Motor Reihan mulai memasuki area rumahnya. Reihan mengerem motornya mendadak, membuat tubuh Hana terdorong ke depan.
Bugh!
"Aduh, kepala gue!" pekik Reihan, yang mendapat pukulan di kepalanya. "Untung gue pake helm, kalo nggak, udah benjol kepala gue."
"Ya abisnya lo ngerem mendadak. Sengaja lo ya mau modus biar gue nempel-nempel ke punggung lo?" kesal Hana, yang kini sudah turun dari motor.
"Gue gak ada maksud kayak gitu, beneran deh."
"Halah, pake ngles segala lagi."
"Yaudah kalo gak percaya. Yu ah masuk," ajak Reihan, keduanya pun masuk ke dalam rumah.
Hana mengedarkan pandangannya dan tidak menemukan siapa pun di sana. Keadaan rumah sepi bak tidak berpenghuni.
"Rei, kok rumah lo sepi banget?" heran Hana.
"Rumah gue emang gini, sepi kayak hati gue."
"Bucin lo. Nyokap bokap lo ke mana?" tanya Hana, yang sebenarnya ia sudah mengetahui jawabannya.
"Mereka sibuk kerja. Palingan jam segini masih di kantor. Eh, lo duduk dulu aja, gue mau ke atas dulu ganti baju. Kalo perlu apa-apa panggil Mbok Surti aja, atau lo ambil sendiri. Gue saranin sih, jangan nyusahin pembantu."
"Iya-iya, gue tau."
"Yaudah, gue ke atas dulu, jangan kangen ya gue cuma bentar doang kok," ucap Reihan, lalu menaiki tangga untuk menuju kamarnya.
Hana kembali mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.
"Diliat-liat, rumah Reihan serem juga. Reihan gak takut apa kalo sendirian di rumah segede ini?" gumam Hana, yang kemudian berbalik badan, menemukan seseorang yang kini tengah berdiri di hadapannya, membuat Hana cukup terkejut. "Ya ampun, Tante? Maaf saya tadi gak tau kalo Tante dateng. Maaf, Tante," ucap Hana, yang mengetahui orang tersebut adalah orang tua Reihan.
"Kamu siapa? Kenapa bisa ada di rumah saya?"
"Sa-saya Hana, temennya Reihan," jawab Hana sedikit gugup.
"Saya Rosa, mamanya Reihan," ucap Rosa memperkenalkan diri. "Reihannya mana?" tanya Rosa sambil mencari keberadaan Reihan.
"Reihannya lagi ganti baju, Tan, rencananya kita mau ngerjain tugas bareng."
"Oh, gitu. Yaudah, ayo duduk," ajak Rosa, keduanya duduk di kursi ruang tamu.
"Kamu temen deket Reihan?" tanya Rosa memulai pembicaraan.
"N-nggak juga, Tan, kita cuma temen biasa aja, gak deket," jelas Hana masih merasa gugup, karna ini kali pertama ia berbicara dengan Rosa.
"Masa sih cuma temen biasa? Soalnya Reihan baru pertama kali bawa temen perempuan ke rumah," ujar Rosa, sama seperti apa yang dikatakan Mbok Surti waktu itu. "Tante taunya anak Tante cuek sama cewek. Ternyata dia bisa punya temen cewek juga ya. Atau jangan-jangan.."
"Jangan-jangan apa, Tan?"
"Reihan suka sama kamu," sambung Rosa, sontak Hana membelalakkan matanya.
"Ma-masa sih, Tan? Ng-ngak mungkin juga Reihan suka sama saya."
"Mungkin aja. Soalnya Reihan itu cuek banget sama cewek. Kalo Reihan nggak cuek sama kamu, berarti kamu itu spesial buat dia." Lagi-lagi apa yang diucapkan Rosa, sama seperti apa yang diucapkan Mbok Surti.
"Oh, gitu ya, Tante," sahut Hana sambil tersenyum kikuk.
"Gimana Reihan di sekolah, dia nggak nakal, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REIHANA [Completed]
Roman pour AdolescentsSeseorang mengubah hidupmu. Mengubah segala sesuatu yang tidak kamu sukai menjadi sesuatu yang selalu kamu rindukan. Mengubah sikap burukmu menjadi lebih baik. Namun saat seseorang itu pergi, hidupmu menjadi seperti sedia kala. Kamu berubah menjadi...