®MatahariLangit36

557 33 0
                                    

Malam ini malam yang cukup melelahkan. Setelah pulang dari acara party, Matahari langsung mengistirahatkan tubuhnya tanpa mengganti pakaian dan menghapus make upnya.

Dia benar benar ngantuk malam ini. Matanya sudah tidak kuat lagi untuk menahan rasa kantuknya ini.

Jauh diluar sana,para Bintang bintang sedang berkelap kelip begitu indah. Semakin larut maka bintang akan semakin terlihat. Seperti nya Matahari lupa menutup Tirai balkonnya.

Perlahan cahaya Bulan purnama memantulkan cahayanya menembus celah celah kecil kamar Matahari.

"Katakan padanya aku sungguh menyukainya."

~©MatahariLangit.~

"Pagi, Bunda!." sapa Langit ceria.

"Pagi Askaa!." balas Xandara tersenyum manis sembari mengolesi roti dengan selali coklat.

"Mmm...Kamu tau lang?." sahut Xandara yang terlihat senang.

Langit menggigit rotinya,kemudian menatap Ibunya bingung.

"Papah besok pulang...." Kata Xandara senang.

Langit tersenyum lebar.
"Akhirnya. Langit seneng liat bunda bahagia gitu."

"Bunda kangen banget sama papah kamu."

"Iya sih, wajar bunda kangen. Papah pulang cuman satu tahun sekali doang."

Xandara mengangguk sedih.

"Emang kamu nggak kangen papah kamu?." tanya Xandara.

"Kangenlah, yakali seorang anak yang ditinggalin papahnya bertahun tahun nggak kangen...."

"Besok kita jemput papah bareng bareng."

"Oke bunda...." jawab Langit tersenyum manis.

Xandara mengangguk senang seraya mengelus tangan Langit lembut.
"kalo kamu udah lulus nanti. Jangan jauh jauh dari bunda ya!."

Langit terdiam sambil melirik ibunya sendu.
"Iya bunda." jawabnya.

Xandara tersenyum manis.

~©MatahariLangit.~

Matahari menguap beberapa kali, saat sedang menunggu jemputan didepan rumahnya. Tadi malam Sialnya Matahari malah terbangun dari tidurnya, akibat Kucing kesayangannya itu mencakar lengan Kirinya.

Dan berakhir sekarang Matahari kurang tidur juga terdapat luka kecil yang diperbuat oleh Kucingnya 'Guppy'.

"Lo lama!." gerutu Matahari setelah Langit menepikan Mobilnya didepan Matahari.

"Kan udah biasa." jawab Langit seraya melajukan mobilnya.

Matahari hanya menghembuskan nafas nya kemudian meraih bantal. Leher milik Langit untuk ia pakai. Selama dalam perjalanan ke sekolah Matahari ingin tertidur dahulu lima menit.

"Ri. Lo ngapain tidur?!." tegur Langit sekilas melirik Matahari.

Matahari tidak membuka Matanya.
"Ngantuk." jawabnya datar.

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang