"Ya ampun , Airi...seneng banget bisa ketemu akhirnya!!"Pekik Luna ketika berjumpa dengan Airi lalu seketika memeluknya erat.
"Mbak Luna sehat?"
"Sehat, alhamdulillah...kamu sehat kan?"
Airi mengangguk lalu tersenyum dan menyapa Mega dan Jojo yang mengawal Luna.
"Mbak, tak tinggal yo, nanti kabari kalo dah selesai. Mbak Airi, maen dulu ya..."
"Iyaa...makasih ya Mega udah dianterin kakaknya.."
"Megumi mana?"
"Dia nggak ikut, tadi nganterin ke sini terus langsung kita pamitan, soalnya dia ada kuliah dan rapat organisasi sampai malam gitu."
Luna mengelus pundak Airi. Dia tahu bahwa Megumi tidak terlalu memperhatikan keadaan kakaknya.
"Tapi lumayan lah, ada tumpangan dan diantaerin juga kemana-mana sama Megu..."
"Aku nggak tahu kalau kamu ke Jakarta, tau gitu minggu lalu aku balik ke sininya. Udah sempet ribut sama Mega, dia maunya minggu kemaren, akunya yang rada males balik. Ah kamu, kan bisa aku anterin.."
"Mbak Luna mau nganter pake apa? Kan nggak bisa nyetir juga ah..", kata Airi berseloroh.
"Ya paling nggak kita naik taksi online berdua gitu.."
"Iya juga sih!"
"Ngapain ke Jakarta?"
"Ngurus surat-surat aja si mbak, yang nggak bisa diurus di KJRI."
"Berapa hari di sini?"
"Nggak nyampe seminggu aja, nggak bisa ninggalin anak-anak..."
"Mereka nggak kenapa-kenapa ditinggal?"
"Iya, untung banget yang punya sekolah mau dititipin seminggu."
Luna tersenyum sedih melihat Airi. Namun dia tidak bisa berkata apa-apa.
"Eh, temenin aku nyari oleh-oleh yuk buat mereka."
"Eh nggak usah mbak, aku dah belanja juga soalnya."
"Ya, itu kan dari kamu, kan ini dari aku..."
"Nggak usah repot-repot mbak.."
"Koper masih muat kan? Atau nanti dibawa aja gapapa kan?"
"Nggak usah repot-repot beneran mbak..."
"Ai, please.....jangan ditolak...aku cuma bisa kasih ini..."
Airi terdiam lalu menghela nafas berat, "Yaudah...makasih banyak ya mbak..."
Airi dan Luna kemudian berkeliling untuk mencari oleh-oleh. Mata Luna tertuju pada setelan baju yang menurutnya bagus.
"Eh, ini pasti cocok buat mereka. Cakep pasti."
"Makasih ya mbak...."
Luna kemudian membayar ke kasir lalu menyerahkan bungkusan berisi beberapa potong baju pada Airi.
"Ai, makan yuk...aku belum makan nih, tadi di pesawat nggak dikasih snack lagi.."
"Ih perasaan dari dulu mbak Luna keluhannya pasti kelewatan nggak dikasih snack lho, udah sejak 4 tahun lalu lho mbak.."
"Ga tau tuh..."
"Mbak Luna tidur di pesawat?"
"Iya sih...biasanya gitu.."
"Ah iya palingan kelewat hehe."
"Yaudah lah ya, yuk makan. Mau makan apa?"
"Apa aja lah mbak..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Tiga Puluh
RomanceSultan Syah Damara, 31, seorang pekerja di bidang entertainment. Memutuskan untuk berhenti sejenak dari dunia yang membesarkan namanya. Melarikan diri ke Jepang untuk melupakan sejenak penat kehidupan glamor yang dijalaninya. Pertemuannya dengan Air...