22.Ujung Tanduk

64 11 0
                                        


Rumah Sakit....

"Rik...bangun Rik,cepetan gue nggak mau sendirian lagi, jangan pernah ninggalin gue."tangis Abda sembari memegang jemari Rika, terserah kalian mau menganggap nya lebay atau apa, yang terpenting sekarang, Abda tidak mau kehilangan tumpuan kebahagiaan nya.

"Rik...gue udah tau siapa yang bikin lo kaya gini, yang bikin hubungan kita kaya gini, bangun...kita labrak dia bareng-bareng."sahut Abda lagi.

"Apa emang lo mau gue kaya dulu lagi? Yang rapuh, yang dingin, yang sendiri dan yang selalu terpuruk dengan keadaan sekitar dengan lo kaya gini? Jawab Rik jawab, jangan diem terus kaya gini."tambah Abda, yaa memang sedari tadi Abda lah yang menemani Rika sendiri dengan omelan-omelan yang bahkan Rika mungkin tak mendengarnya, orang tua Rika sedang ke luar kota untuk pekerjaan, handphone nya sulit untuk di hubungi itulah sebab nya Abda sendiri sekarang.

Ketakutan nya terus menjalar, bagaimana tidak? Hidupnya sekarang ketergantungan Rika, bahkan tak jarang Abda menginap di rumah Rika hanya karena alasan tak mau merasakan kesendirian.

JANGAN SALAH SANGKA GAES, TIDURNYA BEDA RUANGAN:V

"Baik-baik yaa Rik, lo harus berjuang demi gue, jangan pernah nyerah dan kecewain gue, yaudah gue pamit pulang dulu, nanti malem kesini lagi,sekarang suster yang jagain yaa."putus Abda sembari mengecup puncak kepala Rika.

"Tolong jagain kekasih saya ya Sus, jangan sampe ada yang lecet saya pamit undur diri, ehh maksud nya sekian dan terimakasih, ehh apasi ni mulut lemes amat maksudnya saya pulang dulu."keukeuh Abda sembari mengusap usap air mata nya yang sempat turun karena menangisi Rika.

"Sayang banget yaa mas sama pacarnya?"tanya suster tersebut karena melihat Abda yang seorang laki-laki sampai menangis karena wanit nya terbaring lemah.

"Kamu tanya saya sayang sama dia? Yaa kali, saya nggak sayang, tapi....CINTA MATI."tekan Abda."dia yang membawa perubahan kedalam hidup saya mba."parau Abda sembari melirik  Rika kembali karena tadi dia sempat beranjak untuk pulang.

"Pantas saja, mas terlihat sangat tertekan."senyum suster tersebut.

"Bagaimana tidak mba? Dia yang membuat saya bisa bangkit, tapi sekarang? Lihat lah nyawanya sudah berada di ujung tanduk semuanya karena bajingan bajingan busuk, mba tau kan apa yang akan saya lakukan terhadap mereka?"tanya Abda sembari membawa jaket yang bertengger di sofa rumah sakit.

"NYAWA DI BALAS DENGAN NYAWA!"tekan Abda lalu melangkah pergi.

Namun sesaat di ambang pintu....

"Satu lagi mba, tolong jangan panggil saya mas, saya masih sekolah, bukan om om."lanjut nya lalu melanjutkan langkah nya.

"Dasarr."gumam suster tersebut."lagi serius-serius juga bisa aja bercanda."tambahnya."ehh tunggu-tunggu tadi dia seperti membawa jaket yang bertuliskan inti Stronger kan?"gumam nya.

"Omay gat? Beruntung banget saya,mereka kan terkenal,ehh ehh tunggu dan bukan nya ayah saya juga pernah di selamat kan dari begal oleh inti Stronger kan? Bahkan dia inti nyaa gaes."batin suster tersebut.

****

"Anjing lo!bangsat nggak peduli gue, walaupun lo cewe, apa alasan lo nyakitin cewe gue hah?"tegas Abda.

"A-apa ma-maksud lo gu-gue nggak ngerti."gugup orang tersebut.

"Alahh anjing jangan so polos, gue tau semuanya apa tujuan lo hah?"kini kemarahan Abda sudah memuncak."cewe-cewe jalang anjirr."sinis Abda.

"Maksud lo apa hah?jaga ucapan lo baik-baik."balas seseorang tersebut.

"Kenapa? Nggak terima lo?bukan nya iyaa? Lo tuh cuma boneka yang bisa di gini gitu sama si Zena, KESYAA!!"teriak Abda, sudah cukup kini pertahanan nya runtuh semuanya hanya karena takut kehilangan Rika.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang