jalan

1K 75 1
                                    


Aku hanya diam menunggu Intan dan Zafarel. Aku memang memutuskan untuk jalan bersama Zafarel. Tapi aku mengajak kedua orang yang aku butuhkan. Siapa lagi kalau bukan Intan dan Iqbal.

Aku sangat takut jika nanti aku dan Zafarel akan canggung satu sama lain. Jadi lebih baik aku mengajak mereka. Ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan. Pikirku.

Dan juga aku tidak tau kemana Zafarel akan membawaku pergi. Terlebih lagi, dia belum tau kalau aku mengajak Intan dan Iqbal.

Aku menoleh ke arah belakang dan mendapati Iqbal berjalan mendekatiku. Dia tadi pergi sebentar untuk membelikan ku minuman. Aku tersenyum kepadanya.

"Mana?" Aku langsung memintanya kepadanya. Saat ini aku sangat haus. 
Dia pun memberikan minuman itu kepadaku. Dengan cepat aku langsung membuka tutupnya dan meminumnya.

"Pelan-pelan Ra.. gak akan diambil juga."

"Gue haus." Ucapku ketika sudah merasa sedikit lega.

"Lama banget kawan lo."

"Sabar atuh mas.."

"Gue suka lo panggil gitu." Aku melihatnya tersenyum sangat lebar. Aku hanya bisa memutar bola mataku.

"Itu Intan." Tunjuk ku kepada seorang perempuan yang berjalan mendekat ke arah kami. Aku pun langsung melambaikan tanganku kepadanya.

Intan yang melihat itu sedikit berlari dan menghampiri kami.

"Maaf ya buat kalian nunggu. Tadi macet banget."

"Lo naik apa?" Tanyaku kepadanya.

"Naik angkot."

"Enggak diantar ayah?"

"Ayah lagi enggak bisa." Dia tersenyum kepadaku.

Aku melihat dia yang masih sedikit ngos-ngosan itu pun, langsung berniat untuk menawarkannya minuman yang tadi di belikan Iqbal.

"Mau minum? Tapi bekas gue. Kalau lo mau yang baru, biar gue suruh Iqbal untuk belikan." Tawarku kepadanya.

"Punya lo aja. Gak papa kok." Ucapnya. Aku pun memberikannya minumanku dan dia langsung meminumnya.

Tidak beberapa lama kemudian, Zafarel datang dengan mobilnya. Aku tidak tau jika dia datang dengan mobil. Ku pikir, dia membawa motonya.

Dia keluar dari mobilnya dan menatap kami sedikit bingung. Lebih tepatnya kepadaku.

"Hai.. gak masalahkan kalau gue ajak mereka?" Aku tersenyum sedikit tidak enak. Takutnya dia tidak nyaman dengan kehadiran Intan dan Iqbal.

"Enggak masalah kok. Kita berangkat sekarang?" Tanyanya.

"Oke. Gue sama Iqbal naik motor. Dan Lo sama Intan naik mobil. Kita jalan sekarang ya." Usul ku kepada mereka. Aku dapat melihat Intan sedikit tersenyum dengan usul ku itu.

"Ayo Bal." Aku langsung mengajak Iqbal untuk berangkat. Tapi masih beberapa langkah, Zafarel langsung membuat langkahku berhenti.

"Kenapa semuanya enggak naik ke mobil gue aja? Biar enggak ribet." Perkataannya membuatku langsung terdiam. Bukannya dia akan lebih bagus untuk berduaan bersama Intan? Tapi kenapa dia malah tampaknya tidak suka.

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke Intan. Senyuman yang tadi aku lihat perlahan mulai menghilang.

"Kalau kita satu mobil, motor gue gimana?" Aku langsung menoleh ketika Iqbal bertanya.

"Tarok aja di sini. Enggak akan ada yang ambil. Nanti gue bilangin sama bang John untuk pantauin motor Lo ini." Ucap Zafarel.

"Oh.. oke." Iqbal pun setuju dengan usul Zafarel.

"Yaudah kalau gitu gue bilangin ke bang Jhon dulu." Kami semua pun mengangguk kan kepala. Zafarel pergi menuju rumah penjaga sekolah yang tidak terlalu jauh dari tempat kami berada.

"Kami enggak ganggu lo dan Zafarel kan Ra?" Tanya Intan kepadaku. Aku langsung tertawa mendengar pertanyaan konyolnya.

"Ya enggak lah. Lagian kan seru kalau perginya rame-rame gini."

"Tapi kayaknya, Zafarel cuman ngajak lo doang." Intan menatapku dengan pandangan khawatir nya.

"Apaan sih. Ya enggak lah. Kan lo sahabat Zafarel. Jadi pastinya lo diajak juga." Aku tersenyum berusaha untuk meyakinkannya.

"Sahabat.." ucap Intan lirih dan menundukkan kepalanya.

Aku yang melihat itu langsung mengalihkan pandanganku ke arah Iqbal. Iqbal pun menatapku juga dengan pandangan yang sulit ku artikan.

Tidak beberapa lama kemudian, Zafarel datang.

"Udah gue bilangin. Motor Lo tarok di sini aja." Ucap Zafarel dan disetujui oleh Iqbal.

"Kita berangkat sekarang yok. Nanti kesiangan." Ucap Zafarel lagi dan kami langsung menyetujui perkataanya.

Aku langsung menuju mobil Zafarel dan membukakan pintu mobil belakang.

"Lo duduk sama gue ya Intan." Aku tersenyum dan dia langsung berjalan menuju ku. Akhirnya aku duduk bersama Intan. Sedangkan Zafarel duduk bersama Iqbal. Aku bernapas lega. Akhirnya aku tidak hanya berduaan dengan Zafarel.

---

Hei yooo!! I'm backkk again. Gimana part kali ini gess???

Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin AbZa ke reading list kalian ya...

See you....

Medan, 19 Juni 2020

ABZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang