DELAPAN

22 4 0
                                    

Setelah bergulat dengan pelajaran hari ini, Jenna dan Luke memutuskan untuk pergi hangout bersama di malam harinya. Karena besok weekend, maka Jenna dengan bebas bisa pergi tanpa memikirkan tugas-tugasnya dan bangun paginya.  Selepas Luke mengantar Jenna pulang, Luke pulang terlebih dahulu untuk bersiap lalu berjanji akan menjemput Jenna lagi nanti malam.

"Nanti ku jemput lagi, sekitar jam 7 malam ya." ucap luke yang tetap didalam mobil.

"Okee. Kau juga istirahat dulu luke. Hati-hati dijalan ya."

"Siapp boss!!." Luke memberi hormat lalu melajukan mobilnya untuk pulang ke rumahnya.

Jenna memasuki rumahnya, terlihat sepi. Hanya beberapa pelayan yang sedang merapihkan ruang tamunya. Letto yang sibuk menginstruksi pelayan untuk merapihkan beberapa barang yang terlihat masih tidak bagus di posisinya, bahkan ada barang-barang yang di ganti.

" letto." panggil Jenna. Lalu letto menoleh ke arahnya

"Hai nona, kau sudah pulang rupanya. Diantar oleh pangeran lagi ya?sepertinya  aku tidak melaksanakan tugasku untuk mengantar jemputmu lagi sekarang." Terus terang Letto membuat pipi Jenna merah merona.

"letto...., jangan gituu. Aku malu." Jawab Jenna sambil menggaruk pelipis kanannya yang tidak gatal.

"Ohh yaa, omong-omong kenapa kau merapihkan barang-barang yang ada di ruang tamu? Padahal itu masih sangat amat rapih, tidak kotor dan yaa kau tau kan ruangan ini sempurna. Tapi kenapa di ubah-ubah lagi posisinya? Dan sepertinya lampu di sudut itu diganti ya? Karpet bulunya juga di ganti? Memangnya kenapa?." Tanya Jenna penasaran.

"Hmmn kau seperti tidak mengenal Nyonya Angeline saja sayang. Malam ini akan kedatangan tamu, bisa dibilang rekan bisnin Tuan Antonio."

"Rekan bisnisnya Dadyyy? Astaga sekedar rekan bisnis saja sampai seheboh ini?? Apa kau tidak memberi mom saran untuk tak berlebihan letto? Astaga aku pusing sekarang." ucap Jenna sambil menganga dan memegangi kepalanya.

"Hahahahaa, sudah cantik. Aku sudah memberi saran pada Nyonya. Tapi kau tau kan, mungkin Nyonya bingung mau menghabiskan uang Tuan seperti apa. Mungkin juga Nyonya bosan dengan tampilan ruangan ini." Jelas Letto sambil tersenyum lebar.

"Ah sudah sudah, memang Mom itu super unik. Aku makin sayang Mom, sudahlah aku naik dulu ya Letto."

"Tidak makan dulu? Nanti kau sakit sayang."

"Hikksss iya iya paman Letto yang paling tampan. Nanti aku makan setelah mengganti seragamku ini."

"Baiklah-baiklah. Ku kira hanya Luke yang tampan, tapi ternyata aku juga tampan. Benarkan?."

"Astagaa, aku tambah pusinggggggggg!!!!." Jawab Jenna sambil lari naik ke kamarnya. Rona merah pipi Jenna selalu merekah ketika membahas Luke. Letto terkekeh melihat tingkah anak majikannya yang sudah menjadi gadis remaja itu. Bukan Jenna dengan tangisan rengeknya karena tidak diberi permen.

Jenna bergegas kekamar tidurnya. Membuka pintu kamarnya dan mendapatkan Momnya dengan 2 pelayan sedang mengeluarkan pakaiannya dari lemari.

"Momm.. Apa yang sedang mom lakukan dengan pakaianku?." Tanya Jenna yang khawatir akan pakaian-pakaiannya yang sebagian telah di masukkan ke dalam kotak kontainer plastik.

"Haiii anakku yang super cantik seperti mom. Ohh ini, mom sedang memilih pakaianmu yang sudah tak layak dan menggantinya dengan yang baru." Jawab Angeline sambil menunjuk pakaian Jenna yang sudah masuk kedalam kontainer.

"Apaa?? Sudah tak layakk?? Mom yang benar saja, pakaian-pakaian itu baru mom belikan bulan lalu kan? Waktu mom pergi ke Swiss? Jerman?? Spanyol?? Astaga yang benar sajaa mommmmmm."

Jenna will you? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang