Ciuman

1.2K 88 2
                                    

Disini lah kami sekarang. Menikmati pemandangan dan air yang mengenai kaki kami. Duduk di atas pasir dan menikmati semilir angin yang berhembus ke seluruh tubuh kami.

Tidak ada yang membuka suara diantara kami berempat. Hanya diam dan saling beradu di dalam pikiran masing-masing. Hingga aku membuka suara.

"Cantik banget ya pemandangannya."

"Iya." Jawab mereka berbarengan. Aku tertawa mendengarnya.

"Gue beli minum dulu ya." Intan berdiri dari duduknya. Aku langsung mendongak menatapnya. Tetapi dia hanya tersenyum. Dan tanpa balasan dari kami, dia langsung berjalan pergi.

Aku hanya diam. Kenapa Intan seperti menjauh dari kami.

"Gue temanin dia deh. Takut kesasar nanti." Aku kembali menoleh ke arah Iqbal. Aku sedikit terkejut mendengar perkataannya.

Tapi sebelum aku mengucapkan sepatah katapun, Iqbal langsung berjalan meninggalkan kami. Aku hanya bisa menghela napas melihat punggungnya yang mulai menjauh.

"Mereka pengertian banget ya?" Aku langsung mengernyitkan dahi ku.

"Maksudnya?"

"Ya mereka tau kalau gue butuh bicara sama lo."

"Zaf gu--" ucapan ku langsung di potong olehnya.

"Bagus gak?" Tanyanya. Aku langsung melihat ke arah yang ia maksud. Dan detik berikutnya aku kembali mengernyitkan dahi ku.

"AbZa?" Ucapku membaca tulisan yang ia buat.

"Iya. Arabella dan Zafarel. Bagus kan?" Tuturnya dengan semangat. Tetapi beberapa detik kemudian, tulisan itu hilang. Disapu oleh ombak kecil yang datang. Aku tersenyum miris melihat itu.

"Bahkan nama kita aja gak disukai oleh alam." Tutur ku pelan.

"Namanya juga gue nulisnya di dekat air gini. Nanti gue tulis namanya di pohon biar abadi." Ucapnya berusaha untuk menyemangati ku.

Aku kembali tersenyum miris kepadanya. "Pohon juga pasti akan di tebang. Atau mungkin akan jatuh pada waktunya."

"Kalau gitu gue tulis di bintang."

"Gak ada yang bisa nulis di bintang Zaf..."

"Lo kenapa sih Ra? Lo udah nyerah untuk dapatin hati gue?" Aku menatapnya datar.

"Gue bukan nyerah Zaf.. gue hanya terlalu lelah untuk memperjuangkan seseorang yang bahkan enggak pernah natap ke arah gue."

Aku kembali menatap ke arah depan. Tetapi perkataannya dan perbuatannya membuatku hanya bisa terdiam.

Zafarel memegang tanganku hangat. Dia menatap mataku dengan hangat pula. Baru kali ini dia menatapku seperti itu. Dan tatapan itu, aku sering mendapatkannya dari Iqbal. Tatapan yang sama persis saat Iqbal menatapku.

"Gue udah mulai sayang sama lo Ra.. kali ini gue serius. Dan perasaan gue ke Intan, gue rasa itu semua udah hilang semenjak lo hadir. Kali ini, gue akan membuat Lo menjadi wanita kedua yang harus gue lindungi setelah nyokap gue."

Aku hanya terdiam. Aku tidak bisa berkata apa-apa. Semua perkataannya seperti menyihir ku. Dan aku sangat yakin bahwa semua perkataannya memang benar. Dia jujur mengatakannya. Tatapannya itu membuktikannya.

Ini semua yang aku mau. Semuanya ada di depanku. Zafarel telah jatuh kepadaku. Dan Intan, dia bukanlah apa-apa bagi Zafarel lagi. Tetapi aku tidak bisa berkata apapun. Mulut ku seperti tidak bisa terbuka.

Detik berikutnya aku juga hanya terdiam ketika dia mulai mendekatkan wajahnya ke arahku. 

Wajahnya perlahan mulai mendekat. Aku tau jika dia hendak mencium ku. Tapi aku tidak bisa mengelak. Aku terpaku dengan wajahnya yang sangat aku impikan.

Cup.

Satu kecupan mendarat di bibirku. Tapi dia masih belum menjauh. Keningku dan keningnya masih saling bersatu. Aku masih terpaku dengan semuanya.

Dan lagi, dia tersenyum kepadaku. Senyuman tipis yang membuatku semakin jatuh akan pesonanya.

"Gue udah jatuh sama lo Ra. Lo udah ngubah perasaan gue. Lo yang datang ke dalam kehidupan gue. Dan Lo harus tanggung jawab atas itu." Ucapnya. Suara seraknya membuatku semakin terpesona olehnya.

Dia kembali hendak mencium ku. Tetapi itu tidak terjadi. Ketika..

"Ara!!" Panggil Iqbal dengan keras.

Aku dan Zafarel langsung menjauhkan diri masing-masing. Kami langsung menatap ke arah yang memanggil namaku.

Aku terdiam. Mendapatkan Iqbal dan Intan yang berdiri tak jauh di belakang kami.

Aku tidak dapat mendeskripsikan raut wajah Intan. Tapi hanya satu yang akan aku katakan. Dia terlihat... sangat marah.

---

Hei yoooo.. i kambek againnn.... Ayo-ayo gimana part kali ini.. Ara dah dapat kiss tuh dari Zafarel

Yakin masih nge ship Ara, Iqbal?? Gak mau pindah?? Jangan lupa untuk siap-siapin hati kalian gess. Takutnya nanti sakit.. hehe.

Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin AbZa ke reading list kalian yaa..

Love you

Medan, 24 Juni 2020

ABZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang