Setelah Acara pameran selesai,Matahari cepat cepat bangkit dari duduknya untuk segera mencari tahu dimana keberadaan Langit. Jujur sehari saja Matahari tidak melihat Langit dia merasa ada yang kurang.
Namun sudah mengelilingi seluruh tempat tempat yang selalu langit jumpai di dalam sekolah Matahari tetap saja tidak dapat menemukan Langjt.
"Tumben banget lo ngilang?." gumam Matahari sambil berkacak pinggang.
"Nyari siapa?!" Bisikan seseorang itu membuat Matahari melirik perlahan ke sumber suara.
Seketika raut wajahnya berubah datar.
"Lo liat Langit nggak?.""Enggak. Bolos paling."
*Masa bolos sih?!" tanya Matahari bingung.
Arsenio hanya mengangkat kedua bahunya tidak tahu. Kemudian matanya mengarah pada seorang wanita berjas osis yang berjalan mendekati kearah Matahari.
Matahari mengangkat kedua alisnya setelah Wanita tersebut berada dihadapannya.
"Lo di panggil bu Astrit." kata Adena.
"Aahhh...Disuruh suruh nih!." Keluh Matahari dengan langkah yang bermalas malasan meninggalkan Adena dan Arsenio.
Selepas Matahari pergi,Seketika suasana pun menjadi canggung. Arsenio mengalihkan pandangannya kelain arah sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
"E-emm...G-gue duluan ya sen!." pamit Adena gugup.
Arsenio menatapnya.
"Mau kemana?.""Eemm, Bantuin yang lain beres beres." jawabnya.
"O-oh, Bareng aja pergi kesana nya!." ajak Arsenio yang diangguki setuju oleh Adena.
Mereka berdua pun berjalan beriringan lengkap dengan jantung yang saling berlompatan.
"lo nanti pulang sama siapa?." tanya Arsenio sedikit melirik adena.
"Gue udah janjian pulang sama Agler." jawabnya seraya tersenyum kikuk.
Arsenio mengkerutkan dahinya kemudian menghembuskan nafas nya kasar. Membuat Adena sedikit mendongkakkan kepala nya untuk melihat.
"Lo kenapa?." tanya Adena.
"Lo deket banget ya sama Agler?." tanyanya seraya menatap Adena serius.
Adena membelalakkan matanya.
"Dia temen gue.""Temen?."
"Iya, Agler itu temen gue main dulu." jawab Adena membenarkan.
Arsenio terdiam dengan pandangan yang berfokus kedepan. Adena diam diam terus menatap wajah rupawan Arsenio, mulai dari memperhatikan alis tebal nya, Bulu mata lentik nya,Hidung mancung yang begitu cantik, juga bibir tipisnya yang selalu terlihat bewarna merah jambu.
Nggak salah deh Arsenio menduduki julukan Famouse di SMA 2 Gajah Mada ini. Selain tampan,dia juga jago main futsal.
"Gue ganteng ya?." tanya Arsenio tiba tiba memergoki Adena.
Adena melotot selebar lebarnya, dan Arsenio tersenyum manis melihat Adena yang ketahuan tengah memperhatikan nya, sedari tadi.
"Awas, copot tu mata!." celetuk Arsenio terkekeh geli.
Adena memalingkan wajahnya. Dia, sungguh ingin mengutuk kedua matanya ini. Seharusnya tadi dia tidak usah memperhatikan Arsen.
"Mampus kan, ketauan." batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matahari Langit ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] #Teenfiction Blurb : "Nggak ada yang bisa jatuh cinta di antara kita, karena kita itu sahabat." Ujar Langit yang fokus pada manik mata Matahari. Matahari memejamkan matanya,kemudian menatap Langit. "Gue bisa jatuh cinta sam...