9. Percaya

1.6K 79 0
                                    

Lalu, gerakan Hyuga terhenti ketika Rachel mengucapkan satu kalimat

"Aku juga menyukaimu."

Hyuga mengerjapkan matanya beberapa kali, dia sedang mencerna apa yang barusan Rachel katakan.

Hyuga mendorong bahu Rachel pelan agar dapat melihat wajah Rachel.

"Apa kamu bilang? Kamu menyukaiku? Beneran?"

Rachel mengangguk.

Hyuga menatap lekat manik kedua mata Rachel untuk mencari kebohongan. Tapi tidak ada. Yang ada hanya ketulusan. Hyuga terkejut, dia sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Cepat sekali Hyuga mendapat jawaban dari Rachel. Padahal baru kemarin Hyuga menyatakan perasaannya.

"Hyuga?" Panggil Rachel yang menyadarkan lamunannya.

"Hyuga gak papa?" Tanya Rachel.

"Iya gak papa." Jawab Hyuga.

"Kamu beneran suka sama aku? Sejak kapan? Dan kenapa?" Tanya Hyuga.

Rachel berpikir sejenak.

"Sebenarnya baru tadi aku sadarnya." Ujar Rachel sambil nyengir memamerkan gigi putihnya.

"Rachel suka deg-degan kalau deket-deket sama Hyuga. Tapi Rachel nyaman di deket Hyuga, Hyuga selalu ada buat Rachel-"

"Gak juga. Buktinya kemaren aku gak bisa nolongin kamu pas mau ditampar sama Rebecca." Potong Hyuga.

Rachel tersenyum.
"Tapi Rachel tau, pasti Hyuga bisa nolongin Rachel. Cuman Hyuga diem saat itu karena ada kakak Rachel kan yang nolongin?" Ujar Rachel.

"Iya sih." Hyuga menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Sebelumnya Rachel gak pernah ngerasa kayak begini."

"Gak pernah?" Tanya Hyuga tak percaya.

Rachel mengangguk.

"Iya gak pernah. Rachel emang deket sama siapa aja, dan punya banyak temen. Beberapa ada yang laki-laki, tapi Rachel anggap semua laki-laki yang deket sama Rachel cuma temen. Tapi Hyuga beda, Rachel juga masih belum pasti dengan perasaan Rachel. Rachel cuma ngerasa beda aja sama Hyuga." Ucap Rachel panjang lebar.

"Kalau Hyuga? Sejak kapan dan kenapa suka sama Rachel?" Rachel balik tanya kepada Hyuga.

"Sejak kemaren, pada saat kamu sama kakak kamu yang aku kira laki-laki lain. Aku ngerasa aneh. Kayak perasaan sedih dan marah. Dan baru kemaren aku sadar dan nyatain perasaan aku ke kamu, itupun aku juga kaget." Ujar Hyuga.

"Kalo alasan Hyuga suka sama Rachel apa?" Tanya Rachel.

Hyuga diam sejenak.
"Itu biar aku dan tuhan yang tau." Uajr Hyuga.

Rachel merasa tidak adil.
"Iihh...kok gak adil??? Kan Rachel udah kasih tau alasan Rachel suka sama Hyuga. Masa Hyuga enggak. Kasih tau.." Rengek Rachel.

"Enggak." Tolak Hyuga.

"Kasih tau."

"Gak."

"Iya."

"G"

"Y"

"...."

"Kasih tau dongg....pasti karena Rachel cantik kan?" Ucap Rachel kelewat pede.

"Enggak tuh." Kata Hyuga cepat.

Rachel yang tadi sedang senyum dengan kedua tangan ditaruh di dagunya, memanyunkan bibirnya karena ucapan Hyuga.

"Iihh...Hyuga jahat!" Rachel memukul lengan Hyuga.

"Enggak kok, eehh..." Hyuga sedang mencoba menghindari pukulan Rachel tapi pada akhirnya kena juga. Rachel tertawa seolah lupa bahwa mereka sedang berada di rumah sakit.

Psycopath And Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang