Cahaya matahari kini tepat berada di wajah gadis itu. Hooaahh. Alarm pun dari tadi berbunyi, tapi tetap saja tidak di hiraukan oleh Auryn.
Apa? Udah jam 6?
Auryn pun segera bergegas ke kamar mandi, tentu ia tidak mandi, karena waktu yang sangat mepet.'ini gimana sih, bunda kok ga bangunin gue'
Selesai bersiap-siap, yes selesai.
Auryn memulai semuanya dari awal, benar kata Kenan, ia tidak seharusnya berada di titik nol, ia harus bangkit, biar almarhum ayahnya tenang disana dan juga bangga dengan Auryn."Buuunn , Auryn kok gak di...." Ucapan Auryn menggantung, karena ia sangat kaget, di depannya ada seorang cowok yang beberapa hari ini tidak di temui oleh Auryn. Et et, bukan Kenan, tapi Gatra Ganendra.
"Kok kak Gatra ada disini?"
"Gue jemput lu gaboleh?"
"E e iy iyya kak gakpapa." Ucap Auryn dengan gugup.
Gatra cuma tersenyum tipis melihat tingkah Auryn, tapi Auryn tidak dapat melihat senyuman itu, karena sangattt tipiiiss sekali.
"Eh anak bunda, sekolah yang bener ya nak, buat ayah di sana bangga" kata bundanya Sambil mengelus rambut putrinya yang sedang memakai sepatu.
"Siap komandan"
"Ini bekalnya, dimakan ya"
"Loh kok dua?"
"Iya satunya buat nak Gatra, dia baik, ibu suka"
Blushhh, pipi Auryn merah merona, bak mawar yang sedang merekah.
"Ih bunda, Yaudah Auryn berangkat dulu bun, udah jam segini, assalamualaikum"
"Gatra pamit berangkat tante, Assalamualaikum."
"Walaikumsalam, Hati-hati nak Gatra"
Motor Gatra pun keluar dari perumahan. Mereka berangkat bersama. Ini suatu hal yang tidak terduga menurut Auryn.
Gatra pun seperti itu, ia tidak tau kenapa motornya jalan sendiri ke perumahan ini. Ada apa dengannya? Dengan hatinya? Dengan pemikiran nya? Semua di penuhi oleh nama Auryn Auryn Auryn.
"Gue besok tanding futsal, lu harus liat"
"Enghh, iy iyya kak"
"Kalo lu ga liat, gue turunin lu disini"
Auryn bergidik ngeri, bagaimana bisa, ini sudah sangat mepet, bentar lagi masuk. Gatra malah mengancamnya seperti itu.
"Iya kak, gue bakalan liat. So santuy, gue bakal ajak Nadin, secarakan dia suka sama kak bimo, nanti biar kak Bimo semangat kalo ada Nadin. heheh" kekeh Auryn.
Gatra sempat kaget mendengar itu, dan Auryn? Auryn mengutuk dirinya sendiri, kenapa ia bisa keceplosan. Bisa gawat kalo Nadin tau jika ia memberi tau Gatra.
"Btw lawan sekolah mana kak?"
"SMK Merah Putih"
Auryn kaget, bukankah kapten SMK Merah Putih adalah Kenan?
"Yang kaptennya Kenan bukan?"
"Ya" tiba-tiba saja, Gatra langsung mengegas motornya. Auryn pun kaget.
Kenapa dengan pria di depannya ini?
****
Gerbang sekolah pun mulai terlihat.
"Kak ayo kak, keburu gerbangnya di tutup, eh gue turun didepan gerbang aja kak, biar ga ada yang liat kalo kita berangkat bareng"
Gatra tidak menghiraukan ucapan Auryn. Ia terus saja melewati gerbang itu tanpa menurunkan Auryn.
Kini mereka berdua menjadi sorotan, ada pandangan positif dan negatif dari siswa-siswi yang melihatnya.
Ih enak banget sih dapet tumpangan gratis.
Cocok banget ya mereka.
Dih masih cantik juga gue
Ceweknya pasti ganjen tuh
Murahan
Dan masih banyak lagi,.
Auryn tidak menghiraukan itu, Auryn hanya menganggap itu angin yang lalang di depannya.
"Cepet masuk ke kelas"
"Lah kakak gima..." Ucapan Auryn terpotong
"Gue nunggu temen"
"Oh iya deh, gue duluan kak"
"Hm"
***
Sedangkan di depan gerbang, ada cowok yang sedari tadi mengikuti Gatra dan Auryn. Tak lain adalah Kenan.
Kenan hanya mampu tersenyum melihat Auryn dan Gatra berangkat bersama. Kenan pun berharap bahwa Auryn dapat melupakannya.
'Semoga lu bahagia ryn, meskipun gak sama gue'.
Jangan lupa vote, tinggalkan jejak kalian.
Khamsahamnida❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
GATRA-RYN
Teen FictionGadis yang ceria penuh canda tawa, Tapi dibalik itu semua, dia berbalut luka di hatinya. Bagaimana tidak, jika ada Pria yang menghantam hatinya berkali-kali dan membiarkan hati seorang gadis berantakan tanpa mau menatanya kembali. Happy reading, Ja...