Keesokan harinya.
Rachel hari ini tidak ada kelas, jadi dia melakukan rutinitas paginya seperti biasa.
Dia sedang sarapan bersama ibu dan kakaknya Brian. Ayahnya Rachel sudah berangkat kerja dari pagi-pagi buta. Terlihat seorang perempuan sedang memainkan makanannya sambil memikirkan sesuatu, dia masih memikirkan siapa pelaku dari kasus celakanya Agatha.
"Rachel!" Panggilan itu menyadarkan Rachel dari lamunannya.
"Eh? Iya mah?" Jawab Rachel.
"Mamah panggilin daritadi juga. Kamu kok gak makan makanan kamu? Lagi mikirin apa?" Tanya mama Ellen.
"Eh? Enggak kok mah, lagi gak mikirin apa-apa." Jawab Rachel tidak mau membuat mamahnya khawatir.
"Ini Rachel mau makan." Lanjut Rachel yang langsung melahap makanannya.
"Kalo ada apa-apa, cerita ke mamah ya." Ujar mamah Ellen.
Rachel menggangguk sambil tersenyum. Mamah dan kakaknya belum tahu tentang kasus yang dialami Agatha, dan tentang dia yang dibully di kampusnya. Dia tidak ingin membuat mamahnya atau kakaknya khawatir karenanya.
Tapi Brian tahu, ada yang disembunyikan oleh Rachel. Setelah sarapan selesai, Rachel membantu ibunya membersihkan meja dan pamit ke kamarnya.
Saat di kamarnya, dia segera merebahkan dirinya di kasur. Rachel benar-benar bingung, memikirkan siapa pelaku yang telah mencelakai Agatha. Apa ada yang tidak menyukai Agatha sampai tega melakukan ini? Tapi setahu Rachel, Agatha tidak punya masalah dengan siapa pun. Apa jangan-jangan Agatha menyembunyikan masalahnya?
Pikirannya buyar ketika ada yang mengetuk pintu kamarnya.
"Rachel, kakak boleh masuk?" Tanya seseorang dibalik pintu yaitu kakaknya, Brian.
"Boleh kak, masuk aja, pintunya gak dikunci." Ujar Rachel.
Brian segera membuka pintu kamar Rachel dan masuk ke dalam.
"Kenapa kak?" Tanya Rachel.
"Enggak, cuma mau ketemu sama kamu. Emangnya gak boleh?" Ujar Brian.
Rachel tersenyum.
"Boleh kok kak." Ucap Rachel.Brian segera duduk di kasur dekat Rachel.
"Tapi tumben kakak nyamperin aku? Biasanya kan sibuk sama kerjaan kakak sampe gak ada waktu buat aku." Sindir Rachel.
Brian terkekeh dan mengacak-acak puncak kepala Rachel.
"Iya deh, kakak sibuk sampe gak ada waktu buat kamu. Maaf ya." Ujar Brian."Yaudah iya." Jawab Rachel, tapi masih menampakkan raut wajah kesal.
Brian tersenyum gemas dengan tingkah laku adiknya ini.
"Jangan ngambek lagi dong. Mau tau gak, kenapa kakak nyamperin kamu?" Tanya Brian.Rachel mengangguk.
"Tapi jangan ngambek lagi dong, senyum." Ucap Brian sambil mencubit pipi Rachel.
"Iihh...kakak."
Brian tertawa.
"Makanya senyum, jangan ngambek terus. Nanti cantiknya ilang loh." Ujar Brian."Berarti Rachel cantik kalo senyum?" Tanya Rachel berharap.
"Enggak."
Rachel kembali memanyunkan bibirnya dan langsung memukul lengan Brian.
"Aw! Enggak kok cuma bercanda. Tapi senyum dulu." Ujar Brian.
"Gak mau." Jawab Rachel kesal.
"Senyum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopath And Little Girl
Teen FictionHyuga merupakan orang kaya yang memiliki banyak perusahaan di berbagai negara. Dia sangat terkenal. Di kuliahnya pun tak ada yang tidak mengenalinya, karena ketampanan dan kekayaannya. Banyak perempuan yang mau mendekatinya, tetapi sikapnya yang din...