Bab 15

215 36 9
                                    

Happy Reading

Gama berdiri cemas di depan gerbang sekolah. Sudah banyak murid yang masuk, tetapi orang yang dicarinya belum juga terlihat. Sudah beberapa hari ia seperti ini, tetapi lega baru didapatkannya pagi ini.

Seorang perempuan yang sudah lama tak terjangkau matanya datang. Perempuan itu hanya menunduk dan melewatinya begitu saja, seolah-olah Gama tak ada. Meski begitu, Gama tidak heran sedikit pun, ia bahkan tidak sadar.

"Lo baik-baik aja, kan, Far?" tanya Gama cemas. Ia berdiri di depan Fara sehingga perempuan itu terpaksa menghentikan langkahnya.

"Gue bener-bener cemas sama keadaan lo!" tambah Gama.

Pandangan Fara terangkat, seakan bongkahan es mengisi bola matanya. Ia tak membuka suara, hanya melihat Gama sebentar, lalu membelokkan langkahnya melewati Gama.

Ada apa ini? Kenapa Fara terlihat seperti orang lain?

Gama tidak menyerah. Ia berjalan cepat untuk menghadang Fara lagi, ia bahkan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"Lo ngapain, sih?" Akhirnya Fara membuka suara.

Gama tersenyum paksa, ia berusaha mencairkan suasana. Kemudian ia meraih tangan Fara, "Lo-lo ... lo baik-baik aja, kan?"

Fara langsung menarik tangannya kasar, "Lo siapa, sih, sentuh-sentuh gue?" ujarnya ketus.

"Gue Gama, Gu-gue-"

"Lagian gue sama Elang udah jadian. Udah seharusnya gue jauh-jauh dari cowok lain, termasuk lo!" tutur Fara menekankan kata 'lo' sembari mengarahkan telunjuknya ke Gama.

Fara berusaha mendorong Gama. "Jadi enggak usah hadir dihadapan gue dari sekarang!" titahnya. Ia mulai melangkah, tetapi Gama kembali menarik tangannya.

"Kenapa tiba-tiba lo jadi gini? Lo, kan, pacaran sama Elang karena terpaksa?" jelas Gama.

Fara menoleh tanpa menarik tangan seperti sebelumnya. "Terus gue harus gimana? Terpaksa atau enggak, kenyataan enggak akan berubah, gue tetep pacarnya Elang," tukas Fara lelah menghadapi kenyataan ini.

"Kalau gitu jadi pacar gue!" pinta Gama.

"Hah? Apa? Gimana-gimana? Apa yang bakalan terjadi dengan akhir kisah gue sama Elang? Dan lo, Gam? Kisah dua negatif yang tak pernah menjadi positif!"

"Dalam matematika, saat dua negatif bersatu, mereka akan menjadi positif, dan lo harus percaya itu, Far!"

"Kenyataannya, kita enggak bisa bersatu. Karena dalam fisika, dua negatif hanya bisa terhubung, jika positif berada di antara mereka. Dan positif yang hadir di antaranya adalah Elang."

"Seenggaknya, kalau kita bersama, kita bisa saling menguatkan."

"Saling menguatkan? Dengan tekanan yang semakin besar? Apa lo pikir gue bisa terus bertahan? Enggak, Gama! Gue enggak sekuat itu!"

"Fara ...." Gama terengah mendengar kata menyerah yang tersirat dalam kalimat Fara.

"Jadi, tolong, jauhin gue mulai sekarang. Gue pengen damai," pinta Fara akhirnya. Ia pun melepaskan tangan Gama darinya. Kemudian berniat memulai langkah pergi untuk membelah halaman sekolah.

"Kalau gue hancurin tekanan itu, apa cukup buat lo dapetin kebebasan?" tanya Gama spontan.

Seketika Fara menghentikan langkahnya, ia berbalik dan mendapati Gama yang belum beranjak dari posisinya.

"A-a-apa maksud lo?" Fara tergagap.

"Menurut lo?" Hanya dua kata itu yang menjawab ribuan pertanyaan di kepala Fara. Tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, Gama pergi begitu saja. Bukan ke dalam sekolah, melainkan keluar gerbang.

PseudoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang