"Tapi ayah Ara tadi nganterin Intan. Dan Intan manggil ayah Ara dengan sebutan..." Dia menjeda perkataannya sebentar."Ayah."
Aku melebarkan kedua mataku. Aku tidak menyangka Rara memberitahukan semuanya.
Semua murid di dalam kelas langsung melihat ke arahku. Aku tidak tau harus berkata apa. Aku juga tidak tau alasan kenapa Rara memberitahukan ini.
"Ara.. Lo gak papa kan?" Aku menoleh ke arah Caca. Aku tidak tau apakah aku baik atau tidak. Aku hanya diam.
"Jadi.. dari sudut pandang gue, Ara dan Intan sekarang saudaraan. Iya kan Ara?" Tanya Rara. Aku tidak bisa menjawabnya. Entah kenapa, bibirku terasa kaku.
"Emangnya kenapa kalau gue sama Ara saudaraan? Lo keberatan?" Tanya Intan dengan nada tajamnya.
Rara terdiam. Dia tidak bisa mengeluarkan satu katapun. Begiu pula dengan semua murid yang ada di dalam kelasku.
Aku tidak tahan lagi dengan semua ini. Aku langsung bangkit dari tempat duduk ku dan menghadap ke arah Intan.
"Gue keberatan. Udah gue bilang kan, kalau gue enggak mau saudaraan sama lo! Lo itu perusak. Ingat!" Ucapku dengan emosi yang tidak bisa ku tahan.
Setelah mengatakan itu, aku langsung berjalan menuju pintu keluar. Tetapi langkahku berhenti ketika Rara kembali berbicara.
"Jadi nyokap lo yang masuk ke dalam keluarga Ara?" Rara mulai berjalan mendekati Intan. Aku langsung berbalik badan dan melihat apa yang akan dilakukan Rara.
Intan hanya diam. Dia tidak berkutik sedikitpun.
"Wah... Lo memang pencuri ya. Kemarin nyuri dompet gue, dan sekarang nyuri bokap Ara. Besok lo nyuri apaan?"
Aku tertegun mendengar pertanyaan Rara. Kenapa bisa dia berkata seperti itu kepada Intan. Aku tidak tahan melihat itu semua. Memang aku sangat membenci Intan dan keluarganya, tapi aku tidak bisa melihat orang diperlakukan seperti itu.
Ingin sekali aku menghentikan perbuatan Rara. Tapi aku juga sangat membenci Intan. Aku menahan semuanya dan membuka pintu kelas. Berjalan keluar dan menjauh dari kelas.
Tetapi aku melihat Zafarel yang sedang berdiri tak jauh di depanku. Aku menghentikan langkahku. Aku tau dia akan pergi kemana. Tentu saja dia akan bertemu dengan Intan. Dan aku bisa menebak jika dia tau kalau Intan sedang berada di posisi yang sulit.
Aku berjalan mendekatinya. Dan berhenti tepat di depannya. Menatap wajahnya yang sedang cemas itu.
"Sekarang.. lo mau belain sahabat lo itu? Akh.. maksud gue, orang yang lo sukai. Iya kan?"
Zafarel hanya diam. Dia tidak menjawab pertanyaan ku. Melihat itu aku hanya bisa tersenyum kecut dan berjalan meninggalkannya.
Aku hanya bisa menundukkan kepalaku. Entah kenapa rasanya aku sangat ingin keluar dari sekolah ini. Cepat atau lambat, fakta bahwa aku dan Intan bersaudara akan menyebar. Dan aku sama sekali belum siap untuk menghadapi semua itu.
Aku menghentikan langkahku dan langsung menatap ke sekitarku. Hanya ada aku dan pepohonan yang rimbun. Aku baru tersadar jika aku berada di taman belakang sekolah. Aku sangat bersyukur karena hanya ada aku disini.
Aku menatap ke arah depan dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku. Perlahan suara isakkan ku mulai terdengar. Aku memegang dadaku karena sesak yang sangat dalam ku rasa. Isakan yang awalnya kecil, lama-kelamaan semakin keras. Aku sangat membenci Intan. aku membenci Ayah yang telah memiliki keluarga baru dan bahagia dengan keluarganya sekarang. Aku sangat ingin membuat mereka semua hilang. Hilang dari pandangan hidupku.
Aku terdiam. Tangisan yang tadi aku keluarkan langsung ku hentikan. Seseorang baru saja memegang pundak ku. Tanpa pikir panjang, aku langsung melihat siapa yang memegang pundak ku.
Sekali lagi aku kembali terdiam. Zafarel. Dia yang memegang pundak ku. Aku yang melihat kehadirannya, langsung menghapus air mataku. Tetapi dia langsung memegang tangan ku. Dia tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya.
"Jangan hapus air mata lo Ra.. kadang kita harus menangis untuk mengeluarkan isi hati kita. Menangis lah semau lo. Gue ada di sini dan akan menutupi tangisan lo."
Mendengar perkataan Zafarel membuatku semakin mengeluarkan air mataku. Aku kembali menangis. Tapi kali ini, aku menangis di pelukan Zafarel.
---
Yuhuu aku kembali lagi gess. Sekarang mau konsen namatin cerita ini dulu baru cerita yang lain. Author stress banyak-banyak cerita.. heheh
Gimana part kali ini gess?? Pada ngeship Zafarel dan Ara atau sama Iqbal aja?
Btw nih ye.. me or your best friend lagi PO tuh, mana tau para pembaca berminat kan ye... Hehhe
Jangan lupa untuk kasih bintang komentar dan juga tambahin AbZa ke reading list kalian yaa..
Medan, 21 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ABZA [END]
Teen FictionArabella menatap Zafarel.. menatap teduhnya pria itu saat dia tertidur. Arabella selalu berharap dia bisa masuk kedalam mimpi pria tersebut. Dia menyentuh hidung mancung Zafarel. Mendekatkan bibirnya ke telinga Zafarel dan membisikan kalimat yang s...