"Jalan yuk!" Aku menoleh ke arah Zafarel yang tersenyum kepadaku.
"Ke mana?"
"Kalau lo mau, kita jumpa di sekolah besok. Dan lo akan tau kita kemana nanti." Aku menganggukkan kepalaku.
"Oke.. nanti gue kabarin kalau gue bisa." Aku kembali menatap ke arah lapangan basket yang kosong. Hanya kami berdua.
"Gue selalu penasaran. Kenapa lo selalu datang pagi-pagi buta gini?" Zafarel bertanya kepadaku. Aku tersenyum kepadanya.
"Gue suka aja. Suasana pagi itu membuat gue nyaman. Dan juga.. gue bisa menikmati waktu sendiri gue. Tanpa diganggu oleh siapapun."
"Tapi gue selalu ganggu lo. Dan lo gak bisa menikmati waktu sendiri lo."
"Gue gak bilang lo ganggu gue."
"Lo enggak merasa gue ganggu? Syukurlah kalau gitu."
Aku hanya tersenyum dan kembali menikmati pemandangan di depanku. Entah kenapa aku sangat suka melihat lapangan basket di pagi hari.
"Ra.. lo masih suka kan sama gue?" Mendengar perkataannya itu membuatku langsung menatapnya bingung. Kenapa dia tiba-tiba menanyakan hal itu.
"Kenapa lo jadi tanya itu?"
"Gue mau nanya aja. Soalnya gue udah berencana untuk mulai menyukai lo juga." Aku terdiam. Tidak bisa berkata apa-apa.
"Gue gak tau."
"Jangan berhenti suka sama gue ya Ra.. "
"Gue gak bisa nentuin perasaan gue."
"Lo harus bisa. Kalau gitu.. kita coba sekarang aja."
Aku kembali terdiam. Tidak mengerti maksud dari perkataan Zafarel. Dia hanya tersenyum dengan senyuman khasnya itu.
"Ayo kita pacaran."
Aku langsung membulatkan kedua mataku lebar. Kenapa dia tiba-tiba mengajakku untuk pacaran. Terlebih lagi, aku tau jika dia menyukai Intan.
"Lo.. kenapa?"
"Gak ada salahnya kan, kalau kita pacaran?"
"Intan?" Aku langsung menyebut namanya. Takut-takut kalau dia hanya kasihan kepadaku.
"Gue rasa.. perasaan gue ke dia itu cuman sebatas sahabat."
"Pembohong."
Dia langsung mengernyitkan dahinya ketika aku bilang bahwa ia seorang pembohong. Aku tau itu. Dia masih menyukai Intan. Tidak mungkin dia tidak menyukai Intan. Pandangannya kepada Intan membuatku sangat yakin. Kalau dia masih menyukai saudara tiri ku itu.
"Lo.. kasihan kan sama gue? Makannya lo tiba-tiba ngajakin gue pacaran? Gue enggak tau kenapa lo tiba-tiba ngajakin gue pacaran. Tapi gue yakin, lo masih suka sama Intan."
Aku berdiri dan menghadap ke arah Zafarel. Tersenyum tipis kepadanya.
"Kalau lo mau ngajak gue pacaran.. lo harus benar-benar udah enggak ada perasaan apapun sama Intan." Ucapku kepadanya. Dan setelah itu, aku langsung berjalan pergi meninggalkannya.
---
Aku kembali berjalan menuju lapangan. Jam sekolah sudah berakhir. Lebih tepatnya satu jam yang lalu. Dan aku masih setia berada di sekolah. Sekolah sudah mulai sepi.
Aku yang tadinya berniat untuk pulang, tapi berhenti ketika melihat Zafarel sedang tertidur di bangku yang mengarah ke lapangan. Melihat hal itu, aku langsung berniat menghampirinya.
Setelah sampai di sampingnya, aku langsung tersenyum tipis.
Aku menatap Zafarel.. menatap teduhnya pria itu saat dia tertidur. Aku selalu berharap dia bisa masuk kedalam mimpi Zafarel. Tapi ku rasa, itu tidak akan pernah terjadi.
Aku menyentuh hidung mancungnya. Dan dengan pelan aku mendekatkan bibirku ke telinga Zafarel dan membisikan kalimat yang sangat ingin aku ucapkan.
"Kumohon.. Ajari gue menjadi seseorang yang lo inginkan"
Setelah mengatakan kalimat itu, aku langsung menjauhkan diriku darinya. Tetapi melihatnya yang begitu tenang, membuat tangan ku sangat gatal. Dengan sangat pelan, aku mengulurkan tanganku dan menyentuh rambut hitamnya.
Dari rambutnya, perlahan tanganku mulai turun menyentuh pipinya. Aku langsung tersenyum tipis.
Tetapi detik berikutnya, aku langsung menjauhkan tanganku darinya. Aku takut akan membangunkannya. Dengan berat hati, aku berbalik dan berjalan menjauh darinya.
Kenapa Intan sangat beruntung bisa memiliki Zafarel di sisinya. Dan sekarang, dia juga memiliki ayah. Aku merasa dia sangat beruntung. Dan sekarang, aku sangat iri kepadanya.
---
Heiyo.. i'm backkkkk... Gimana part kali ini gessss????
Zafarel gercep banget kan??? Gimana kalau kalian ada di posisi Ara? Bakalan langsung terima ajakan Zafarel? Wkwkwk
Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin AbZa ke reading list kaliannnn...
See you..
Medan, 11 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ABZA [END]
أدب المراهقينArabella menatap Zafarel.. menatap teduhnya pria itu saat dia tertidur. Arabella selalu berharap dia bisa masuk kedalam mimpi pria tersebut. Dia menyentuh hidung mancung Zafarel. Mendekatkan bibirnya ke telinga Zafarel dan membisikan kalimat yang s...