Bab 13

182 32 21
                                    

Puas? Puas lihat gue sekarang berdiri dengan kepribadian lain? Semua akan baik-baik aja kalau gue ga pernah sakit hati sama hadirnya cinta! -SheiraAdara

Happy Reading

Koridor yang ramai, seramai hati Gama saat ini yang penuh kekhawatiran. Manusia bertebaran dimana-mana. Jelas saja, ini jam terakhir kelas. Semua warga SMA siap-siap pulang.

Berbeda halnya dengan Gama dan Elang. Dua cowok most wanted itu tengah tergesa-gesa, menuju satu tempat sakral. Yang paling dihindari seantero murid di dunia. Seluruh murid cewek menyapa mereka dengan ramah. Biasanya Gama akan membalas dengan senyuman kecil. Untuk saat ini yang dipikirkannya hanya satu. Fara.

"Yah, kenapa di kunci sih?" keluh Gama.

"Makanya goblok bantuin gue, lo dobrak bisa? Jadi cowok lemah banget!" umpat cowok di sebelah Gama.

"Eh tapi ntar kalo ketahuan guru BP gimana? Ini kan sarana sekolah, Lang," ujar Gama cemas.

Elang hanya diam, tak menanggapi ucapan Gama. Yang dia pikirkan hanyalah Fara, pacarnya.

Dengan mengerahkan segala kekuatan yang dia punya. Elang mendobrak pintu begitu mudahnya.

"Woy, siapa sih ganggu?!" ujar Sheira kesal.
Gadis itu melempar pisau lipatnya begitu saja.

"Mmpphh ...." Fara memekik tertahan. Selain karena tangannya diikat, mulutnya juga disumpal menggunakan kain. Netranya menatap nanar pada betisnya, pisau yang tadi dilempar oleh Sheira sempat mengenai betisnya hingga mengeluarkan darah.

"Kenapa lo?" tanya Bella pada Fara seraya mengerutkan kening.

"Anjir, Bell! Ada darah, sialan!" seru Fanya panik sambil menunjuk ke arah betis Fara.

Bella mengikuti jari Fanya, matanya terbelalak. "Shei! Gila, darah!"

Sheira berdecak, dia menoleh ke arah Fanya dan Bella sebelum menatap ke arah Fara yang sedang memejamkam mata. "Kenapa lo, Far? Berdarah gitu aja sok kesakitan, cih!"

"Shei, bangsat lo! Lo apain pacar gue anjing?" umpat Elang seraya menendang tumpukan kardus yang ada di dekatnya.

Bella dan Fanya terkaget, tercengang dengan keberadaan Elang. Sheira memberi kode pada Fanya dan Bella untuk menyingkir. "Apa sih, Lang? Lebay banget lo jadi cowok. Tau darah dikit doang langsung teriak histeris gitu."

"Shit!" umpat Elang lagi. Dia melangkah sambil memberi tatapan tajam pada Sheira, tetapi Elang kalah cepat. Matanya menyipit kala Gama sudah berada di samping Fara.

"Woy!"

Gama tidak peduli dengan teriakan Elang, dia fokus untuk membuka sumpalan kain yang ada di mulut dan juga tangan Fara yang diikat.

"Gam, sakit," isak Fara.

Gama menggeleng sambil terus mencoba untuk membuka simpulan ikatan. "Sshh ... tenang ya, ada gue."

Tepat setelah Gama berhasil membuka ikatan tali yang ada di tangan Fara, tubuh Gama terpental ke samping hingga punggungnya membentur tumpukan kardus.

"Lo ngapain berani sentuh Fara, hah? Punya nyawa berapa lo?!" teriak Elang.

"Lo keterlaluan, Lang! Lo bilang dia pacar lo, pastinya lo sayang dia kan? Terus kenapa lo malah biarin tiga cewek biadab ini nyakitin dia? Mau lo apaan? Bangsat tau gak lo!" seru Gama, matanya memerah karena emosi yang kuat serta menahan sakit pada punggungnya.

Elang menatap Gama tajam, dia berjalan menghampiri Gama dan mencengkeram kerah baju cowok itu. Dengan sekali entakan, Elang kembali melayangkan pukulan untuk Gama.

Bugh!

"Ini balasan karena lo udah berani sentuh Fara!"

Pukulan terus dilayangkan Elang pada Gama, Elang tak memberi kesempatan Gama untuk melawan.

Dua lelaki itu tidak sadar, bahwa Sheira kembali menggoreskan ujung mata pisau pada lengan Fara. "Lo paham nggak sih? Apa yang gue sesali di hidup gue?" teriak Sheira.

Plak!

"Jawab bego! Gak usah sok bisu!" teriak Sheira sambil mencengkeram dagu Fara hingga gadis itu meringis kesakitan.

Fara hanya terdiam sambil menatap Sheira takut, matanya terpaku melihat kondisi Gama di seberang. Terlihat Elang membabi-buta memukul Gama tanpa ampun. Fara memekik tertahan, berusaha untuk berteriak agar Elang menghentikan pukulannya pada Gama. Fara menangis terisak, tak bisa berbuat apa pun.

"Sialan, gue nggak nyuruh lo nangis! Jawab pertanyaan gue bitch!" teriak Sheira sambil menarik rambut Fara geram.

Tangan Fara yang bebas berusaha untuk melepaskan tangan Sheira dari rambutnya, tetapi karena kuku Fara yang panjang, membuat Fara tanpa sengaja mencakat lengan Sheira.

"Anjir, sakit bego!" teriak Sheira, matanya memerah menahan sakit.

Spontan Sheira kembali menampar Fara hingga gadis itu sedikit oleng. Membuat kening Fara terbentur pada ujung meja yang ada di dalam gudang tersebut.

Anggota G-team yang melihat itu seketika panik, mereka saling menatap satu sama lain sebelum memutuskan untuk keluar.

Membiarkan Gama yang terkapar pingsan dan tidak peduli dengan Elang yang akan membawa Fara keluar dari gudang tersebut.

****

Maaf yah telat up...
Maaf banget...

Jadi gimana part kali ini?
Jangan lupa vote dan komentarnya

Daaahhh

PseudoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang