41. Rela

62 14 6
                                    


Setelah nya Dimas memperbaiki semuanya dengan Mona, Dia langsung kembali mengajak Mona, Supaya mulai bergabung bersama sahabat-sahabatnya.

Dia tidak ingin jika keberangkatan Mona nantinya, Terhalang cuma gara-gara alasan dia, Itu sama saja dia telah menghancurkan mimpi seseorang, Bahkan seseorang itu merupakan orang yang sangat dia sayang, Dan dia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

"Nah ini nih orang yang dari tadi di tungguin nggak nongol-nongol, Status si katanya MANTAN tapi hati udah kek orang yang tunangan, Masih terikat boss ku."goda Tama.

"Tam...."sorot mata Rasti mengartikan bahwa Tama tidak boleh ikut campur urusan orang lain.

"Nah tuh urusin dulu rumah tangga lo, Jangan ngurusin hidup orang."keukeuh Dimas.

"Tangan nya boleh di lepas nggak? Zebra cros masih jauh coyy."goda Anis yang melihat Mona dan Dimas masih menautkan jari mereka.

"Mantan nya takut di ambil orang tuh."keukeuh Wildan.

Mona dan Dimas pun yang menyadari akan hal itu, Sesegera melepaskan tanganya." Sialan lo pada."kesal Dimas, Lalu mendudukan dirinya di salah satu bangku di kantin, Dan mempersilahkan supaya Mona pun mengikuti hal yang sama.

"Ngakak sumpah, Kalo soal ngeledek orang kalian jago banget anjirr, Nggak tau kalo udah sama-sama ke iket masalah mah rumit nya minta ampyun dah."lebay Abda.

"Makanya jangan buat masalah mulu jadi orang."sinis Rika.

"Kesel mulu Rik, Lo sama si Abda."keukeuh Faraz.

"Biasa masih soal idola."goda Dela.

"Udah lah mendingan pada have fun dulu kalian tuh, Nggak inget apa waktunya cuma beberapa bulan lagi?"putus Indah.

"Nah kan? Udah kepisah baru tau rasa."sontak Wahdan.

"Nggak boleh ada lagi yang namanya perpisahan di antara kita, Uanjirrr."gelak tawa Tiara yang merasakan kejijian akan apa yang telah dia ucapkan.

"Nggak akan Tia."cetus Candra yang di angguki oleh Tiara.

"Nggak ada yang tau kedepan nya gimana."sahut Lena.

"Intinya gue pengen yang terbaik."timbrung Razi yang mengalihkan pandangan Lena.

"Iya kan?"tanya Razi pada Lena yang hanya di angguki oleh Lena.

"WOYY!!! NGELAMUN MULU LO GA!!"serempak mereka membangunkan lamunan Raga yang sedari tadi tak pernah kalut, Hanya dengan satu alasan. Tau lah pasti tau kan??

"Paan si lo pada?"kesal Raga.

"Jangan di fikirin terus Ga, Kalo emang dia bakalan kembali, Pasti datang lagi, Nggak peduli sama semua alesan yang ada."bijak Abda.

"Nggak selama ini juga."cetus Raga.

"Lo belum tau yang sebenernya kan? Kali gitu si Yuli emang belum sadar apa gimana di sana."tambah Candra.

"Kan orang di sana nggak semuanya sakit? Pasti ada yang sembuhnya, Nah kenapa orang-orang yang sembuh di sana nggak kasih gue kabar hah?"kesal Raga lagi-lagi emosi nya harus tersulut di depan teman-temanya ini.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang