®MatahariLangitNine

763 41 3
                                    

"Lo sakit nggak sih?." tanya Langit yang aneh melihat tubuh Matahari yang sehat bugar.

"Iyaa..." jawab matahari sambil mengkerucutkan bibirnya.

Langit mengangkat sebelah alisnya.
"Serius?."

"Serius, Lang. Gue sakit!."

"Sakit apa coba?."

Matahari menunjukkan jari telunjuknya kearah dadanya. "Sakit gue disini,Di sisi yang paling dalem! Lo mau tau sakit nya kenapa?"

"Nggak."

"Lo nggak mau tau? Tapi gue mau ngasih tau! Gue sakit hati, karena lo selalu berhasil berucap pedes yang dapat pupusin harapan gue!" kata Matahari penuh penekanan.

Langit menghela nafas panjang.
"Gue pulang!." pamit Langit yang merasa kesal karena Matahari hanya membicarakan tentang perasaan nya.

"Pulang lo! Dan jangan nampakin muka lo didepan gue lagi, yang malah buat gue sakit terus!." usir Matahari yang merasakan dada nya sesak.

Langit berhenti diambang pintu keluar.
Ia membalikkan badannya menghadap Matahari.

"Lo Selalu aja bicarain perasaan suka lo ke gue! Dan itu malah buat gue muak dengernya Ri. Gue nggak suka lo! Apa perlu gue ukir perkataan itu di Batu. Kalo gue Nggak Suka Lo!." tungkas Langit yang langsung pergi begitu saja dengan menggigit bibir bawahnya kuat kuat.

"Maaf Ri..."Lirih langit

Matahari memejamkan matanya lalu memegangi dada nya yang terasa sesak itu. Kemudian tanpa aba aba Air matanya lolos Terjun membasahi pipi mulus Matahari.

"Gue nggak bisa kalo harus nggak suka lo. Hikss... Gue udah berusaha Lang,Tapi semakin gue lupain perasaan gue ke lo, malah perasaan ini lebih jatuh kedalam.Hikss...Gue sayang lo..." lirih Matahari yang hampir tidak terdengar.

Wajahnya begitu memilukan,Ini sudah yang kesekian kalinya Cinta ia ditolak oleh Langit. Tapi bukan Matahari namanya kalo ia menyerah sampai disini. Dia yakin suatu saat nanti Langit pasti Bisa menerima nya,.

"Gue Yakin pasti tuhan memberikan lo suatu saat nanti ke gue! Gue yakin itu lang." batin Matahari dengan berkata seakan akan itu kata kata motivasi nya.

Sungguh wanita Kuat memang. Sudah disakiti berapa kali pun ia tetap suka dan tetap pada pendirian nya.

~®MatahariLangit.~

Ini pertama kalinya Lami Parita mendatangi rumah Kediaman Arya Jastin Ahhkk! Lebih tepatnya Rival terburuknya.

Ingat ya! Ini bukan kemauan Lami, Namun ini adalah kemauan orang tuanya,Yang memang kerabat dekat orangtua Arya. Lami dipaksa supaya ikut, pasalnya Ibunya  sangat ingin sekali membawa anak gadis satu Satunya ini.

Lami hanya berpasrah dengan keadaan ini..

"Anak kamu cantik banget!." puji wanita yang wajahnya kebarat baratan dengan mata Birunya,Lami yakin ini adalah ibunya Arya pasalnya,Bola mata,Hidung,Dan bibir mereka sangat mirip.

Bisa dibilang Arya jastin ini anak perpaduan antara Jawa barat dan Eropa.
Lami hanya tersenyum ramah.

"Siapa dulu dong ibunya." ucap Aretha Belinda ibunya Lami.

"Iya iya Aretha,." balas Eileen Hilary Jaenelle Aryasy ibunya Arya.

"Kalo nggak salah emaknya si Arya ini namanya panjang amat kek jalan kereta api." batin Lami terlihat bergumam

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang