13 - Manusia Menyebalkan

112 2 0
                                    

Sesuatu terjadi tanpa pernah kita duga. Sekarang turun hujan, esoknya langit kembali cerah. Sekarang merasa kecewa, esoknya merasa bahagia. Kehidupan pasti berubah, tak selamanya berada di dalam duka 'pun tak selamanya kita selalu bahagia. Syukuri saja, Tuhan tau apa yang terbaik untuk kita.

***

Waktu menunjukkan pukul 06:55, artinya 5 menit lagi pintu gerbang ditutup. Hana baru saja akan berangkat ke sekolah. Hari ini ia terlambat bangun, karna semalam ia tidur terlalu larut dan lupa menyalakan alarm. Alhasil ia dimarahi oleh Sonya habis-habisan. Selalu saja ada hal yang membuat Sonya memarahinya.

Hana bergegas pergi ke sekolah sampai ia tak sempat untuk sarapan. Langkahnya ia buat selebar mungkin, sesekali ia berlari agar cepat sampai.

Beberapa langkah lagi ia sampai di sekolah, namun ia melihat seorang wanita paruh baya yang kesulitan untuk menyebrangi jalan. Hana tergerak untuk membantunya meskipun ia tahu, pintu gerbang sebentar lagi akan ditutup.

Hana mulai mendekati wanita itu. "Mari Bu saya bantu," seru Hana yang kini sudah memegangi tangan wanita tersebut. Lalu membantunya menyebrangi jalan.

Kini mereka sudah berada di sebrang jalan. Wanita tersebut tersenyum ramah pada Hana. "Terimakasih ya nak, kamu sudah membantu Ibu."

"Iya Bu sama-sama. Kalo gitu saya permisi, Ibu hati-hati ya," pamit Hana.

"Iya nak," jawabnya yang kemudian Hana kembali menyebrangi jalan.

Kini Hana sudah berada di depan gerbang sekolah. Pundak Hana melemas saat melihat gerbang sudah ditutup.

"Yah.. gerbangnya udah ditutup. Gimana, nih?" Hana dibuat panik. Pasalnya ulangan matematika dimulai saat jam pelajaran pertama. Saat ini mungkin Bu Endang sudah berada di dalam kelas."

Hana mendekati gerbang, ia mencoba melihat ke pos satpam. Namun, ia tidak menemukan pak satpam di tempatnya. Hana mencoba membuka gerbang yang ternyata tidak dikunci. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya saat ini.

Hana mulai membuka gerbang secara perlahan, ia pun masuk dan tak lupa menutupnya kembali. Akhirnya Hana dapat masuk ke area sekolah tanpa harus menghadapi pak satpam. Secepat mungkin Hana menuju ke kelasnya. Hana dapat bernafas lega saat tak melihat keberadaan pak Sam si guru BK killer.

Keadaan koridor sepi karna memang semua murid tak ada yang berani untuk keluar kelas. Jika pak Sam melihat mereka keluyuran, pak Sam akan memberikan hukuman yang bejibun. Sungguh, hal tersebut sangat ditakuti oleh para murid.

Hana semakin mempercepat langkahnya, namun tiba-tiba..

"HEI KAMU!" pekik seseorang yang sudah tidak asing lagi di telinga para murid. Sontak Hana membelalakkan matanya.

"Ya ampun Pak Sam!" gumam Hana yang menghentikan langkahnya. Hana pun membalikkan badannya perlahan. Ia dapat melihat pak Sam yang tengah berjalan ke arahnya.

"Eh Bapak, selamat pagi, Pak," sapa Hana lalu menampakkan cengirannya.

"Kenapa kamu masih diluar? Terus kenapa bawa-bawa tas? Kamu kesiangan ya?" tanya pak Sam yang seperti sedang menginterogasi seorang maling.

"I-iya Pak," jawab Hana dengan ragu.

"Kebetulan sekali hari ini cuaca cerah, bagus sekali untuk berolahraga," ucap pak Sam yang Hana sudah mengetahui hukuman apa yang akan diberikan oleh guru killer itu. "Ayo ikut saya," ajak pak Sam yang berjalan mendahului Hana. Mau tak mau Hana pun mengikutinya.

Kini mereka sudah berada di pinggir lapangan. Hana menelan salivanya susah payah. Cuaca hari ini sangat cerah, meskipun masih pagi tapi sinar matahari terasa panas jika mengenai kulit.

REIHANA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang