5 - Kejutan

128 5 0
                                    

Kado terindah yang pernah aku terima. Seseorang yang aku sayang, pun yang menyayangiku, selalu ada di dekatku. Dengan perasaan yang tidak pernah berubah.

***

Keadaan kantin seperti biasanya, ramai dipenuhi oleh murid yang pastinya sedang kelaparan. Kantin akan tetap ramai sebelum bel masuk berbunyi.

Sama halnya dengan yang lain. Rendi dan Romi sedang duduk dikursi yang ada dipojok kantin, tempat favorit mereka.

"Lapar..lapar..laparrr.." lirih Rendi sambil mengusap-usap perutnya.

"Aus..aus..auss.." lirih Romi yang juga sambil mengelus-elus jidatnya.

"Rom tenggorokan lo pindah ke jidat?" heran Rendi.

"Alhamdulillah masih ditempatnya."

"Lo bilang aus tapi yang dipegang jidat. Aneh lo."

"Gue emang gini Ren, kalo aus jidat ikut nyut-nyutan."

"Tau ah laper," seru Rendi yang kembali memegangi perutnya.

"Si Reino lama bener dah. Gue udah laper banget ini. Gak kasian apa sama cacing imut gue yang ada didalem perut udah kelaparan," kesal Rendi.

"Tau nih. Yaudah gue mau beli sekarang aja, nungguin Reino dateng keburu tenggorokan gue beneran pindah ke jidat," Romi mulai berdiri dari duduknya.

"Eh tunggu Rom, kalo kita beli makanan sekarang terus siapa yang jagain ni tempat duduk. Nanti ada yang nempatin kalo kita tinggal."

"Iya juga sih," Romi berfikir sejenak. "AHHA! Gue punya ide mengkilat."

"Cemerlang kali, Rom."

"Ini lebih dari cemerlang. Otak gue terlalu cerdas soalnya."

"Terserah lo deh. Yaudah buruan ide apaan?"

"Kita tetep beli makanan, gapapa tinggalin aja ni tempat."

"Tapi nanti ada yang nempatin gimana, lo-"

"Dengerin dulu, gue belom selesai ngomong panjul," kesal Romi memotong ucapan Rendi. "Kita sekarang beli makanannya aja dulu. Kalo bisa sih secepet mungkin ya, kita nerobos aja walaupun antri."

"Terus?"

"Terus nanti gue teriakin mereka biar gak ada yang mau duduk disini."

"Teriakin apaan?"

"Udah ayo lakuin aja dulu," ajak Romi dan merekapun mulai meninggalkan kursi yang didudukinya.

Sejauh ini kursi mereka masih aman, sambil menghampiri penjual makanan Rendi dan Romi sesekali melirik ke arah meja yang berada dipojok kantin.

Saat sudah sampai didepan penjual minuman dan makanan mereka sempat melihat ada seorang siswa yang hendak menempati kursi tersebut. Sontak Romi langsung menjalankan aksinya.

"WOI JANGAN NEMPATIN MEJA ITU WOI NANTI BISULAN!" pekik Romi.

"JANGAN DUDUKIN KURSI ITU WOI NANTI KENA KUTUKAN JOMBLO SEUMUR IDUP. MAU LO?" pekik Rendi yang mengetahui ide gila temannya itu.

Siswa itupun bergidik ngeri, tidak jadi menempati kursi tersebut karna teriakan aneh dari Rendi dan Romi.

"Buruan lo beli makanan, gue yang beli minumnya.  Nanti kalo udah langsung balik ke tempat semula," suruh Romi yang dibalas anggukan oleh Rendi. Merekapun segera memesan makanan dan minuman yang ingin mereka lahap.

"Mbak Siti pesen gorengannya dong. Cepetan mbak ini darurat," seru Rendi pada penjual gorengan yang bernama Siti.

"Nanti ya mas Rendi. Tolong antri,"  ucap mbak Siti yang memang sudah menjadi langganan Rendi.

REIHANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang