Suara mesin pendeteksi detak jantung berbunyi diruangan sunyi. Menandakan bahwa diruangan itu terdapat makhluk hidup, yang bernafas, berdetak,namun matanya terus tertutup. Entah kapan kelopak matanya akan terbuka. Mungkin esok lusa, minggu depan, bulan ini atau satu tahun lagi.
Matahari memperhatikan,memikirkan banyak hal. Seperti bagaimana jika sebenarnya Ayahnya tidak mau bangun.
"Ri!." seseorang memanggil.
Matahari menoleh. "Kak." balasnya,
"Udah lama kakak disitu?." sambungnya.
Grazalle hanya tersenyum tipis. Matanya melirik menatap Ayahnya yang masih saja terbaring.
"Udah satu bulan ya ri...."cetus Grizalle terdengar sendu.
Matahari terdiam.
"Pasti papah bakalan bagun kan kak?."Grizalle menoleh kearah matahari lalu mengangguk untuk menjawab.
"Kita doa in semoga papah cepet buka mata...."Matahari mengangguk.
"Besok kamu kan ujian, Mending sekarang pulang terus belajar, biar kakak yang jagain papah." titah grizalle.
"Eemm....Ya udah Zelle pulang."
"Kalo mau makan kakak udah siapin dikulkas,kamu tinggal angetin aja."
"Iya."
Matahari berjalan keluar rumah sakit lalu pergi ke Halte untuk menunggu bus. Tidak terasa ternyata sudah satu bulan Matahari seperti ini, Hidup tanpa kasing sayang ibu,Tanpa diperhatikan ayah,Juga Sudah jarang melihat Langit.
Semuanya sudah terasa terbiasa bagi Matahari. Dia hanya perlu bersyukur dan terus semangat menyambut dunia barunya.
~©MatahariLangit.~
Ditengah keramaian, mata seperti kucingnya mengamati pria berambut hitam legam itu. Sementara jemari tangannya mengetuk pada permukaan meja yang ada dipojok kantin sekolah. Terlihat sangat menyeramkan karena mengamati seseorang secara diam diam.
Arya yang tidak sengaja melewati Seorang wanita yang tengah menatap seram kearah Arsen,membuatnya mengernyit dan muncul niat jail.
Brrakkkk
"Astaga!." kaget Adena repleks menutup matanya sejenak.
Para penghuni kantin pun menfokuskan tatapannya pada Adena dan Arya. Termasuk Arsen,Ia ikut menatap kearah mereka dengan tatapan datarnya.
"Aryaaa!." gerutu Adena
Arya terkekeh. "Abisnya lo serius amat liatin Arsen!."
Adena terdiam. Jujur dia sangat ingin menyumpal mulut embernya Arya. Karena kesal Adena pun memilih untuk pergi dari kantin.
"Eehhh, na! Mau kemna lo?!." teriak Arya melengking.
"Anak cewek mah gitu ya,Baperan....." Dengus Arya seraya mendekati tempat Arsen.
Arsen terus menatap. Kepergian Adena, dibenaknya terlintas pertanyaan 'Dia kenapa?.' Akhir akhir ini Arsen selalu melihat Adena yang seperti nya terlihat murung.
"Lo tau sen! Si adena kunaon?." sahut Arya.
Arsen menoleh kemudian menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Langit ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] #Teenfiction Blurb : "Nggak ada yang bisa jatuh cinta di antara kita, karena kita itu sahabat." Ujar Langit yang fokus pada manik mata Matahari. Matahari memejamkan matanya,kemudian menatap Langit. "Gue bisa jatuh cinta sam...