Lucas telah dipindahkan ke ruang rawat inap. Alvin dengan setia menunggu Lucas, Lucas masih belum terbangun. Seharusnya efek bius telah habis. Tapi, masih di bilang normal karena tubuh Lucas mengalami respon kelelahan. Jadi tinggal menunggu saja tubuh Lucas cukup ssgar untuk kembali.
Jam kerja Jenna sedikit lagi habis, Jenna menyempatkan untuk pergi keruangan Lucas sebelum dia pulang. Jenna memasuki ruangan VVIP tersebut dan menemukan Lucas yang masih terpejam.
Alvin yang tengah berbaring di sofapun terbangun karena suara pintu terbuka.
"Jenna.."
"Tidur lagi saja Vin, aku tau kamu kelelahan. Aku hanya ingin menemui Lucas sebelum pulang."
Alvin bersender lagi di sofa lalu menutup kedua matanya dengan siku bagian dalam.
Jenna berdiri tepat disamping bangkar Lucas lalu mengelus rambut Lucas yang sedikit panjang. Saat Jenna masih asik menyisir rambut Lucas, tiba-tiba tangannya dipegang. Dan yang memegang itu Lucas.
"Lu-Lucas..."
"Hai..." Sapa Lucas dengan suara seraknya.
"Kau pasti haus, sebentar aku ambilkan air dulu."
Jenna mengambil gelas di atas nakas sebelah bangkar Lucas lalu memasukan sedotan.
"Ayo minum dulu, pelan-pelan ya.." Jenna memberi Lucas minum dengan telaten.
"Terima kasih.."
Jenna tersenyum lalu menarik kursi dan duduk tepat di samping Lucas.
"Apa kamu lapar?." Tanya Jenna lagi.
Lucas mengangguk lemah.
"Tunggu sebentar ya, biar aku panggilkan perawat untuk membawa makanan untuk kamu."
"Tidak usah Jenna, biar saya saja yang beri tahu." Suara Alvin mencegah Jenna saat dirinya hendak bangun dari duduk.
"Baiklah, aku akan temani Lucas kalau begitu."
Alvin segera keluar dari ruangan meninggalkan Jenna dan Lucas.
"Lucas.." Lucas menatap Jenna lembut.
"Ini..." Jenna mengeluarkan kalung Lucas lalu menaruh pada tangan kanan Lucas.
"Aku sengaja meminta untuk menyimpan kalungmu, dan juga... Aku ingin menanyakan sesuatu."
"Apa yang ingin kamu tanyakan hem?." Ucap Lucas lembut.
"Kalung itu.... Kalung itu sama persis dengan kalung yang aku berikan pada Luke dulu, ketika dia berulang tahun."
"Lalu?."
"Apakah, eemm maksudku aku berfikir bahwa kamu itu memang Luke yang menghilang selama ini."
Lucas tersenyum lembut, lalu hendak mencoba untuk duduk.
"Ahk.." Rintih Lucas kesakitan.
"Lucas jangan bergerak dulu, kamu belum bisa untuk duduk. Jahitannya belum kering."
Ucap Jenna khawatir.
"Bisa bantu aku untuk naikan kepala bangkar ini?."
Jenna mengangguk lalu menekan remot kontrol untuk menaikan kepala tempat tidur.
"Sudah cukup, terima kasih."
Jenna duduk kembali dan menatap Lucas dalam. Tatapan penuh harap dan kebingungan.
"Jadi.. Aku ingin tahu, apakah dugaanku benar atau ti...." Ucap Jenna terhenti ketika Alvin masuk membawa nampan berisikan makanan untuk Lucas.
"Ini makanannya." Alvin menyerahkan nampan itu pada Jenna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jenna will you?
Romansa(End✔️) Tuhan telah merencanakan ini semua. Aku percaya semua tentang kita adalah takdir. Namun ketika takdir tak berjalan sesuai dengan apa yang kita mau, akankah kita bisa merubahnya?. Entahlah, hanya Tuhan, Jenna, dan Luke yang tahu. "Tunggu aku...