"Arabella! Kamu ini mau main atau tidak? Kalau tidak keluar dari lapangan! Jangan mengacau!" Teriakan dan perintah itu membuat semua orang menatap ke arahku.Aku yang sedang memegang bola voli di tanganku dengan perlahan melepaskan bola itu. Membiarkan bola tersebut jatuh dan menggelinding entah kemana.
Aku memang tidak terlalu fokus dengan pelajaran hari ini. Entah kenapa. Tetapi aku masih saja kepikiran tentang apa yang kulihat semalam di mall.
Dapat ku lihat Intan menghampiri ku. dia memegang bahuku pelan. Tetapi dengan cepat aku langsung menghempaskan tangannya.
Aku langsung berjalan menuju luar lapangan. Duduk di bangku dan melihat mereka melanjutkan permainannya. Padahal bola voli adalah kesukaanku. Aku sangat suka memainkannya. Dan aku selalu mendapatkan nilai yang bagus untuk itu.
Tapi karena semalam, aku sama sekali tidak konsen hari ini.
"Ya.. bagus Intan!" Teriak guru penjaskes yang memuji Intan.
Aku langsung menoleh kearah guru itu. Dia biasanya selalu memujiku. Tapi kini, Intan lah yang mendapatkan pujian itu.
Pandanganku teralih ke Intan. Menatap tajam perempuan yang sedang bersemangat memainkan bola itu. Tanpa sadar aku mengepalkan tangan ku kuat.
Tatapan ku perlahan menajam. Menatap Intan penuh dengan kebencian. Aku tidak tahan melihat dia merebut semua kebahagiaanku.
Mengambil sosok ayah yang selalu aku impikan, dan sekarang dia menjadi pusat perhatian dari semua orang.
Aku mengedarkan pandanganku. Sedari tadi aku sama sekali tidak melihat Caca dan Yuni. Aku sangat penasaran kemana mereka berdua pergi.
Teettt..
Suara bel itu menandakan jika jam pelajaran sudah berakhir. Aku akhirnya bisa bernapas lega. Aku dengan cepat berdiri dan berjalan menuju kelas.
Aku ingin segera mengganti baju dan menikmati ac kelas dengan nyaman. Tetapi, ketika aku berjalan dengan santai menuju kelas, dapat ku lihat Caca dan Yuni sedang mengambil dompet dari tas Rara.
Aku yang melihat itu langsung mengintip dari balik pintu. Aku kira mendapati, Yuni yang mengawasi sekitarnya.
Aku sangat penasaran kemana mereka akan meletakkan dompet itu. Dan betapa terkejutnya aku, melihat Caca meletakkan dompet itu di dalam tas Intan.
Aku tidak tau kenapa mereka berdua melakukan hal itu. Tapi aku juga tidak mungkin muncul sekarang.
Setelah mereka sudah meletakan dompet itu, mereka segera merapikan kembali tas Intan. Setelah itu mereka berdua kembali duduk di bangku masing-masing. Seperti tidak terjadi apa-apa.
Aku dengan pelan memasuki ruangan kelas. Menatap mereka berdua yang tersenyum kepadaku.
Setelah aku duduk di bangku, aku segera menghadap ke arah Caca.
"Ca.." panggilku.
"Iya?" Caca melihat ke arahku dan tersenyum.
"Kalian berdua ken--"
"Woi! Baju gue woi!"
Ucapan terpotong dengan kedatangan dan keributan teman-teman ku yang lainnya. Aku tidak mungkin membicarakan hal itu ketika murid lainnya sudah datang.
Alhasil aku hanya bisa diam. Tidak mungkin aku membicarakannya sekarang.
"Kenapa?" Tanya Caca kepadaku.
"Enggak papa." Aku tersenyum dan langsung menghadap ke depan. Aku tinggal menunggu drama yang akan dimulai nantinya.
---
"Dompet gue hilang!" Teriak Rara.
Semua mata langsung tertuju kepada Rara. Dia sudah mulai panik dan mencari keberadaan dari dompetnya. Dia juga sudah mengeluarkan semua barang-barangnya dari dalam tasnya.
Aku hanya diam. Tidak berani menatap ke arahnya. Tidak tau harus berbuat apa.
"Udah perkasa aja satu-satu tas kita." Usul Caca.
Dia dengan cepat menaruh tasnya ke atas meja dan bersedia jika tasnya diperiksa.
"Iya bener tuh! Periksa aja. Mana tau.." sambung Yuni.
Tidak lama kemudian, semua siswa dan siswi menyetujui perkataan Caca. Mereka juga dengan santai meletakkan tas mereka ke atas meja.
Rara pun mulai berdiri dan mengeledahi satu persatu tas kami.
Aku hanya menundukkan kepalaku. Aku sangat takut kalau Intan akan diperiksa nanti.
Rara dan teman sebangkunya berjalan ke arahku. Aku mulai gugup. Aku langsung menoleh ke arah Intan. Dia sangat santai dengan pemeriksaan ini. Padahal dia tidak tau jika dompet itu berada di dalam tasnya.
---
Hai-hai teman-teman.. apa kabar kalian?? Gimana malam minggunya? Eh dari pada bingung dan galau, bagusnya baca AbZa aja nih.. heheh..
Gimana part kali ini guys??
Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin AbZa ke reading list kalian yaa..
Love you..
Medan, 28 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ABZA [END]
Teen FictionArabella menatap Zafarel.. menatap teduhnya pria itu saat dia tertidur. Arabella selalu berharap dia bisa masuk kedalam mimpi pria tersebut. Dia menyentuh hidung mancung Zafarel. Mendekatkan bibirnya ke telinga Zafarel dan membisikan kalimat yang s...