6. {CS-Stupidity}^Keluarga

116 14 0
                                    

🐥🐥HappyReading 🐥🐥
.
.
Bahkan sekarang pun aku bingung, apakah dia suka atau tidak?
.
.

Wendy termenung menatap langit malam dibalkon kamarnya. Ditemani oleh alunan music dari billie elis. Helaan nafas lelah terdengar lagi lagi dari Wendy. Air mata dari ujung mata nya tiba-tiba menetes keluar tanpa kompromi.

"ish, kok Wendy malah nangis?" Tanya nya pada diri sendiri, ia juga tak menyeka air mata itu. "Pih, Bund dimana?"

"Kalian udah makan belum? Wendy udah makan dimasakin sama si mbok. Kalian kangen Wendy nggak? Wendy kangen. Boleh nggak, Wendy berharap kalian selalu ada buat Wendy!"

"hikss,, Wendy egois kalo gitu. Maafin Wendy, udah nangis gara-gara kalian." Wendy mengusap bingkai foto ketika ia bersama dengan Winie dan Gana. Mereka tersenyum kaku, sedangkan Wendy tersenyum bahagia. Foto itu sudah basah oleh air mata, Wendy mengusap nya, lalu memeluk nya.

Perasaan ingin dikasih sayangi oleh kedua nya tak bisa ia tahan lagi. Ia tau orang tuanya menyayangi nya, tapi apakah menyanyangi harus membuat Wendy menderita seperti ini. Ia juga yakin kalau orang tua nya ingin membahagiankan Wendy, tapi apakah kebahagiaan seperti ini. Tuhan bantu Wendy untuk merubah kedua orangtuanya.

Tanpa disadari, seorang pemuda yang tak lain adalah Vero memerhatikan Wendy dari tadi. Ia tau bagaimana tidak dipedulikan oleh kedua orang tua nya. Karena memang diri nya juga seperti itu. Besar bukan dengan orang tua. Tapi bagaimana lagi, ini sudah jadi rencana Tuhan bukan.

"Wend, kita itu sama." Lirih nya. Vero melihat Wendy masuk kedalam, ia juga ikut masuk kedalam juga. Ia membaringkan tubuh nya disopa didalam kamar. Timbulah keisengan nya untuk menelepon Wendy. Sepertinya ia kangen dengan Wendy.

Baru saja ia memanggil nya, Wendy langsung menganggkat nya.

"Iya kak Vero?" Vero tersenyum.

"Abis nangis ya?"

"Kak Vero abis nangis?"

"enggak, lo abis nangis?"

"iya, kok kak Vero tau?"

"Kan gue cenayang." Vero terkekeh, Wendy juga terkekeh.

"Besok lo sekolah nggak?" Tanya Vero.

"enggak, males."

"Yaudah gue juga nggak."

"kenapa?"

"Besok ada presentasi. Males ah, guru nya galak."

"iya, galak kaya kak Vero." Terdengar tawa Wendy disana, Vero juga ikut tertawa.

"udah sedih nya?"

"udah. Kan tadi Wendy ketawa."

"Bagus kalo gitu."

"jangan ngerasa sendiri ya!" pinta nya dengan suara sangat lirih.

"iya kak, Wendy masih punya temen-temen sama kak Vero juga."

"udah ya, lo tidur sekarang!"

"Kak Vero juga, Jangan main game terus, kasian mata nya."

"Siap."

Mereka bedua sama-sama tersenyum setelah panggilan tertutup. Vero sekarang bisa lega sekarang. Wendy pun sama, ia merasa bahwa disini masih ada yang peduli dengan diri nya. "Makasih kak Vero, udah baik sama Wendy."

Keesokan hari nya. Wendy menatap dirinya didepan cermin full body. Berpose ria lalu langsung diupload di Instagram nya. Lalu ia duduk ditepi tempat tidur.

Beberapa notifikasi dari instagram membuat bising, Wendy membaca komentar-komentar yang sudah lebih dari puluhan itu. Bagaimana tidak ramai, kalau yang komentar saja rata-rata teman dari Vero seperti Bulan,Quenby dan yang lain nya. Kakak hits lah.

Selesai membalas komenan dari instagram nya Wendy langsung menelepon Rissa, "Rissa Wendy boleh ke rumah Rissa nggak?" Tanya Wendy saat Rissa baru saja mengangkat panggilan itu.

"Ke rumah aja, gue juga lagi sendiri kok."

"okeyy," setelah panggilan berakhir, Wendy langsung menyambar tas kecil dan tak lupa juga, ia membawa kunci motor nya.

Ia mengeluarkan motor nya dari bagasi, memakai helm lalu langsung melesat pergi. Selama perjalanan, Wendy bersenandung kecil. Menyanyikan berbagai lagu Disney kesayangan nya. Diperempatan rumah Rissa, ia menyempatkan membeli martabak terlebih dahulu.

Rissa menunggu Wendy didepan teras, pagar sudah ia buka agar Wendy memasukan motor nya kedalam garasi, supaya tidak kehujanan.

"Haii Rissa?!" teriak Wendy masih berada diatas motor nya. Ia turun lalu menghampiri Rissa cepat. Rissa menghembuskan nafas kesal, "buka dulu helm lo!" Wendy langsung memegangi kepala nya, lalu ia terkekeh.

"ah iya, belum dibuka ternyata."

"Wendy bawa martabak buat kita."

"kirain buat gue."

Wendy mengangguk, "iya Rissa buat kita dan Rissa masuk didalam nya."

"iya Wendy gue tau."

"pinter!"

"iyalah kan gue sekolah."

"Sekolah Smadir itu punya papih nya kak Bintang riss,"

"iya, lo baru tau?"

Wendy ternganga mendengar fakta itu, "kalo papihnya kak Bintang punya sekolah, bukan nya kak Bulan juga punya sekolah ya?" Rissa mengangguk sambil menggigit martabak keju.

"wow, berarti kalo mereka berdua nikah, mereka nggak usah kerja dong. Kan mereka pewaris tunggal." Rissa bingung mendengar nya. Kenapa tiba-tiba Wendy mengurusi hidup orang lain?

"Iyalah, sama kaya lo aja."

"siapa? Wendy?" menunjuk diri nya sendiri.

"Yupz, lo kan anak satu-satu nya. Kak Vero juga kan pewaris tunngal." Jelas Rissa.

"Vero siapa?"

"astagfirullah, kak Vero yang lagi deket sama lo tuh."

"ohh, emang kenapa Wendy sama kak Vero?" raut wajah Wendy sangat membingungkan, sampai-sampai Rissa melempar bantal kursi kemuka nya.

"kalo nikah tuh."

"udah jangan nikah, takut kak Vero nya nggak mau gimana?" tukas Wendy lagi.

"Dia sayang sama lo Wen, terbukti dari perlakuan-perlakuan dia ke lo. Kalo dia nggak sayang sama lo. Waktu lo marah, dia nggak bakal ngebujuk lo sampe beli makanan kesukaan lo. Betul kan?" Wendy mengangguk sebagai jawaban. Perkataan Rissa memang ada benar nya. Bahkan beberapa kali Vero memperlihatkan rasa sayang nya kepada Wendy dengan terang-terangan. Vero juga kadang terlihat seperti cemburu ketika Wendy berdekatan dengan pria lain. Jadi apakah Vero sayang atau cinta kepada Wendy. Lihat saja nanti.

 Tggllup: 240220

djie 💚

B A D - P A R T N E R || wendy's || END || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang