®MatahariLangit31

604 36 6
                                    

"Astaga! Matahariiiii...." Teriak Grizalle terdengar sebal.

Matahari memejamkan matanya sambil menutup rapat rapat ledua telinganya.

"Kamu ngerti baju sopan nggak sih?!." omelnya seraya menatap Matahari kesal.

Matahari menatap pantulan dirinya di lemari kaca yang ada di hadapan nya.
Menurut nya, tidak ada yang salah dengan pakaiannya. Celana jeans pendek dengan perpaduan kaos putih bersablon 'Strong Woman'.

"Apanya yang nggak sopan?." gumam Matahari bingung.

"Kamu jangan samain sehari hari didalem rumah dong! Style kamu kurang sopan buat makan malam hari ini! Ngarti nggak sih?." cibir grizalle berkacak pinggang.

Matahari menghembuskan nafas nya.
"Menurut matahari ini sopan sopan aja tuh!." Matahari tersenyum simpul.

Grizalle tampak geram dengan tingkah Adiknya yang belum juga paham.
"Ya udahlah terserah kamu. Kalo kena omel mama tanggung sendiri!."dengusnya kemudian pergi meninggalkan Matahari.

Matahari menatap Kakaknya datar.
"Nyenyenyee...." ledeknya setelah Grizalle pergi.

"Kenapa nggak boleh pake baju ini sih? Kan simpel nggak ngeribetin!." celoteh Matahari yang terus menatap pantulan dirinya.

Selang beberapa detik terlihat seorang wanita yang lebih tua dari Matahari datang menghampiri nya.

"Kamu yakin mau pake baju itu?." tanya Sandara yang diangguki oleh Matahari.

"mending ganti deh..." titah Sandara.

"Kenapa gitu ma?."

"Kurang sopan aja gitu liatnya...."

Matahari membenarkan helaian rambutnya kemudian menatap ibunya tanpa ekspresi.
"Ya udahlah zelle ganti!."

Matahari pergi keatas untuk mengganti bajunya. Walau dalam hatinya dia malas untuk berpenampilan anggun. Menurutnya sangat ribet!.

~©MatahariLangit.~

"Seneng nggak,lo bisa kerumah Matahari malam ini?!." celetuk Agler setelah keluar dari mobil.

Arsen memutar bola matanya malas.
"I'm bored!." jawabnya datar.

Agler terkekeh sejenak.
"Jawaban lo keterlaluan."

"Salah sendiri lo nanya!."

Agler menganggukkan kepalanya kemudian merangkul Arsenio, agar berjalan beriringan bersama.

"Gue ingetin ke lo! Hati hati jatuh cinta sama Matahari!" kata Agler yang membuat Arsen menaikkan sebelah alisnya.

"Gue nggak suka dia." jawab Arsen datar sedatar dada bidangnya Agler.

"Kita liat aja...." Goda Agler tersenyum tipis.
Arsen terdiam lebih memilih mengacuhkan Agler. Karena ucapannya hanya lelucon bagi Arsen. Sampai kapan pun Arsen hanya menyukai Adena, bukan Matahari.

Kini Keluarga Arsen sudah terduduk manis dimeja makan yang terbilang sangat besar juga sangat banyak makanan mewahnya.

"Oiya, dimana matahari?." tanya Alma yang memang sangat menyukai Matahari sampai sampai ingin tahu keberadaan nya.

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang