®MatahariLangit22

601 33 5
                                    

"ANJJ*RR!!"

Matahari berlari cepat turun kebawah setelah berhasil mengganggu Langit yang tengah tertidur pulas dihari minggu nya. Setelah sampai diRuang tengah rumah langit, Matahari segera terduduk manis di Sofa empuk,Sambil menahan tawanya.

Raut wajah Langit menjadi masam setelah mendapatkan make up Ondel ondel dari Matahari. Langit mendengus kesal sambil menatap cermin yang ada dihadapannya itu.

"Grizelllee......" Gumam Langit kesal dengan penuh penekanan.

Langit cepat cepat turun kebawah untuk mencari Matahari. Dengan rambut yang masih acak acakan,dan juga wajah yang bermake up tidak karuan Langit menghampiri Matahari dengan raut wajah kesalnya.

"Lo bener bener ya,Ri!" Ujar Langit kesal.

"Ya ampun siganteng udah bangun..." Ledek Matahari sembari tertawa renyah.

Langit mendengus kasar,Kemudian melempar bantal sofa tepat pada wajah Matahari.

"Askaaa!." Gerutu Matahari.

"Apa lo hah?!." tanya Langit julit sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

Matahari mengerukutkan bibirnya.
"Untung sayang..."

"Bacot!."

"Marah mulu lo mah iihkk! Enggak asik."

"Bodo amat!."

"Entar darah tinggi mampus lo lang,Rumah sakit jauh!."

"Bodo Amat!."

Matahari berdiri disofa menghadap langit sambil berkacak pinggang.
"Maaf!." Kata Matahari Nyolot.

Langit membuang wajahnya.
"Lo ngajak gelut sama gue?!."

"Gue minta maaf malah diajak gelut!."

"Bodo Amat!."

Matahari turun dari atas sofa lalu mendekati Langit dan menatapnya dalam dalam.
"Daripada lo marah marah mulu, mending lo mandi biar wangi."

Langit menatap Matahari tajam

"Apa?! Mau dimandiin?." Tawar Matahari

"Najisss!." jawabnya lalu pergi ke kamar mandi.

"Dasar cowok! Baperan amat." Gumam Matahari.

~©MatahariLangit.~

"Lo masih marah?." tanya Matahari setelah masuk kedalam mobil.

Langit mengacuhkan pertanyaan nya dan memilih fokus pada setiran mobilnya.

"Gue cuman make up in lo aja, lo malah marah.." Ujar Matahari merasa Tidak Salah Atas Perbuatannya.

Langit melirik dengan sudut matanya.
"Kalo gue make up in lo kayak gitu juga lo gimana?."

"E-enggak, gue nggak akan marah."

"Bulshit lo nyai!."

"Beneran."

"Yakin?."

"Yakin seyakin yakinnya!."

Langit seketika memperlihatkan senyuman jailnya.

"Awas aja kalo lo mau balas dendam." sahut Matahari menyipitkan matanya.

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang