Kau tahu? Rindu yang benar-benar berat itu bukan ketika terpisahkan oleh jarak saja. Tapi juga terpisahkankan oleh ruang dan waktu.
***
Teeetttt!
Bel pulang berbunyi, para murid mulai berhamburan keluar kelas. Hana tengah merapikan alat tulisnya. Kali ini ia tidak akan langsung pulang ke rumah. Ia akan mengunjungi suatu tempat yang menyimpan kenangan yang sangat berarti baginya.
"Hana!" panggil seseorang yang sontak Hana menoleh ke arahnya. Hana mendapati Karina yang tengah berdiri di hadapannya.
Hana hanya menoleh sekilas lalu kembali melanjutkan aktivitasnya. Tak ada niat menyahuti ucapan Karina.
"Han, gue mau ngomong sama lo."
"Gue gak ada waktu buat ngomong sama lo."
"Han, tapi ini penting."
"Semua kata yang keluar dari mulut lo, bagi gue itu gak penting."
"Tapi, Han-"
"Kurang jelas apa yang gue bilang barusan?"
"Hana, tolong dengerin gue."
"Gue gak ada waktu buat ngomong sama orang munafik kayak lo," ucap Hana yang terdengar menusuk. Karina dibuat mematung dengan ucapan Hana yang cukup membuat dadanya terasa sesak. Sefatal itukah kesalahannya hingga Hana begitu membenci Karina?
Reihan hanya menyaksikan perdebatan diantara keduanya, karna memang Reihan masih berada di sana. Entah apa yang mendorongnya agar tetap berada di dalam kelas. Rasanya Reihan ingin menyaksikan perdebatan diantara keduanya hingga selesai.
"Hana, lo itu salah faham. Lo harus dengerin penjelasan gue dulu," Karina berusaha meyakinkan Hana.
Reihan menatap keduanya dengan tatapan bingung. Sebenarnya mereka sedang memperdebatkan apa? Ingin sekali Reihan bertanya, namun ia akan menunggu keduanya selesai berbicara dulu.
"Berenti buat ganggu gue!" ucap Hana yang kemudian melenggang pergi meninggalkan Karina. Karina hanya diam memperhatikan kepergian Hana.
"Yah.. udahan," seru Reihan merasa kecewa, seperti menonton film yang akhir ceritanya digantung.
"Dari tadi lo nguping?" tanya Karina.
"Bukan nguping lagi. Tapi memperhatikan dengan jelas. Emangnya lo ada masalah apa sama Hana?" tanya Reihan penasaran.
"Kepo lo!" Seru Karina yang kemudian melenggang pergi meninggalkan Reihan.
"Ya elah, orang gue nanya bener-bener juga," ucap Reihan yang kemudian mengedarkan pandangannya. "Lah, udah pada pulang semua? Emang gak ada yang mau pulang bareng cowok ganteng apa?" tanyanya yang kemudian mulai meninggalkan kelas.
🍁🍁🍁
Hana menyusuri lorong kelas dengan mempercepat langkahnya, berusaha menghindari Karina. Sungguh, ia sedang tidak ingin berbicara dengannya. Hana fokus pada jalanan tak ada niat untuk menoleh ke kiri dan kanannya. Hingga tiba-tiba ia mendengar suara yang sudah tidak asing lagi di telinganya.
"Han.."
"Tuu.."
"Han.."
"Tuu.."
"Ha-"
"Udah ah cape," ujar Rendi memotong ucapan Romi.
"Yah.. lo mah gak asik."
KAMU SEDANG MEMBACA
REIHANA [Completed]
Fiksi RemajaSeseorang mengubah hidupmu. Mengubah segala sesuatu yang tidak kamu sukai menjadi sesuatu yang selalu kamu rindukan. Mengubah sikap burukmu menjadi lebih baik. Namun saat seseorang itu pergi, hidupmu menjadi seperti sedia kala. Kamu berubah menjadi...