33. Kejadian

633 42 0
                                    

Budayakan vote and comment ya
😊🙏
--------------------------------------------------‐--------

Keesokan harinya.

Rachel kembali ke rumah sakit, bedanya sekarang dia tidak ditemani oleh keluarganya. Dikarenakan mereka semua punya urusan masing-masing. Mamah Ellen pergi arisan bersama teman-teman alumni SMA-nya, Kak Brian punya meeting dadakan, dan Papah Alan seperti biasa bekerja dan tidak bisa pulang cepat. Dan sekarang Rachel sedang ditemani oleh seseorang. Yaitu Alvin. Rachel juga sudah membawa buah-buahan yang dia potong sendiri untuk Athaya.

"Ruangan nomor berapa Chel?" Tanya Alvin.

Mereka sekarang sudah berada di lantai lima dan sedang berjalan menelusuri lorong untuk mencari ruangan tempat Athaya dirawat.

"Ruangan nomor 517, tuh di depan sana." Balas Rachel sambil menunjuk ke depan.

Lalu saat mereka sampai di ruangan tersebut. Rachel mengetuk beberapa kali sebelum dia membuka pintu untuk masuk.

"Hai Chel." Sapa Athaya dengan raut wajah yang senang.

Tapi langsung berubah di detik selanjutnya karena melihat orang yang muncul dari belakang Rachel. Entah kenapa saat melihat Alvin, Athaya langsung mengingat kejadian saat Alvin menyelamatkan dirinya. Itu membuat  Athaya agak sedikit malu sehingga wajahnya agak sedikit memerah. Athaya ingin berterima kasih kepada Alvin, tapi Athaya terlalu gengsi untuk mengatakannya. Jadilah Athaya hanya memalingkan wajahnya untuk tidak melihat Alvin.

"Udah mendingan kan Ya?" Tanya Rachel.

"Iya." Jawab Athaya sambil tersenyum.

"Gue enggak disapa nih?"

Pertanyaa Alvin membuat Athaya agak sedikit panik.

"Ngapain gue harus nyapa lo?"

"Waah...parah banget, padahal yang nyelamatin lo waktu itu gue, lo tau??!" Ujar Alvin agak sedikit tersinggung.

Athaya hanya mengabaikannya karena dia bingung harus menjawab apa.

"Udah, udah. Kalian ini berantem mulu,  pusing aku dengernya." Lerai Rachel.

"Dia tuh, kagak tau terima kasih banget jadi orang. Kalo gitu gue nyesel deh nolongin elu."

"Oh gitu? Yaudah kalo gak mau nolongin ya gak usah!" Balas Athaya.

"Terus gue biarin lu mati gitu? Padahal gue udah tau lo ada dimana? Sori ya, gue masih ada rasa manusiawi, gak kayak lo."

Athaya melotot, dia benar-benae kesal sekarang.

"Kan lu bisa panggil yang lain, kenapa lo harus repot-repot bantuin gue?"

"Lo udah keburu sekarat, yang ada pas gue manggil yang lain, lu udah mati kali di gudang karena sesek napas."

"Sok tau! Tau dari mana lo?"

"Suara lo tuh udah kek setan yang lagi manggil-manggil tau gak. Pantesan aja kagak ada yang mau nolongin lo. Untung ada gue."

"Terserah lo deh!" Teriak Athaya.

Hening. Yang ada hanya suara napas Athaya dan Alvin yang saling memelototi satu sama lain.

"Udah?" Tanya Rachel.

Tidak ada balasan. Tapi Rachel sudah tahu jawabannya apa. Lalu dia segera mengeluarkan tempat makan yang berisikan buah-buahan yang sudah dipotong-potong.

"Nih mending makan buah dulu, seret kan abis teriak-teriak." Ujar Rachel sambil menyodorkan kotak makan berisikan buah-buahan dengan satu garpu. Athaya hanya diam menurut sambil makan buah-buahan.

Psycopath And Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang