®MatahariLangitSeven

850 44 0
                                    

Matahari menatap Grizalle yang kini tengah tersenyum kearahnya. Dari awal wanita itu sudah tersenyum manis kearahnya, namun Matahari tetap saja memasang wajah datar.

"Kamu nggak kangen kakak?." tanya Grizalle dengan menggoda.

Matahari memutar bola matanya malas, lalu berjalan ke arah kakaknya.

"Zelle kangen nya sama Noe!." jawab Matahari kemudian berjongkok dan tersenyum kearah Noe.

"Bilang aja kamu gengsi.jadi nggak mau ngakuin kalo Rindu kakak."

"Dih pede gila.."

"Pede lah."

"Iyalah terserah kakak."

Kini Grizalle kembali menyambut Seseorang yang sangat sangat ia rindukan.

"Langittt!." cicit Grizalle yang langsung memeluk langit.

Langit pun membalas pelukan tersebut. Matahari yang melihat momen itu hanya memasang raut wajah Mual.

"Alay tau emak kamu Noe." kata Matahari pada Noe.

Karena umurnya yang baru menginjak 3 tahun Noe hanya mengangguk senang. Memang menggemaskan bukan.

Saking gemasnya, Matahari mencubit pipi Noe pelan kemudian menggendong nya dan membawanya pergi ke dekat  Sandara,Xandra,dan Gandira.

"kamu apa kabar lang?." tanya Grizalle yang melepas pelukannya.

"Yang seperti kakak liat. Aku baik baik aja." jawabnya dengan senyuman manis.

Grizalle tersenyum. "Ya sudah ayok kita kumpul bareng yang lain,.Acaranya sebentar lagi mau dimulai."

"Oke."

Matahari benar benar lucu ketika sedang mengajak main Noe. Wajahnya sangat imut bila diperhatikan terus, Seperti Langit, Kini ia sedang tersenyum lebar memperhatikan Matahari yang bersikap kekanak kanakan itu.

Satu kata lagi Keluar dari mulut Aska langit. "Lo Lucu Grizelle Matahari!." gumamnya.

~®MatahariLangit.~

Lagi lagi Rutintitas Seorang Arsenio kembali. Karena sudah jadi kebiasaan nya keluar malam tanpa izin dari kedua orangtua nya. Arsen pun memilih keluar lewat jalan belakang,.

Saat sudah di depan gerbang,Arsen selalu memberikan Satpam nya Uang agar gerbang rumahnya itu dibuka. Hal yang sangat sangat Buruk Bukan!

Penampilan nya saja yang baik, namun sikap nya sangat tidak patut untuk di tiru.

Dengan cepat Satpam rumah arsen pun membuka kan gerbangnya, kenapa mau? Ya karena Arsen sudah memberikan separuh uangnya pada Satpam, dan ia sudah berjanji pada satpam bahwa ia akan pulang seperti biasanya.

Selama dalam perjalanan, Arsenio lagi lagi membayangkan sesuatu yang menurutnya sangat Lucu bila di ingat. Entah dari mana lucunya, Namun bagi arsen bayangan itu sangat Lucu.

Ia terus memutar kembali kejadian pagi tadi, saat ia menabrak seorang Gadis imut, nan Lembut. Dan lebih lucunya Arsenio Berucap padanya agar Hati-Hati. Huft!

Arsenio menggeleng lalu berdecak sebal. "Apa sih! Bisa bisa lo senyum cuma gara gara hal yang begituan! Arsen Arsen."

Ia berusaha menepis bayangan itu, seperti nya Ia baru menyadari bahwa ia telah gila karena sudah tersenyum dengan hal hal yang sangat tidak Lucu itu.

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang