17.Buat gue bahagia ya!

106 12 3
                                    

"Belum saat nya Len,kedatangan lo salah."ucap Razi terhadap Lena, yaa seseorang yang meneriaki Raga adalah Lena.

"Gue khawatir Zi, pas denger omongan kalian tadi, gue nggak mau Raga kenapa-napa."ucap Lena dengan tatapan kosong nya karena ucapan Raga masih terngiang jelas di otak nya.

"Raga lebih bisa jaga dirinya Len."cetus Razi, jujur di dalam hatinya masih tidak rela melihat Lena perhatian pada Raga.

"Iya gue tau, tapi hati gue tetep ngarahin buat kesini Zi."ucap Lena sudah dengan tangis nya.

"Iyaa gue ngerti, tapi kan apa buktinya dia bisa aja benci sama lo dengan lo bersikap kaya gini." Tegas Razi.

"Iya Zi iya, maafin gue, mulai sekarang gue nggak bakalan merhatiin Raga lagi, gue coba ikhlasin dia."tangis Lena yang benar-benar pecah.

Kini Lena terduduk lemas di jalan cempaka dengan air mata yang sudah tidak terbendung lagi, hatinya kembali sakit dan lagi-lagi penyebab nya adalah Raga, kini tatapan sendu Razi lah yang setia menemaninya, teman-teman Raga yang lain sudah pergi meninggal kan mereka karena takut terjadi apa-apa terhadap Raga jika dalam keadaan marah seperti ini.

"Kenapa lo minta maaf? Kenapa lo harus rela? Dan kenapa lo harus ikhlas? Belum saat nya lo ninggalin Raga sekarang lo nggak boleh nyerah Len."tegas Razi ikut berjongkok dan membantu Lena berdiri.

"Zi, gue nggak kuat lagi gue juga manusia,hati gue nggak bakalan selamanya kuat."ucap Lena sesegukan karena air mata nya sudah mulai berhenti.

Brukhh....

Lena memeluk Razi erat karena menurut dia hanya Razi lah yang kini selalu ada untuknya.

"Jangan pernah ninggalin gue juga yaa Zi."lanjut Lena sembari menelungkupkan kepalanya di dada bidang Razi.

"Gue nggak bakalan sanggup buat ninggalin lo Len, apalagi dalam keadaan terpuruk kaya gini, gue nggak akan pernah rela liat siapapun sakitin lo, hati gue udah bener-bener lo iket."batin Razi.

"Iyaa Len."ucap Razi membalas pelukan Lena.

****

"ARGGHH ANJING KENAPA HARUS GANGGU SI?GUE UDAH HAMPIR MAU HABISIN SI HUGO, SIAL!!?."teriak Raga ketika sampai di markasnya.

"Tenang Ga, waktu masih banyak."ucap Candra menenangkan.

"Yaa tapi kapan hah? Bahkan tadi si Hugo ngomong tau kelemahan gue, maksud nya apa si?Lena bukan siapa-siapa gue buat gue sekarang cuma Yuli yang bisa nenangin gue, arghhh."ucap Raga teriak sembari memegang kepala nya yang serasa berdenyut kencang, bayangan-bayangan yang Raga tidak tahu itu apa mulai merasuki kepalanya.

"Ga, lo kenapa?"panik Dimas.

"Sakitt bangsat, ini siapa si yang ada di bayangan gue,arghhh."teriak Raga semakin kesakitan.

"Okee bawa dia ke rumah sakit sekarang."ucap Faraz dengan sudah membopong tangan Raga yang di bantu oleh teman nya yang lain.

****

Kini Dimas, Abda, Faraz, Wahdan,Candra sudah berdiri di depan ruangan yang di dalam nya terdapat Raga, Razi pun sudah memberi tahu mereka lewat Chat bahwa Razi tidak bisa datang menemani Raga.karena kondisi Lena pun sekarang drop.

"Nah tuh dokter nya keluar."ucap Wahdan langsung mengalihkan pandangan teman-teman nya yang sedari tadi menunduk karena melihat keadaan teman-teman nya yang lemah sekarang.

"Gimana keadaan Raga Dok?"tanya Faraz.

"Dia mengingat sesuatu di masa lalu nya namun justru hal ini mengganggu kesehatanya."ucap Dokter Hari, yang merupakan Dokter pribadi Raga.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang