®MatahariLangit24

620 34 3
                                    

Sudah dua hari matahari dirawat di rumah sakit, dan besok dia sudah diperbolehkan untuk pulang, Kini Matahari sedang makan siang untuk minum obatnya.

"Lo cepet sekolah ri, gue capek tau kerja sendirian!." ujar Arsenio dengan nada malas.

Matahari tersenyum lebar.
"Rajin banget,Kalo gini mending gue nggak usah masuk sekolah tiap hari."

Arsenio menatap Matahari tajam kemudian menyuapi Matahari dengan raut wajah ketusnya.

"Nyusahin!."

"Gitu banget sih lo!. Enggak ada baik baiknya sama gue." gerutu Matahari.

"Bawel lo."

"Ketus mulu,Kapan lembutnya?!" celetuk matahari yang memang selalu berbicara blak blakan.

Arsenio menyipitkan matanya menatap Matahari.
"Gue mau nanya sama lo." kata Arsenio mengganti topik.

"Apa?."

"Kenapa kemarin lo nangis? Langit jahatin lo?."

"Lo Khawatir sama gue?." godanya tersenyum lebar,berusaha menutupi rasa patah hatinya.

Arsenio menaruh mangkuk bubur keatas meja lalu beralih menatap Matahari.
"K-A-G-A-K!."jawabnya penuh penekanan.

Matahari mendengus kasar lalu mengerucut kan bibirnya.

"Gue pamit ya ri."  kata Arsenio.

"Mau kemana?."

"Gue mau ke bascame."

Matahari terdiam sejenak lalu mengangguk mengiyakan.
"Hati hati."

Arsenio mengangkat bokongnya dari kursi dan segera pergi. Namun rasanya dia tidak tega untuk meninggalkan wanita yang sedang patah hati ini.

Arsenio menghembuskan nafas panjang nya lalu terduduk kembali, sembari menatap Matahari fokus.
"Kalo lo lagi pengen curhat, tinggal curhat sama gue!." ujarnya.

"Memangnya lo mau dengerin?." tanya Matahari yang dapat anggukan dari Arsenio.

"Kalo gue nya nangis gimana?."

"Pundak gue ada dideket lo!." jawab Arsenio.

Matahari tersenyum manis kemudian memeluk Arsenio hangat, Dia merasakan Hatinya tenang jika sudah memeluk seseorang.

Yang dipeluk hanya dapat terdiam mematung. Sudah kedua kalinya mereka berpelukan, dan entah kenapa Arsen tidak pernah menolaknya, dia malah menerima nya dengan penuh ketulusan.

~©MatahariLangit.~

"Kenapa gue harus dapat tugas bareng lo sih!." gerutu Lami yang melirik Arya sinis.

"Terima aja sih, lagian lo nggak akan rugi kalo nugas sama gue!." balas Arya.

"Rugi gue nugas sama lo!."

Arya membalikkan badannya menghadap Lami,Kedua tangannya dia lipatkan didepan dada.
"Sebutin dimana ruginya? Biar entar gue ganti rugi."

Lami mendengus sebal lalu menatap Arya tajam.
"Waktu berharga gue rugi karena lo!."

"Terus apa lagi?."

"Keringet gue keluar sia sia karena lo!."

"Mmm, terus apa lagi?."

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang