"Mulai sekarang ini adalah pacar saya, siapapun yang ganggu ataupun dekat-dekat dengannya..."
Hyuga menatap tajam ke arah semua dengan suara yang dingin
"Akan berurusan sama saya."
--------------------------------------------
Di kantin...Rachel sedang duduk bersama Agatha sambil memakan makanan mereka masing-masing.
"Wih....gila lo. Kok lu pacaran ama Hyuga kagak bilang-bilang? Lagian sejak kapan lu deket ama dia? Deket ama cowok aja kagak pernah. Liat tuh, orang-orang pada takut ama lu. Gila. Bangga banget gue jadi temen lu." Kata Agatha panjang lebar.
Ya. Karena ucapan Hyuga tadi pagi membuat Rachel berada di situasi yang tidak nyaman. Semua orang seperti takut kepadanya. Ralat. Lebih tepatnya takut kepada Hyuga.
Contohnya tadi, saat dia sedang mengantri untuk mengambil jatah makan siangnya. Dia ingin mengambil nampan, tapi terhalang oleh orang lain. Saat Rachel bilang 'permisi', orang tersebut langsung menyingkir dengan takut.
Seakan-akan saat Rachel mengucapkan 'permisi' menjadi 'minggir' atau 'awas'. Itu membuat Rachel tidak nyaman, dia ingin kehidupan kuliahnya berjalan dengan 'normal'. Tapi bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya dengan tenang jika dia menjadi pusat perhatian dan topik pembicaraan. Ini karena dia berpacaran dengan Hyuga.
"Dasar Hyuga." Batin Rachel.
"Udah deh Agatha, Rachel gak nyaman nih." Ujar Rachel dengan wajah memelas.
"Tapi sumpah deh chel, walaupun lu bukan pacar pertamnya, tapi lu orang pertama yang dia bilang pacarnya. Biasanya yang bilang kayak gitu ceweknya."
"Lo beruntung banget chel." Lanjut Agatha.
"Beruntung darimana?" Bingung Rachel. Dia merasa itu sebuah bencana bisa berpacaran dengan laki-laki ter-populer di kampusnya. Jangankan pacaran, kenal saja dia sudah pasti akan menjauh.
"Itu beruntung dodol! Apa coba yang kurang dari tuh anak. Udah pinter, kaya, ganteng-"
"Tapi Rachel gak suka." Potong Rachel sebelum Agatha memuji-muji laki-laki itu lebih jauh.
"Alah paling bentar lagi lo klepek-klepek ama dia." Ujar Agatha dengan senyumannya yang paling menyebalkan.
"Gak mungkin. Mana mungkin Rachel suka sama orang kayak dia?" Tanya Rachel tidak percaya.
"Yakin gak bakal ngefly?" Tanya Agatha masih ingin terus menjahili Rachel.
"Gak."
"Yakin gak bakal bucin?"
"Gak. Pokoknya Rachel gak bakal suka sama orang yang suka ngatur kayak dia!"
"Oh ya?"
"Ya"
Eh. Tunggu.
Ini bukan suara Agatha.
Ini suara.....
Hyuga.
Dia ada di belakang Rachel sambil melipat tangan di dada dan jangan lupa dengan gaya angkuhnya. Rachel yang melihat itu langsung merutuki dirinya sendiri. Kenapa dia sangat ceroboh dan tidak berhati-hati saat sedang berbicara?
Sial. Sekarang tatapan tajam Hyuga seakan-akan sedang mengartikan, "Ikut saya sekarang juga".
Rachel ketakutan, tapi dia hanya bisa pasrah dan mengikuti Hyuga dari belakang menuju parkiran. Daripada dia membantah dan Hyuga melakukan yang tidak-tidak lagi (contohnya seperti tadi pagi), bisa gila Rachel jika dia terlibat lebih dalam lagi dengan cowok yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath And Little Girl
Teen FictionHyuga merupakan orang kaya yang memiliki banyak perusahaan di berbagai negara. Dia sangat terkenal. Di kuliahnya pun tak ada yang tidak mengenalinya, karena ketampanan dan kekayaannya. Banyak perempuan yang mau mendekatinya, tetapi sikapnya yang din...