®MatahariLangit52 [Pergi]

514 42 5
                                    

Matahari melangkahkan kakinya disepenjang trotoar jalan. Angin yang lumayan kencang membuat Rambut gerai matahari berterbangan.

Jalanan yang cukup ramai membuat Fokus Matahari sesekali teralihkan. Sore ini Matahari memutuskan untuk pergi jalan jalan, untuk menenangkan suasana hatinya.

"Ada hal hal yang bisa kita miliki tetapi tidak bisa kita pegang erat selamanya." Batin Matahari bergumam.

"Akan ada yang merebutnya." sambung batinnya terus bergumam.

Matahari berhenti melangkah, dia berdiri tepat dipinggir trotoar dan menghadap ke pembatas Trotoar, yang jika kalian loncat akan jatuh ke sungai.

Matahari menatap kebawah, melihat betapa tenanngnya air dibawah sana. Namun walaupun tenang dia dapat melenyapkan banyak orang.

Saat tengah fokusnya melihat Kebawah, tiba tiba ada yang menepuk bahu Matahari,membuat Matahari beralih melirik kearah Orang tersebut.

Tatapan Matahari seketika menyendu setelah tahu bahwa yang berdiri disampingnya kini adalah orang yang sangat Matahari butuhkan sekarang.

Dengan cepat Matahari menenggelamkan Kepalanya didada bidang pria itu, Entah kenapa Matahari sudah tidak dapat menahan air matanya lagi, Dia pun menangis didalm pelukan pria itu.

Arsen membalas pelukan Matahari dan mengelus pucuk kepala Matahari lembut berusaha menenangkan. Karena masih ada agler yang menunggunya dimobil, dengan cepat Arsen mengkode agar agler pulang duluan.

Agler hanya menurut lalu pergi meninggalkan Matahari dan Arsen yang tengah berpelukan di trotoar itu.

Jujur Arsen lumayan Malu karena banyak pasang mata yang melihat mereka berpelukan, tapi mau bagaimana pun Arsen tidak bisa menolak pelukan Matahari pasalnya dia tahu pasti Matahari sangat membutuhkan nya.

"Gue kan udah bilang berkali kali sama lo, Tinggalin Langit! Dia bukan yang terbaik buat lo, Asal lo tau... Diluaran sana masih banyak yang ngantri buat dapetin lo!." ujar Arsen seraya melepas pelukannya lalu menangkup pipi Matahari Menatapnya dalam dalam.

Arsen perlahan menghapus jejak air mata Matahari.
"Gue nggak suka liat lo nangis mulu!" kata Arsen yang membuat Matahari menatapnya sendu.

"Gue beliin es Cream deh! Biar lo nggak nangis lagi!"

Matahari  melepas kedua tangan Arsen dari pipinya.
"Gue nggak mau..." jawabnya yang masih terdengar suara sedihnya.

Arsen memutar bola matanya malas.
"Kalo lo lagi sama gue! You Don't cry okey...."

"Berasa jadi gue nyakitin lo...."sambungnya yang membuat Matahari tersenyum tipis.

"Ya udah gue mau es cream tapi, lo gendong gue!" kata Matahari seraya menjulurkan kedua tangannya.

"Manja banget lo! Masih punya kaki kan?."

"Arsennnn....." rengeknya yang membuat Arsen akhirnya menyerah.

Dia pun berjongkok dihadapan Matahari dengan cepat Matahari naik ke punggung Arsen.

"Anjirr.....Lo berat banget!" pekik Arsen setelah melangkah pergi.

Matahari hanya tersenyum sembari menaruh dagunya dibahu Arsen.
"itung itung nurunin lemak lo!" jawab Matahari terkekeh.

Arsen hanya melirik Matahari dengan sudut matanya.
"Lo bisa nggak sih, nggak usah nyekek!" Kata Arsen yang merasakan Tangan Matahari terlalu kuat memeluk leher Arsen.

Matahari pun terkekeh lalu mengendorkan pelukannyan itu.
"Maaf...." ujarnya.

Selama dalam perjalanan mereka saling melemparkan lelucon lucu yang membuat kedua nya tertawa lepas. Disitulah Matahari dapat merasakan bahwa bersama Arsen dia selalu merasa terhibur walupun Arsen Agak cuek dan kasar dalam berbicara.

Matahari Langit ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang