Aku menatap Intan yang sedang berpamitan dengan ayah dan bunda. Masa SMA kami telah berakhir. Semuanya berjalan dengan lancar. Biarpun di masa terakhir SMA, ada masalah dan kabar duka tentang keluarga ku. Tetapi aku dan Intan mampu melewati semua itu.
Aku tersenyum tipis ketika melihat Intan memeluk bunda. Aku rasa keputusan Intan tidak bisa diubah lagi. Dia akan pergi kuliah ke luar negeri. Kami sudah mencoba untuk membujuk nya. Tetapi dia selalu menolak. Jadi kami tidak bisa lagi melarang nya.
"Ara.. kita pulang yuk." Ajak Bunda. Aku tersenyum tipis kepada bunda.
"Bunda sama ayah duluan aja ke mobil. Ara masih mau bicara sebentar sama Intan." Balas ku.
Bunda pun menganggukkan kepalanya. Detik berikutnya ia dan ayah pergi meninggalkan ku dan Intan. Aku berjalan mendekat kepada Intan.
"Lo yakin?" Tanya ku lagi. Aku rasa dia sudah bosan dengan pertanyaan ku ini.
"Gue yakin. Ini impian gue Ra. Bahkan sebelum mama pergi. Gue pergi bukan karena gue menghindar dari semuanya. Jadi berhenti berpikir tentang itu. Gue akan pulang. Lo tenang aja." Tutur Intan. Aku hanya bisa tersenyum tipis kepada nya.
"Tentu aja lo akan pulang. Ini kan rumah lo."
"Ra.. jagain keluarga kita ya. Gue titip Farhan sama lo. Tolong buat dia selalu ingat sama gue."
"Tentu aja. Tiap hari gue akan selalu cerita tentang Lo. Jadi dia enggak akan lupa sama Lo. Enggak perlu khawatir tentang semua itu." Balas ku.
"Satu lagi.. jagain Zafarel ya." Pinta Intan lagi. Raut wajah Intan langsung berubah setelah ia mengatakan tentang Zafarel.
"Kenapa enggak Lo aja yang jaga?" Tanya ku kepadanya.
"Gue enggak akan bisa lagi jaga dia. Gue rasa dia udah benar-benar jatuh sama Lo. Gue enggak akan bisa lagi membuat dia bangkit dan jatuh ke gue. Gu--"
"Maaf.."
Aku langsung memotong ucapan Intan dan langsung meminta maaf kepada nya.
"Kenapa lo yang minta maaf?" Tanya nya.
"Dia saat itu udah jatuh ke lo Tan. Tapi dengan bodohnya gue buat dia ngelihat ke arah gue. Dan sekarang, dia menjauh dari Lo. Maaf.. gue enggak tau kalau gue udah buat dia menjauh dari Lo. Gue terlalu serakah."
"Enggak Ra.. bukan salah lo. Kalau dia benar-benar cinta sama gue, dia enggak akan pernah berubah. Dan gue rasa Lo enggak salah. Gue yang salah. Gue enggak bisa menyadari perasaannya. Gue terlambat untuk itu. Gue terlambat menyadari nya. Gue baru menyadarinya ketika ia telah jatuh sama Lo."
Aku menatap wajah Intan yang penuh dengan penyesalan itu. Sekali lagi aku merasa bersalah dengan wanita yang baik yang ada di hadapan ku ini. Aku tidak bisa berbuat apapun.
"Intan.. gu--"
"Jadi berhenti merasa bersalah. Oke?"
Aku pun menganggukkan kepala ku.
"Kalau gitu gue pergi."
"Hati-hati Tan.. Baik-baik disana."
"Pastinya."
Setelah itu Intan pergi meninggalkan ku. Meninggalkan semua orang yang menyayanginya.
---
Aku berjalan hendak keluar dari bandara. Tetapi langkah ku berhenti ketika mendapati Zafarel yang berjalan dengan tergesa-gesa.
Aku langsung memanggil namanya. Aku sangat yakin jika dia datang ke sini untuk menemui Intan. Tetapi sepertinya semuanya sia-sia.
"Zafarel!" Panggil ku.
Detik berikutnya ia berhenti. Zafarel menoleh ke arah ku. Aku melambaikan tangan ku kepadanya. Dia pun berjalan mendekat kearah ku.
"Intan mana?" Tanya.
Aku tersenyum tipis. Bahkan ia langsung menanyakan tentang intan. Aku sangat yakin, Zafarel sebenarnya masih menyukai Intan.
"Udah pergi. Lo telat." Jawab ku.
Seketika raut wajah Zafarel berubah. Aku tidak dapat mendeskripsikan raut wajahnya.
"Gue terlambat ya? Dia gak marah kan? Ra.. Intan eng--"
"Zaf.. kapan sih lo ngakuin perasaan Lo itu? Gue tau kok sebenarnya lo cinta kan sama Intan?"
"Gue cinta sama Lo Ra. Perasaan gue ke Intan udah gak ada lagi."
"Pembohong." Ucap ku. Aku sangat tua jika sebenarnya Zafarel masih sangat mencintai Intan. Aku dapat merasakannya. Aku menatap mata Zafarel dalam. Mencoba untuk tersenyum kepadanya.
"Zaf Lo itu masih cinta sama Intan. Dia lebih dari sahabat Lo. Lo takut kan? Lo takut dia pergi jauh? Lo takut kan kalau Intan kenapa-napa? Lo gak mau dia terluka. Kasih tau gue alasan yang masuk akal tentang hubungan kalian? Sahabat lo bilang? Gue gak sebodoh itu Zaf. Perasaan Lo ke gue itu cuman sesaat aja. Mungkin dengan kepergian Intan Lo bisa mulai menyadari perasaan Lo itu." Terang ku kepada dirinya.
Zafarel hanya terdiam menatap ku. Dia tidak mengatakan hal apapun. Tapi aku sangat yakin jika ia mulai menyadari semua ini.
"Gue juga mau bilang kalau gue udah jadian sama Iqbal. Gue baru menyadarinya. Ternyata orang yang cinta sama gue itu sahabat gue sendiri. Gue harap Lo juga akan menyadari itu Zaf."
Mendengar perkataan ku, Zafarel langsung menatapku dengan pandangan yang sulit ku artikan.
"Selamat Ra." Hanya dua kata itu yang ia katakan. Aku tersenyum mendengar ucapannya.
"Makasih. Kalau gitu gue duluan." Setelah mengatakan itu aku berjalan menjauh dari Zafarel.
Aku meninggalkan bandara dengan perasaan yang lega. Sangat lega. Semua cerita hidup ku sangat rumit. Tapi Tuhan sepertinya lebih sayang kepadaku. Tuhan memberikan semuanya kepada ku. Ayah telah kembali. Bahakan aku sudah memiliki kedua saudara sekarang. Aku juga memiliki seorang pria yang mencintaiku. Aku mendapatkan perhatian dari Zafarel. Semuanya. Aku mendapatkan semuanya.
Kemarin aku sangat marah kepada Tuhan. Kenapa Intan mendapatkan semua yang aku inginkan. Tapi sekarang, Tuhan memberikan semua yang Intan dapatkan dulu kepada ku. Aku tidak tau harus bersedih atau senang. Intan kehilangan wanita yang ia cintai. Tapi Tuhan menggantikan nya dengan sosok yang aku cintai. Bunda. Aku senang bisa berbagi ibu dengan Intan.
Haruskah aku memperkenalkan diri ku dari awal? Hai perkenalkan namaku Arabella. Aku mempunyai dua saudara yang sangat aku sayangi. Intan dan Farhan. Keluarga ku sangat sempurna. Dengan kehadiran dua saudara yang akan selalu mendukungku. Terimakasih sudah mengikuti perjalanan kisah ku kali ini. Aku harap kalian akan mendapatkan kebahagiaan seperti yang aku dapatkan sekarang.
End
---
Hello ges! Makasih banget udah ngikutin cerita ini dari awal. Aku tau kalau cerita aku banyak sekali yang harus diperbaiki. Makasih buat dukungan kalian semua. Tanpa kalian cerita ini enggak bakal tamat. Seneng banget bisa namatin satu cerita aku yang lainnya. Aku harap kalian akan terus menikmati karya-karya aku yang lainnya ya!!
Sampai jumpa di cerita selanjutnya!
Salam sayang dari aku yang berada di Medan! Jangan lupa untuk jaga kesehatan kalian ya.
Medan, 19 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ABZA [END]
Teen FictionArabella menatap Zafarel.. menatap teduhnya pria itu saat dia tertidur. Arabella selalu berharap dia bisa masuk kedalam mimpi pria tersebut. Dia menyentuh hidung mancung Zafarel. Mendekatkan bibirnya ke telinga Zafarel dan membisikan kalimat yang s...