Angin berhembus menggoyangkan beberapa bunga yang tertata rapi dihalaman depan sekolah. Daun kering berguguran bersamaan dengan tiupan angin. Pita bewarna warni yang tertata indah disekitaran pintu utama masuk, saling menari akibat angin.
Tarik nafas pejamkan mata lalu hembuskan perlahan, dan mulailah melangkah tenang, dan bersiap menyambut acara pagi hari ini. Matahari berusaha tersenyum manis setelah masuk kedalam Sekolahnya.
Seperti biasa, banyak kaum adam yang menyapa Matahari ramah.
"Matahari!." panggil lami seraya merangkul Matahari.
"Apa?." tanyanya sedikit melirik Lami.
"Nanti lo bagian pembawa acara kan?."
Matahari berhenti melangkah tubuhnya seketika mematung ditempat. Demi siput yang jalannya cepet, Matahari sungguh lupa akan tugasnya menjadi pembawa acara.
Lami menatap Matahari bingung.
"Lo kenapa? Kok muka lo jadi melongo gitu?.""Gue lupa kalo gue pembawa acara." jawabnya kemudian memasang raut wajah sedihnya.
Lami menepuk keningnya pelan.
"Astaga! Nggak mungkin kan lo ngundurin diri? Udah telat!."Matahari menggenggam roknya kuat kuat.
"Huft!....oke rileks lo pasti bisa..." gumamnya."Aaaaaa....Gue lupaaa!!!." rengek Matahari menutup wajah dengan kedua tangannya.
"Ri? Jan mewek dong!...." kata Lami mengelus ngelus punggung Matahari lembut.
"Lo apain matahari Lam?." sahut Seseorang yang baru saja sampai.
"Gue nggak ngapa ngapain dia kok.." balasnya.
"Kok matahari nya bisa nangis?!." tanya wanita lembut itu lalu beralih mengelus punggung matahari berusaha menenangkan.
"Gue, lupa...." lirih Matahari.
"Lupa apa?."
"Lupa kalo tugasnya pembawa acara." sahut Lami.
"Terus mau gimana?." tanya Adena
Matahari beralih menatap adena dengan raut wajahnya yang memohon.
Adena yang mengerti maksudnya hanya menghela nafasnya lalu menganggukkan kepalanya setuju."Makasih Naa!." seru Matahari tersenyum memeluk Adena.
"Gue sebenernya emang udah dibagian pembawa acara, cuman gara gara kemarin Lo maunya itu yang udah gue ambil bagian lain."
"Hehehe...Untung lo udah latihan."
Adena mengangguk sambil tersenyum.
"Ya udah masuk yuukk!." ajak Lami merangkul kedua temannya itu.
~©MatahariLangit.~
Acara pameran nya akan dimulai sebentar lagi. Kini seluruh siswa siswi yang menjadi panitia berhamburan untuk melaksanakan tugas tugasnya.
Matahari berjalan mendakati meja penyambut tamu,Dia mengambil tugas sebagai penyambut tamu bersama Arya.
Terlihat Arya tengah Terduduk manis sambil membenarkan jas Osisnya."Cowok! Sendiri aja.." Goda Matahari seraya duduk disamping Arya.
"Berdua sama angin." balasnya.
"Btw, dimana Langit?." tanya Arya yang tersadar sedari tadi belum melihat batang hidungnya Langit.
Matahari terdiam dan sedikit menoleh kanan kiri mencoba mencari Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Langit ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] #Teenfiction Blurb : "Nggak ada yang bisa jatuh cinta di antara kita, karena kita itu sahabat." Ujar Langit yang fokus pada manik mata Matahari. Matahari memejamkan matanya,kemudian menatap Langit. "Gue bisa jatuh cinta sam...