Chapter 8 - 02

2.6K 236 4
                                    

Sultan hanya menurut kemana Airi akan membawanya memasuki pintu bangunan ISetan. Melewati begitu saja diantara restoran makanan khas Jepang yang menawarkan keharuman masakannya tersendiri. Dan sampailah mereka pada sebuah pintu tertutup. Airi memandang ke arahnya sejenak, lalu tersenyum, dan perlahan membuka pintu.

Maka terlihatlah sebuah lorong kaca panjang yang hanya bersinarkan cahaya dari ornamen lampu iluminasi kecil di atasnya. Lorong ini begitu panjang hingga Sultan tak bisa melihat ujungnya. Airi menggenggam tangannya erat lalu mengajaknya melangkah bersama.

 Airi menggenggam tangannya erat lalu mengajaknya melangkah bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku punya teman, namanya Mbak Luna. Setiap kali ke Kyoto dia pasti maunya mampir ke sini. Katanya sih romantis. Selama ini aku selalu kesini, tapi belum bisa menemukan sisi romantisnya. Tapi rasanya sekarang aku paham."

Sultan memandang ke arah sebelah, dimana kepala Airi sejajar dengan bahunya. "Romantisnya maksudnya?", tanyanya lembut. Airi mengangguk.

"Rupanya kalau kita jalan di lorong ini berdua bersama dengan orang yang kita suka, romantis juga.", kata Airi sembari menyungingkan senyumnya. Sultan tak bisa menolak pernyataan itu. Hatinya tengah berbunga dan semakin berbunga bejalan menyusuri lorong ini bersama Airi.

"Eh dari sini bisa kelihatan Kyoto Tower ya?"

"Bisa, tapi di sini nggak bagus buat ngambil foto, beberapa beberanda di depan itu pas banget. Nanti di sana baru kita ambil foto." Kata Airi mantap.

Sultan menurut saja. 

Iya mohon maaf, ini bukan mas Sultan, tapi mas Arifin hehe soalnya nggak ada foto lepas sih hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya mohon maaf, ini bukan mas Sultan, tapi mas Arifin hehe soalnya nggak ada foto lepas sih hehe. Tempatnya adalah di sini.

"Nah di sini."

"Wow...temanmu Luna benar, tempat ini romantis. Selain kita bisa mendapati pemandangan kota Kyoto di sekitar, iluminasi di tangga bawah juga terlihat bagus banget. Kyoto Tower dari sini juga indah. Dan kamu.", kata Sultan sembari melirik menggoda Airi yang mulai menyunggingkan senyum malunya kembali.

"Jadi gimana? Udah agak tenangan? Atau malah makin depresi nih?"

"Makin depresi kemarin setelah bangun pagi nggak ada orang di samping."

Roman Tiga PuluhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang