!

Suara pintu terbuka dan langsung terjadi perkelahian antara Deka dan teman-teman dengan anak buah Elang.

Bugh! Bugh! Bugh!

Lalu Elang yang tadinya fokus pada Deka kini terkejut dengan kedatangan Gama. Pistol sudah mengarah tepat di kepala Elang. Elang hanya bisa mematung tak bergerak. Tiba-tiba Fera datang dan langsung memeluk Elang.
Tadinya Fera ke markas Pseudo karena ingin bertemu Elang. Ia sehabis dari rumah temannya yg letaknya tak jauh dari markas Pseudo. Tetapi, tiba-tiba ia melihat Gama, Deka, dan Asraf yg masuk ke markas dengan brutal, awalnya Fera enggan masuk karena takut, tapi melihat Elang diserang dan sebuah pistol sudah berada di pelipisnya membuat Fera mau tak mau harus masuk demi menyelamatkan Elang, yang ia sendiri tak tahu ia akan selamat atau tidak.

Seketika Gama geram pistol di tangannya dia jatuhkan lalu langsung menyeret Elang yang berada di pelukan Fera dan menghajarnya dengan bertubi-tubi.

"Dia Fara gue, lo nggak boleh milikin dia, dia cuma punya gue!" bentak Gama di sela-sela pukulannya.

"Gue sayang sama Fera, gue nggak mau nasib Fera bakal sama kayak Fara karena dia dekat sama lo."

"Lo udah buat gue kehilangan Fara, gue akan balas semuanya!" teriak Gama, Gama sudah kalut dengan emosi yang tinggi.

Fera menangis dan mencoba memisahkan Gama yang terus memukul Elang tanpa henti. Hingga Deka dan Asraf juga kehilangan fokusnya dan mencoba melerai Gama.

Elang sudah pingsan dengan banyak darah yang mengalir dari hidung, mulut dan juga kepalanya. Fera yang masih menangis mencoba menenangkan diri lalu menelepon ambulans agar Elang bisa cepat di tangani.

Gama sudah di tarik menjauh oleh Deka dan Asraf. Bahkan mereka terkejut kenapa Gama bisa sampai tidak terkontrol emosinya seperti tadi. Tetapi, ada kepuasan tersendiri di benak Deka dan Asraf karena bisa melihat Elang terkapar tidak berdaya.

Elang pemimpin geng Pseudo yang gagah dan tak terkalahkan itu bisa terkapar oleh Gama. Anak baik-baik yang tenggelam dengan cinta yang tanpa di sadari berubah menjadi obsesi memiliki Fera.

****

Tanpa Gama ketahui, Deka berkunjung ke rumah sakit. Ingin melihat seberapa parah Elang.

"Jauhi Elang, kalau lo nggak mau ikutan kena bahaya!" sentak Deka,

"Ma-maksud lo apa?" tanya Fera gugup, dia kaget karena tiba-tiba Deka menarik tangannya dan menyeret lembut ke taman rumah sakit.

Sikap peduli yang Deka tunjukan,  Fera seperti pernah merasakan  sesuatu seperti de javu. Seperti ada yang selalu perhatian, lembut, juga sangat baik.

Fera melamun dan ... 'bugh' suara keras benturan itu terdengar.
Ternyata bunyinya berasal kepala Fera yang sengaja Deka dorong dan mengenai pohon besar di dekatnya. Karena geram melihat Fera melamun. Lalu meninggalkan Fera begitu saja dalam keadaan pingsan.
Tanpa Deka tahu di sana ada Tio yang sedari tadi memperhatikan mereka. Tio datang untuk melihat kondisi Elang, karena kabar Elang kalah dengan Gama dan masuk rumah sakit sudah menyebar.

******

Jangan lupa vote dan komentarnya..

Daahh

PseudoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang