"Emangnya kenapa kalau dia pacar gue?"
Aku menatap penasaran kepadanya. Dia hanya terdiam mendengar perkataanku.
"Gue cuman nanya. Ya kalau dia beneran pacar lo, semoga langgeng aja." Jawabnya.
Tanpa sadar aku menyingkirkan senyuman.
"Lo kesini cuman mau bilangin itu?"
"Mungkin.. kalau gitu gue balik." Jawabnya.
Aku hanya terdiam mendengar perkataannya. Dia segera memasang kembali helmnya. Dan juga dia menjalankan motornya dan pergi dari hadapanku.
Aku hanya menatapnya datar. Kemudian, aku langsung kembali masuk ke dalam rumah.
---
"Lihat tuh pencuri udah datang."
"Jangan dekat-dekat sama dia!"
"Woi.. barang-barang kalian disimpan. Nanti di ambil sama dia!"
"Hahaha"
Aku hanya menundukkan kepalaku. Tidak tau harus berkata apa. Semua cacian dan ejekan itu mereka tunjukkan kepada Intan.
Intan berjalan dengan kepala yang menunduk. Dia sama sekali tidak berani untuk menegakkan kepalanya.
Dia langsung duduk di bangkunya. Tepat di belakangku.
"Ara! Hati-hati sama yang di belakang Lo!" Ucap Rara kepadaku.
Aku hanya menatap Rara dan kemudian beralih menatap Intan. Dia hanya bisa menundukkan kepalanya.
Dapat ku lihat Caca dan Yuni tersenyum tipis.
Tidak lama kemudian, Zafarel datang ke kelas kami. Dia berjalan dan dapat ku tebak dia pasti ingin menjumpai Intan.
Dan benar tebakanku. Dia mendekati Intan dan berbicara kepadanya.
"Lo baik kan?" Tanyanya.
"Biasa aja." Jawab Intan.
Aku mendengar percakapan mereka dengan diam.
"Lo tadi diapain lagi sama mereka? Lo di ganggu Tan?"
Intan hanya diam dan tidak menjawab pernyataan dari Zafarel.
"Lo ikut campur Ra?" Tanyanya kepadaku.
Aku dengan perlahan menoleh kepadanya.
"Maksud lo apa?"
"Lo juga ganguin Intan kan?"
"Zaf.. Ara gak ikut campur." Jawab Intan.
Aku tersenyum miring kepada Zafarel. Dan langsung berdiri menghadapnya.
"Lo udah kelewatan batas Zaf. Gue udah bilang kalau gue enggak akan ngelakuin hal murahan kayak gitu. Dan satu lagi, gue sama sekali enggak mau berhubungan sama sahabat lo ini. " Ucapku tajam.
Aku menatap tajam kedua mata Zafarel.
"Wah Intan.. Lo beruntung banget punya sahabat yang belain Lo. Walaupun dia tau kalau sahabatnya yang salah." Ucap Caca kepada Intan.
"Ara kita keluar aja." Yuni menarik tanganku.
Aku pun berjalan mengikuti Yuni. Emosiku sudah sangat meluap. Aku tidak tau kenapa Zafarel bisa menuduhku seperti itu. Dan kenapa dia sangat membela Intan sampai segitunya. Aku tau jika dia menyukai Intan, tapi menurutku itu sesuatu yang sangat berlebihan.
---
Aku berjalan menuju gerbang sekolah. Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan. Terlebih lagi, pak Harto yang tidak bisa menjemput ku. Dan membuatku harus menaiki angkutan umum. Aku berjalan dengan langkah yang sedang.
Menikmati padanya matahari yang mengenai tubuhku sambil bermain handphone.
Hingga aku melihat satu tangan memegang pergelangan tanganku. Aku sedikit terkejut dan melihat siapa yang memegang tangan ku.
"Ayah."
"Ara.. ayah senang bisa ketemu sama kamu. Ayah antar pulang ya?"
Aku langsung menghempaskan tangan itu dan langsung mundur beberapa langkah.
"Gak perlu. Makasih. Ayah pasti mau jemput anak tiri ayah itu kan? Dan aku enggak butuh bantuan Ayah." Ucapku tegas.
Aku kembali berjalan dengan langkah cepat. Hari ini memang hari sial ku.
Tetapi ayah kembali mencegat ku. Dia sudah berada di depanku sekarang.
"Sayang.. please. Ayah mau bicara sama kamu. Ikut ayah ya? Ayah mohon.."
Aku sedikit tertegun mendengar pertanyaan nya. Aku tidak tega dia seperti ini. Tetapi amarahku kepadanya masih belum hilang sedikitpun.
Tetapi aku tidak tega menolak permintaannya. Dengan berat hati aku menganggukkan kepalaku.
"Oke.."
Dapat ku lihat dia tersenyum dengan ceria. Dengan sigap dia mengajakku untuk menuju mobilnya. Dia bahkan membukakan pintu mobil untukku. Aku tersenyum miris. Dulu dia yang membukakan pintu untuk bunda dan juga untukku. Tapi mungkin sekarang, Intan dan ibunya yang akan dia bukakan.
---
Hai-hai gessss.... Apa kabar kalian?? Semoga baik-baik aja ya.. oh iya jangan lupa jaga kesehatan, dan lebih baik pada di rumah dulu gess. Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oke?
Kalau gitu jangan lupa kasih bintang, komentar dan juga tambahin AbZa ke reading list kalian.
Love you guys..
Medan, 24 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ABZA [END]
Teen FictionArabella menatap Zafarel.. menatap teduhnya pria itu saat dia tertidur. Arabella selalu berharap dia bisa masuk kedalam mimpi pria tersebut. Dia menyentuh hidung mancung Zafarel. Mendekatkan bibirnya ke telinga Zafarel dan membisikan kalimat yang s...